Bisnis.com, JAKARTA — Orang terkaya di dunia bertambah kaya hampir US$8 miliar pada Rabu (23/4/2024) karena saham perusahaan mobil Tesla miliknya melonjak.
Dilansir Forbes, lonjakan saham Tesla menyusul pembaruan pendapatan kuartal pertama perusahaan tersebut, yang tidak memberikan banyak dorongan secara hasil keuangan tradisionalnya, tetapi karena ada angin segar bagi investor, yaitu komiten Musk untuk kembali fokus pada Tesla setelah berbulan-bulan memberikan perhatiannya yang hampir tak terbagi pada Gedung Putih.
Namun, Elon Musk dikatakan tidak akan sepenuhnya melepas jabatannya di Gedung Putih AS, sebagai pemimpin badan penasihat yang baru dibuat, Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), sejak tahun lalu, yang menempatkan orang terkaya di dunia itu di jantung pemotongan pengeluaran dan lapangan kerja AS.
"Saya masih akan menghabiskan satu atau dua hari per minggu untuk urusan pemerintahan selama Presiden menginginkan saya melakukannya," kata Musk, dikutip Kamis (24/4/2025).
Di samping keputusannya untuk mengendurkan posisinya di bawah pemerintahab Trump, Musk juga menjadi salah satu yang menentang kebijakan tarif Trump.
Meski dia menggambarkan Tesla sebagai "perusahaan mobil yang paling tidak terpengaruh" oleh tarif Trump, tetapi penasihat senior presiden itu kembali menegaskan bahwa dia tidak setuju dengan Trump mengenai kebijakan perdagangan khasnya.
Baca Juga
"Saya telah berkali-kali menyatakan bahwa saya percaya tarif yang lebih rendah pada umumnya merupakan ide yang lebih baik untuk kemakmuran," kata Musk.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa memang keputusan tarif pada dasarnya tergantung pada Trump. Namun, dia akan terus mengadvokasi tarif yang lebih rendah daripada tarif yang lebih tinggi.
"Tetapi hanya itu yang dapat saya lakukan," imbuh Musk.
Saat ini, saham Tesla tercatat masih turun hampir 40% tahun ini, jauh lebih buruk daripada penurunan S&P 500 sebesar 8% karena tarif Trump yang sering berubah menyebabkan meningkatnya kekhawatiran akan resesi.
Musk sendiri menyumbangkan US$288 juta untuk kampanye Trump, menjadikannya donatur politik terbesar dalam siklus pemilu 2024.
Peran Musk sebagai pimpinan DOGE, yang mengawasi berbagai upaya pemangkasan biaya termasuk PHK massal di pemerintah federal, membawa reaksi keras terhadap Tesla, karena penjualannya jadi merosot secara global akibat meluasnya protes dan vandalisme.
Selain perannya di DOGE dan Tesla, Musk juga merupakan CEO raksasa kedirgantaraan SpaceX, perusahaan rintisan AI generatif xAI, dan beberapa perusahaan lainnya.
Dengan kenaikan kekayaannya setelah pengumuman komitmen kembali ke Tesla, kekayaan Musk saat ini menjadi US$369,2 miliar, sehingga dia tetap unggul atas orang terkaya berikutnya, pendiri Amazon Jeff Bezos, dengan US$170 miliar.
Lonjakan ini terjadi karena saham Tesla melonjak 5% menjadi US$251 sebagai respons terhadap laporan kuartal I/2025 pada Selasa malam, yang buruk menurut sebagian besar metrik, karena laba dan pendapatan keduanya berada di bawah perkiraan konsensus pada posisi terendah dalam beberapa tahun.
Tesla juga mendapat dorongan dari reli yang lebih luas yang terkait dengan sikap Presiden Donald Trump yang mengalah pada kebuntuan perdagangannya dengan China dan ancamannya untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Keputusan itu membawa Nasdaq yang sarat saham teknologi melonjak 3%. Tetapi reli tersebut sebagian besar terjadi saat Musk menegaskan dedikasinya pada Tesla.
Selain komitmen Musk terhadap Tesla, menurut analis Guggenheim Ronald Jewsikow, yang juga membantu mengkatalisasi reli saham adalah konfirmasi rencana peluncuran "robotaxi" tanpa pengemudi pada Juni memdatang dan dimulainya produksi kendaraan listrik berbiaya rendah selama paruh pertama tahun ini.