Bisnis.com, JAKARTA - Kekayaan miliarder Prajogo Pangestu kembali meroket, setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan tajam yang telah menggerus kekayaan miliaran dolar selama setahun terakhir.
Pria berusia 81 tahun ini, yang merupakan orang terkaya di Indonesia itu, telah menambah lebih dari US$20 miliar atau sekitar Rp328,13 triliun ke kekayaan bersihnya sejak mencapai titik terendah pada April, menjadikan kekayaannya mencapai US$36,2 miliar atau setara dengan Rp593,9 triliun, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Mengutip Bloomberg, Selasa (29/7/2025), lonjakan ini terutama didorong oleh keputusan Morgan Stanley Capital International (MSCI) bulan ini untuk mencabut pembatasan pada tiga perusahaan yang terkait dengannya, termasuk PT Barito Renewables Energy, perusahaan panas bumi yang menyumbang lebih dari sepertiga kekayaannya.
Mulai Agustus, MSCI akan memasukkan mereka lagi dalam penilaian indeksnya, setelah mengecualikan mereka karena kekhawatiran tentang tingginya konsentrasi saham yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali.
Setelah pengumuman dari MSCI, Barito Renewables melonjak membuat kekayaan Prajogo Pangestu naik US$3,5 miliar atau sekitar Rp57,42 triliun, yang merupakan keuntungan terbesarnya dalam satu hari.
Sebelumnya, pada Februari Prajogo Pangestu kehilangan US$5,4 miliar, dan September lalu dia juga menderita kerugian satu hari yang lebih besar lagi sebesar US$5,9 miliar. Sejak 2023, dia banyak mengalami gejolak dalam kekayaannya yang bernilai miliaran dolar.
Baca Juga
Historia Bisnis Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu, putra seorang pedagang karet dan sempat menjadi supir angkot, mendirikan Barito Pacific pada tahun 1979 untuk berdagang kayu.
Bisnis ini kemudian berhasil dan berkembang. Pada tahun 2007, Prajogo memperluas sayapnya ke sektor lain di luar kayu, dan bertransisi menjadi pemain utama di sektor petrokimia dengan mengakuisisi perusahaan Chandra Asri.
Perusahaan ini menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia setelah bergabung dengan Tri Polyta Indonesia.
Kemudian pada tahun 2015, perusahaan tersebut menjalin kerja sama dengan produsen ban Prancis Michelin untuk membangun pabrik karet sintetis di Indonesia.
Barito Pacific lantas juga melebarkan sayapnya ke energi terbarukan melalui Barito Renewables Energy, yang mengendalikan Star Energy, salah satu perusahaan panas bumi terbesar di dunia.
Kini, kekayaan Prajogo Pangestu punya sumber di berbagai cabang, mulai dari industri petrokimia, tenaga listrik, properti, perkebunan, dan kehutanan, dan kini fokus utamanya adalah pembangkit listrik.
Dengan kekayaan US$36,2 miliar, Prajogo Pangestu juga mengukuhkan posisinya sebagai orang terkaya di Indonesia.