Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menghadiri peresmian atau groundreaking proyek baterai mobil listrik terintegrasi konsorsium anak usaha CATL dan BUMN Indonesia, dan kaget dengan kehadiran sosok taipan satu ini, siapa dia?
Dalam sambutannya pada acara tersebut, Prabowo mengaku kaget saat meligat pemilik grup Artha Graha Tommy Winata dalam acara peresmian tersebut di Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
Tommy Winata sendiri menghadiri acara tersebut selaku pemilik grup Artha Graha, induk dari Artha Industrial Hall, tempat proyek pabrik baterai mobil listrik itu berlokasi.
"Ada TW [Tomy Winata] ada di sini, muka yang familiar jadi saya, harus saya sapa juga," kata Prabowo memotong sambutannya.
Lantas siapa Tomy Winata?
Mengutip catatan Bisnis, pria dengan inisial nama TW ini masuk dalam taipan jajaran kelompok 9 naga.
Baca Juga
Dia adalah seorang sosok pengusaha yang berpengaruh di zaman Orde Baru bahkan hingga sekarang. Tomy Winata lahir pada 23 Juli 1958, merupakan seorang keturunan Tionghoa yang menggenggam Grup Artha Graha atau Artha Graha Network.
Dia menggenggam usaha yang bercabang di berbagi bidang, mulai dari perbankan, properti dan infrastruktur.
Tak berasal dari keluarga berada, Tomy Winata mengaku hanyalah seorang lulusan SMP, dan tak melanjutkan pendidikan lantaran takut tertarik ikut terjun ke dunia politik.
Dia membangun kesuksesannya berjuang dari nol lantaran menjadi seorang anak yatim piatu yang hidup dalam kemiskinan.
Dia memulai usahanya dengan bekerja dari menjadi kuli bangunan hingga akhirnya terhubung dengan dunia militer.
Pria dengan nama Tionghowa Oe Suat Hong ini memulai bisnisnya pada 1972 dalam proyek pembangunan kantor koramil di Singkawang.
TW juga menjadi sosok kunci di balik pemilik kawasan perkantoran SCBD. Di mana saat ini dia menjabat sebagai Komisaris bersama dengan Sugianto Kusuma sebagai Komisaris Utama.
Adapun, pada 2016 nama Tomy Winata sempat tercatat dalam daftar 40 orang terkaya RI, di mana pada saat itu kekayaanya dilaporkan sebesar US$110 juta atau Rp1,6 triliun.
Beberapa sumber kekayaannya antara lain PT Danayasa Arthatama yang merupakan perusahaan pengembang kawasan SCBD yang dimulai sejak 1987.
Di mana, pada saat itu Danayasa diberikan kepercayaan untuk menyulap lahan kumuh seluas 45 hektare di "Jantung Segitiga Emas" Jakarta menjadi kawasan niaga terpadu modern.
Kemudian, Tomy Winata juga mendapatkan kucuran kekayaan dari kepemilikannya pada PT Jakarta International Hotels & Development Tbk. (JIHD), yang didirikan pada November 1969 dan mulai beroperasi pada bulan Maret 1974 dengan pembukaan Hotel Borobudur.
Selain itu, namanya juga tak asing lagi di Grup Bank Artha Graha Internasional Tbk. (INPC). Bank ini pertama kali berdiri pada 1973 dengan nama PT Inter-Pacific Financial Coorporation. Perusahaan ini kemudian melakukan merger PT Bank Artha Graha pada 14 April 2005.
Adapun, status kepemilkan Tomy Winata di INPC merupakan kepemilikan tidak langsung usai sejumlah perusahaan miliknya menggenggam porsi kepemilikan saham di bank ini.
Di ketahui, bersama dengan pengusaha 9 Naga lainnya, Aguan, Tomy Winata membangun 5 perusahaan yang saat ini statusnya merupakan pemegang saham INPC.
Kekuatannya di berbagai lini bisnis juga tak lepas dari kepemilikannya di perusahaan induk PT Arta Graha Grup, yang merupakan perusahaan konglomerasi milik Tomy Winata yang membawahi 43 perusahaan yang bergerak pada beragam sektor baik pariwisata, perhotelan, hingga pelayanan teknik.
Adapun, dalam proyek ekosistem baterai mobil listrik terintegrasi yang diresmikan Presiden kemarin, Tomy Winata terlibat karena merupakan pemilik grup konglomerat Artha Graha yang menaungi lokasi berdirinya proyek tersebut, di Artha Industrial Hill, Kawasan Industri Karawang, Jawa Barat.
Proyek ini merupakan milik konsorsium antara PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM), PT Indonesia Battery Corporation (IBC) dan anak usaha CATL yaitu CATL, Brunp and Lygend (CBL).
Konsorsium tersebut membentuk perusahaan patungan yakni PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB).