Bisnis.com, JAKARTA - Menjadi orang terkaya di dunia bukan hal mudah, terutama bagi wanita di dunia bisnis yang masih didominasi oleh kaum pria. Namun, para wanita ini membuktikan bisa menjadi miliarder, dalam dolar AS, atas hasil usahanya sendiri.
Posisi wanita terkaya di dunia saat ini masih diduduki oleh Alice Walton, dengan kekayaan mentereng, mencapai US$115 miliar pada 2025.
Namun, kekayaannya merupakan hasil warisan dari perusahaan yang dibangun ayahnya, Sam Walton, yang mendirikan Walmart dan menjadi perusahaan ritel terbesar saat ini.
Alih-alih memanfaatkan warisan, para wanita dalam daftar di bawah ini mengumpulkan dolar demi dolar atas hasil sendiri, baik dari karya ciptaannya atau karena sukses berbisnis di berbagai bidang, mulai dari makanan minuman, sampai industri pelayaran.
Berikut ini, Bisnis merangkum 10 wanita terkaya di dunia yang berhasil menjadi miliarder atas hasil usahanya sendiri pada 2025:
1. Rafaela Aponte-Diamant
Dengan kekayaan US$36,4 miliar menurut Forbes, Aponte-Diamant masih mempertahankan kedudukannya sebagai miliarder wanita terkaya atas hasil sendiri.
Rafaela Aponte-Diamant dan suaminya Gianluigi merupakan pendiri dan pemilik MSC, perusahaan pelayaran terbesar di dunia. Mereka memasuki industri pelayaran bersama pada 1970 dengan membeli sebuah kapal dari uang pinjaman sebesar US$200.000.
Baca Juga
MSC kini juga beroperasi dalam pelayaran liburan (MSC Cruises), logistik pedalaman (Medlog) dan operasi pelabuhan (Terminal Investment Limited.)
Rafaela bertanggung jawab untuk mendekorasi kapal-kapal untuk MSC Cruises, sementara Gianluigi adalah ketua eksekutif MSC dan putra mereka, Diego menjadi Presiden MSC.
2. Diane Hendricks
Punya kekayaan US$22,3 miliar, nama Diane Hendricks selalu tenar sebagai salah satu wanita pebisnis paling sukses di Amerika Serikat.
Diane Hendricks mengepalai ABC Supply, salah satu distributor grosir atap, pelapis dinding, dan jendela terbesar di AS. Dia mendirikan bisnis tersebut bersama mendiang suaminya, Ken, di Beloit, Wisconsin, pada 1982.
Dia kemudian mengepalai perusahaan tersebut sejak suaminya meninggal pada 2007. Dia memimpin ABC untuk melakukan dua akuisisi terbesar dalam sejarahnya, dengan membeli pesaingnya Bradco pada 2010 dan distributor bahan bangunan L&W Supply pada 2016.
Perusahaan tersebut telah memiliki lebih dari 900 lokasi cabang dan memiliki pendapatan sebesar US$20,4 miliar pada 2023.
3. Zhong Huijuan
Seorang mantan guru kimia yang membangun perusahaan farmasi raksasa itu, kini memiliki kekayaan US$12,3 miliar.
Zhong Huijuan adalah ketua dan CEO perusahaan farmasi China, Hansoh Pharmaceutical Group, yang memproduksi obat onkologi, psikoaktif, antidiabetik, dan obat-obatan lainnya.
Suami Zhong, Sun Piaoyang, juga merupakan miliarder farmasi dan memimpin Jiangsu Hengrui Medicine yang terdaftar di bursa saham Shanghai.
Putri mereka, Sun Yuan, juga telah didapuk menjadi direktur eksekutif Hansoh.
Berkantor pusat di kota pesisir China, Lianyungang, Hansoh melantai di Bursa Efek Hong Kong pada 2019. Hansoh bermitra untuk mengembangkan pengobatan Covid oral dengan Global Health Drug Discovery Institute yang didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation pada 2022.
4. Zhou Qunfei
Punya kekayaan US$10,4 miliar, dia dikenal sebagai "Ibu Touch Screen". Dia mengepalai Lens Technology, produsen layar sentuh yang pelanggannya meliputi Apple, Samsung, dan Huawei. Perusahaan ini juga memasok ke produsen kendaraan listrik seperti Tesla dan BYD.
Sebagai pekerja pabrik migran saat remaja, Zhou telah menjadi salah satu wanita terkaya di dunia yang merintis usahanya sendiri.
Lens Technology melantai di Bursa Efek Shenzhen pada 2015, 22 tahun setelah dia mendirikan perusahaan tersebut.
Zhou pertama kali terjun sebagai pengusaha pada 1993 ketika dia mendirikan perusahaan suku cadang jam tangan, cikal bakal Lens, bersama saudara-saudaranya di sebuah apartemen di Shenzhen.
5. Judy Faulkner
Memiliki keayaan US$7,8 miliar, Judy Faulkner merupakan penyedia perangkat lunak rekam medis Epic Systems, yang dia dirikan di ruang bawah tanah Wisconsin pada 1979.
Faulkner merupakan seorang programmer komputer dan menjadi CEO perusahaan senilai US$4,9 miliar, dengan 47% sahamnya dimilikinya.
Epic Systems mendukung rekam medis lebih dari 250 juta pasien dan digunakan oleh pusat-pusat medis terkemuka seperti Johns Hopkins dan Mayo Clinic.
Perusahaan tersebut tidak pernah mengumpulkan modal ventura atau melakukan akuisisi, dan mengembangkan semua perangkat lunaknya secara internal.