6. Wang Laichun
Wanita yang juga dikenal sebagai Grace Wang ini memiliki kekayaan US$7,6 miliar. Dia adalah ketua produsen elektronik Luxshare Precision Industry, produsen konektor elektronik yang menjadikan Apple sebagai pelanggannya.
Wang bekerja di Hon Hai Precision Industry, juga dikenal sebagai Foxconn, milik miliarder Taiwan Terry Gou selama 10 tahun.
Wang keluar pada 1997 dan bekerja sama dengan saudaranya Wang Laisheng untuk mendirikan Luxshare pada 2004, dan sekarang dia menduduki posisi sebagai wakil ketua di perusahaannya.
7. Eren Ozmen
Eren Ozmen adalah ketua, presiden, dan pemilik mayoritas di sebuah perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan swasta Sierra Nevada Corporation (SNC).
Lewat kepemilikannya di perusahaan tersebut, Ozmen mengempit kekayaan senilai US$4,4 miliar. Ozmen dan suaminya Fatih, keduanya imigran Turki, membeli SNC pada 1994 ketika perusahaan tersebut hanya memiliki 20 karyawan.
Pada April 2024, SNC memenangkan kontrak senilai US$13,1 miliar dari Angkatan Udara AS untuk mengembangkan pesawat E-4 "Doomsday" berikutnya, yang akan menjalankan respons militer terhadap perang nuklir.
Baca Juga
Pada April 2021, SNC memisahkan kemampuan antariksanya dan membentuk perusahaan antariksa komersial baru, Sierra Space.
Sierra Space kemudian mengumpulkan US$290 juta dengan valuasi US$5,3 miliar pada September 2023, dan akan meluncurkan penerbangan pertamanya dengan pesawat antariksa kargo bernama Dream Chaser pada 2025.
8. Peggy Cherng
Peggy Cherng mendulang kekayaannya sebesar US$3,8 miliar sebagai salah satu pendiri dan salah satu CEO Panda Express, jaringan restoran cepat saji asal China dengan estimasi valuasi senilai US$5,9 miliar, yang telah membuka sekitar 2.400 lokasi.
Lahir di Myanmar, Cherng meraih gelar Ph.D. di bidang teknik listrik di AS, kemudian bekerja untuk 3M dan McDonnell Douglas, tempat dia membantu merancang simulator medan perang untuk Angkatan Laut AS.
Dia meninggalkan kariernya sebagai teknisi untuk membantu suaminya, Andrew Cherng, membuka lokasi pertama Panda Express di pusat perbelanjaan Glendale, California, pada 1983.
Dia menerapkan perangkat lunak penjualan dan analitik perusahaan, lebih awal daripada banyak restoran lain, yang membantu menjadikan Panda Express pemain dominan di antara jaringan restoran Asia yang kala itu masih terbatas di Amerika.
Pada 2018, keluarga Cherng berinvestasi dalam sebuah grup yang membeli hotel Mandarin Oriental, yang sekarang menjadi Waldorf Astoria, di Las Vegas seharga US$214 juta.
9. Oprah Winfrey
Seorang tokoh media dan pengusaha terkemuka, Oprah Winfrey memiliki kekayaan US$3,1 miliar. Dia mengubah acara bincang-bincangnya yang populer, yang berlangsung selama 25 tahun hingga 2011, menjadi kerajaan media dan bisnis.
Laba dari acaranya, ditambah laba dari film-film seperti The Color Purple, Beloved, dan Selma (yang diproduksi bersama oleh Harpo Productions) berjumlah sekitar lebih dari US$2,5 miliar, diinvestasikan kembali yang membawanya menjadi miliarder.
Pada 2011, Winfrey meluncurkan saluran kabel OWN. Dia menjual sebagian besar sahamnya di jaringan tersebut kepada pemilik Warner Bros. Discovery pada 2020 dengan imbalan saham di perusahaan tersebut.
Winfrey, yang membeli 10% saham di WeightWatchers pada 2015, menyumbangkan sahamnya pada Februari 2024 ke Museum Nasional Sejarah dan Budaya Afrika-Amerika milik Smithsonian.
Portofolio real estatnya juga begitu luas, mencakup rumah-rumah di California dan lebih dari selusin properti termasuk 2.100 hektar tanah di Hawaii.
10. Lucy Guo
Miliarder wanita pendatang baru dengan kekayaan US$1,3 miliar, Lucy Guo mendulang kekayaannya dari menjadi pendiri perusahaan AI, meski tak lulus kuliah dari jurusan ilmu komputer dan interaksi manusia-komputer di Carnegie Mellon University.
Lucy Guo mengawali bisnisnya dengan mendirikan dan mengelola Passes, sebuah platform bagi para kreator untuk berbagi saran dan banyak hal lainnya. Perusahaan tersebut mengumpulkan US$50 juta dari para investor dari 2022 hingga 2024.
Sebelum Passes, Guo juga mendirikan perusahaan kecerdasan buatan Scale AI bersama Alexandr Wang pada 2016. Namun, meninggalkan perusahaan tersebut pada 2018.
Guo telah memegang sebagian besar sahamnya di Scale sejak dia meninggalkan perusahaan tersebut. Hal itu pula yang membawa Guo masuk dalam daftar 30 Under 30 versi Forbes pada 2018.