Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Li Ka-shing dan Kekayaan Terbarunya, Miliarder Hong Kong 'Warren Buffett' Asia

Mengenal Li K-Shing, miliarder yang dapat julukan sebagai Warren Buffet-nya Asia
Li Ka Shing/likashingfoundation.org
Li Ka Shing/likashingfoundation.org

Bisnis.com, JAKARTA - Miliarder asal Hong Kong, Li Ka-shing, sering disebut sebagai “Warren Buffett dari Asia". Dia memiliki kekayaan bersih hampir US$30 miliar, menjadikannya orang terkaya kedua di Hong Kong.

Terkenal karena keahlian finansialnya, Li mengubah lanskap Hong Kong melalui investasi yang cerdik. Berada di peringkat ke-58 pada Bloomberg Billionaires Index, kerajaan bisnisnya begitu luas, meliputi real estate, telekomunikasi, ritel, dan pengiriman.

Siapa Li Ka-Shing

Lahir pada 1928 di Guangdong, China, Li pindah ke Hong Kong selama tahun 1940-an. Pendiri konglomerat infrastruktur CK Hutchison Holdings ini mulai bekerja pada usia 14 tahun.

Dia mulai bekerja sebagai pekerja magang di pabrik untuk menghidupi keluarganya setelah ayahnya meninggal karena TBC. 

Pada 1950, dia memulai usahanya sendiri, membangun pabrik yang memproduksi bunga plastik, Cheung Kong Industries. Mengutip Bloomberg, seiring dengan perkembangan usahanya, dia kemudian beralih ke investasi real estat.

Nama "Cheung Kong" terinspirasi oleh Sungai Yangtze di China, yang melambangkan pertemuan banyak aliran sungai dan anak sungai. Filosofi tersebut membawa keyakinan Li pada sinergi dan kekuatan kolektif. 

Selama dua dekade berikutnya, dengan membeli properti strategis saat periode harga anjlok, Li mampu mengembangkan perusahaan plastiknya Cheung Kong dan mengubahkan menjadi perusahaan real estat besar. 

Perusahaan tersebut mengembangkan satu dari tujuh tempat tinggal pribadi di Hong Kong pada akhir 1970-an.

Kemudian, pada 1972, perusahaan tersebut melantai di bursa saham Hong Kong dan tumbuh menjadi kerajaan global, yang beroperasi di lebih dari 50 negara dengan tenaga kerja sebanyak 300.000 di berbagai sektor seperti real estat, telekomunikasi, pengiriman, dan ritel.

Li juga mengendalikan Hutchison Port, salah satu operator terminal peti kemas terbesar di dunia, dan Watsons, peritel kesehatan dan kecantikan terkemuka di Asia.

dia memperoleh kendali atas konglomerat Hutchison Whampoa pada 1979 dan dalam 10 tahun berikutnya memperluas operasinya secara global, mengubahnya menjadi salah satu operator pelabuhan swasta terbesar di seluruh dunia.

Cabang ritelnya kini mengoperasikan lebih dari 12.000 toko di berbagai jaringan, dan layanan jaringan selulernya melayani sekitar 90 juta pelanggan di seluruh dunia.

Pada 1987, Li mengakuisisi saham pengendali di Husky Energy, perusahaan minyak dan gas Kanada yang telah merampingkan usahanya selama periode harga minyak rendah. Husky kemudian dijual ke Cenovus Energy Inc. pada 2020.

Dijuluki "Superman" karena kecerdasan finansialnya, Li pernah meramalkan jatuhnya pasar saham China pada 2007 dan secara akurat meramalkan kenaikan harga properti Hong Kong pada awal 2009. Hal itu benar terajdi dengan nilai rumah naik sebesar 70% hingga pertengahan 2011.

Sering disebut sebagai Warren Buffett-nya Asia, Li juga dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana, berpakaian sederhana meskipun kekayaan dan kesuksesannya luar biasa. 

Sementara Buffett terkenal hemat dengan ponsel lipat Samsung retro-nya, kisah serupa Li berputar di sekitar jam tangannya.

Selama beberapa dekade, dia mengenakan Seiko biasa seharga US$50 sebelum baru-baru ini beralih ke jam tangan Citizen Eco-Drive bertenaga surya seharga US$500 karena kepraktisannya dan masa pakai baterainya yang lama. 

Dengan kekayaan yang berlimpah, Li juga seorang filantropis yang berdedikasi. Pada 1980, dia mendirikan Yayasan Li Ka-shing untuk memberikan hibah dan beasiswa untuk pendidikan, perawatan kesehatan, dan inisiatif kemanusiaan. 

Setahun kemudian, dia mendirikan Universitas Shantou, satu-satunya universitas negeri yang didanai swasta di China pada saat itu, dan sejak itu menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk tujuan amal, dengan jumlah melebihi US$3,8 miliar, dengan lebih dari 80% diarahkan untuk inisiatif di China.

Miliarder Hong Kong ini juga telah berjanji untuk mengalokasikan sepertiga dari kekayaannya untuk filantropi. 

Pada 2012, Li mengumumkan bahwa putra sulungnya Victor akan menggantikannya sebagai ketua Cheung Kong dan Hutchison Whampoa, sementara putra bungsunya Richard akan menerima dukungan finansial untuk mengejar usaha-usaha baru.

Tiga tahun kemudian, Li merestrukturisasi kerajaannya, membentuk Cheung Kong Property Holdings, yang sekarang menjadi CK Asset Holdings, untuk mengelola aset real estat dan CK Hutchison Holdings untuk mengawasi pelabuhan, ritel, dan jaringan seluler. Adapun, pada tahun yang sama, sepertiga asetnya ditransfer ke Li Ka Shing Foundation.

Li telah pensiun sebagai kepala kerajaan bisnisnya pada bulan Mei 2018 di usia 89 tahun, dan telah menyerahkan kepemimpinan kepada putra sulungnya Victor.

Namun, Li masih terus menjabat sebagai penasihat senior bagi konglomerat tersebut, dan begitu dikenal sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Asia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler