Bisnis.com, JAKARTA - Membuka usaha bisa mulai dari produk apa saja, termasuk dari hasil kebun seperti gula aren.
Hal ini yang dimulai oleh Hasrul, pengusaha asal Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, yang memanfaatkan hasil perkebunan di sekitarnya.
Dia memulai usaha produk gula aren pada 2020, di tengah masa pandemi. Berbeda dari pengolahan gula aren yang biasanya dibentuk balok, dia mengembangkan bisnis gula aren menjadi beberapa produk olahan seperti gula aren cair dan dikemas botolan.
Selain itu, Arentim juga memproduksi produk gula aren lain seperti serbuk.
Hasrul memulai usahanya sebagai sebuah misi sosial untuk membantu kesejahteraan petani aren dan kelestarian hutan di daerah asalnya di tengah masa pandemi.
Hasrul bekerja sama dengan petani Desa Matabondu yang sebelumnya hanya mengandalkan cara produksi aren tradisional yang dibentuk bulat.
Baca Juga
Hasrul kemudian memperkenalkan metode produksi baru yang menghasilkan produk olahan aren yang lebih kompetitif di pasaran dengan mengolahnya menjadi serbuk dan cair.
Setelahnya, produknya mengalami kenaikan penjualan yang signifikan sehingga bisa berdampak positif bagi kesejahteraan petani.
Kini, di penjualan Arentim juga semakin moncer, terutama dengan adanya tren kopi gula aren di berbagai warung kopi, kedai boba, dan industri kue.
Saat ini, Arentim sudah bisa mempekerjakan lebih dari 30 orang petani serta meraup omzet jutaan tiap pekan.
Produk Gula Aren Bubuk dan Cair dari Arentim juga sudah dipasarkan secara moderen di Sulawesi Tenggara dengan penjualan online, baik di marketplace, media sosial, hingga website.
Berkat hal tersebut, jangkauan pasar Arentim juga menjadi bertambah luas, hingga ke Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jakarta, hingga Bali.
Selain itu, Arentim juga kerap mengikuti pameran sehingga bisa memperkenalkan produknya ke pasar yang lebih besar, ke pasar global. Seperti pada 2021, Arentim mengikuti Dubai Expo yang digelar oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
