Bisnis.com, JAKARTA - Miami Heat mungkin kalah dari Los Angeles Lakers di Final NBA, tetapi itu tidak akan menghentikan penyerang all-star mereka, Jimmy Butler, untuk mengejar impiannya pada bisnis kopi.
Dinamai Big Face Coffee, atlet basket ini berubah menjadi barista dan menagih para pemain NBA lainnya US$20 per cangkir untuk minuman seperti latte, macchiato, dan americano - semua diseduh dengan french press mahal milik Butler.
Di kafenya, Butler hanya menerima pembayaran tunai dan menolak "I Owe You" (IOU), atau segala jenis hutang.
"Saya bisa saja menaikkan harganya jadi US$30 per cangkir. Semua orang di sini mampu membayarnya," kata Butler kepada ESPN, seperti dikutip melalui Entrepreneur, Selasa (13/10).
Pada awalnya, pop-up kafe yang dilakukan Butler tampak seperti lelucon para jutawan bosan dan mencoba menghabiskan waktu di tengah karantina NBA.
The Heat terisolasi selama tiga bulan di Miami untuk melindungi para pemainnya dari paparan Covid-19.
Butler sendiri mengaku memulai bisnis ini karena adanya keluhan tentang kualitas kopi di lokasi karantina.
Tapi ternyata Butler punya rencana untuk membawa Big Face Coffee sebagai bisnis yang serius.
Bulan lalu, dia mengajukan dokumen dan menggelontorkan US$4.125 untuk merek dagang Big Face Coffee yang akan dia pakai pada merchandise seperti mug, topi, biji kopi, dan berbagai macam makanan panggang. Juga ada di daftar merek dagangnya: Slogan "No I.O.U.s".
Industri kopi sulit dipecahkan dan sangat kompetitif, tetapi Butler tahu sesuatu tentang mengatasi rintangan.
Ketika dia berumur 13 tahun, ibunya mengusirnya dari rumah, berkata, "Aku tidak suka penampilanmu. Kamu harus pergi," kenang Butler.
Dia menghabiskan sebagian besar masa sekolah menengahnya dengan tidur di sofa teman-temannya dan mengumpulkan uang di mana pun dia bisa. Basket adalah garis hidupnya.
Meskipun mencetak angka-angka luar biasa di Tomball High School di Texas, Butler tidak menarik perhatian perekrut perguruan tinggi besar mana pun, jadi dia pergi ke Tyler Junior College, di mana dia menjadi pencetak skor terbanyak mereka dan merupakan Honorable Mention Junior College All- American.
Setelah mendapatkan beasiswa di Marquette University, karirnya di sana ternyata tidak dimulai dengan sukses. Butler menghabiskan sebagian besar tahun keduanya sebagai bench warmer.
Asuhan keras dari pelatihnya, Buzz Williams, pada akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun terakhirnya, Butler menjadi salah satu pemain bintang Marquette.
Butler direkrut dengan overall pick ke-30 dalam draft NBA 2011 oleh Chicago Bulls. Selama karirnya, dia telah lima kali meraih NBA All-Star, Peraih Medali Emas Olimpiade, dan pencetak skor terbaik, memberinya julukan "Jimmy Buckets."
Di musim pertamanya bersama The Heat, Butler membawa tim unggulan kelima itu sampai ke Final NBA. Dia menyampaikan akan berusaha lebih keras tahun depan setelah timnya gagal lolos ke babak playoff tahun lalu.
Tidak ada kabar tentang apa rencana Butler ketika off-season, tapi seperti karir bola basketnya, Anda bisa yakin dia akan terus melanjutkan usahanya di Big Face Coffee.
https://twitter.com/IraHeatBeat/status/1294616875482189825