8. Sinar Mas Agro
Berdirinya Sinar Mas Agro tentu tidak lepas dari induk usahanya Sinar Mas Group, yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja.
Eka Tjipta Widjaja adalah pengusaha dan konglomerat yang memiliki tujuh pilar bisnis, mulai dari pulp dan Kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang dan realestat, telekomunikasi, energi dan infrastruktur, serta layanan kesehatan.
Dengan gurita bisnisnya, pada 2018 Eka Tjipta Widjaja sempat menduduki peringkat ke-2 sebagai orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia pada 2018 dengan kekayaan mencapai US$13,9 miliar.
Eka Tjipta Widjaja tutup usia pada Sabtu, 26 Januari 2019 silam pada usia 97 tahun.
9. PT Mayora Indah Tbk. (MYOR)
Grup Mayora merupakan perusahan makanan dan minuman yang didirikan oleh dr. Jogi Hendra Atmadja. Di bawah tangan dinginnya, Mayora berhasil menjadi salah satu perusahaan makanan terbesar di Indonesia.
Perusahaan ini menjual kopi, sereal, permen, biskuit, dan masih banyak lagi. Mayora Group menjual merek-mereknya, termasuk Kopiko, Danisa, dan Roma, di lebih dari 100 negara.
Baca Juga
Perusahaannya dimulai ketika keluarganya membuat biskuit di rumah pada 1948 dan secara resmi mendirikan Mayora Group pada 1977
Sampai dengan 2023, sosok Jogi Hendra Atmadjja pernah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$4,4 miliar.
10. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Kalbe Farma, sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia didirikan oleh Boenjamin Setiawan, yang memiliki gelar doktor di bidang farmakologi.
Pak Boen, sapaan akrabnya, bersama lima saudaranya mendirikan di sebuah garasi pada 1966. Kini, Kalbe Farma menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.
Punya kekayaan US$4,8 miliar, Pak Boen juga mengendalikan Mitra Keluarga yang diperdagangkan secara publik, yang mengoperasikan 25 rumah sakit. Namun, dia meninggal pada April 2023 di usia 89 tahun.
11. PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC)
Tempo Scan Pacific merupakan perusahaan milik keluarga konglomerat Kartini Muljadi, seorang mantan hakim yang kemudian banting setir menjadi notaris, dan sempat berada dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes sampai dengan 2019.
Forbes mengestimasi kekayaan Kartini berada di kisaran US$630 alias di atas Rp9 triliun sampai pada 2019 lalu. Sumber kekayaan terbesarnya adalah dari Tempo Scan Group yang punya lini bisnis utama farmasi melalui emiten PT Tempo Scan Pacific Tbk. yang merupakan pabrikan obat dan konsumer.
TSPC punya lini obat non-resep maupun resep serta punya beberapa produk populer seperti Bodrex, Hemaviton, Oskadon, Zevit Grow, Vidoran dan masih banyak lagi.
Selain itu, TSPC juga menciptakan barang-barang kosmetik serta produk perawatan tubuh dan wajah seperti My Baby, Claudia, hingga Total Care.
Perusahaan tersebut didirikan sejak 1953 dan sudah melantai di bursa sejak 17 Juni 1994. Kini saham TSPC dikuasai keluarga Muljadi lewat PT Bogamulia Nagadi dengan porsi kepemilikan saham 81,59 persen.
12. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR)
Adaro Minerals Indonesia merupakan anak usaha dari salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO).
Perusahaan tersebut ternyata tidak didirikan di Indonesia, melainkan didirikan oleh BUMN Spanyol, Enadimsa, yang tengah melakukan eksplorasi di wilayah tambang Kalimantan Selatan pada 1982.
Enadimsa melakukan eksplorasi dengan membentuk entitas anak usaha bernama Adaro Indonesia. Nama Adaro dipilih untuk menghormati keluarga Adaro yang berperan besar dalam kegiatan pertambangan Negeri Matador.
Saat ini, Kepemilikan saham terbesar di PT. Adaro Energy Indonesia Tbk dimiliki oleh PT. Adaro Strategic Investments, dengan porsi saham sebesar 43,91%.
Adaro dikelola oleh Garibaldi Thohir sebagai Presiden Direktur, sedangkan posisi wakilnya oleh Edwin Soeryadjaya.
Hingga saat ini, jumlah anak perusahaan milik Adaro Group sudah mencapai puluhan banyaknya. Adapun anak perusahaan Adaro Group termasuk Adaro Mining, Kestrel Coal Resources Pty Ltd, Adaro Mining Services, Adaro Power, Adaro Water, Adaro Logistics, Adaro Land Development, Adaro Capital, dan Adaro Foundation.
13. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
Menjadi perusahaan milik negara, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk didirikan oleh pemerintah pada 6 Juli 1965, awalnya dengan nama PN Pos dan Telekomunikasi (PN Postel)
Namanya kemudian berubah pada 1984, setelah statusnya berubah menjadi perusahaan umum, sehingga namanya menjadi Perumtel. Baru kemudian, pada 1991, setelah statusnya berubah kembali menjadi persero, namanya diubah menjadi Telkom hingga saat ini.
Berdasarkan data terbuka saat ini saham mayoritas dari PT Telkom ini yaitu Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52,09% dan sedangkan sisanya sebanyak 47,91% dikuasai publik.
14. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA)
Garuda Indonesia (GIAA) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada 21 Desember 1949, maskapai ini lahir setelah perundingan lanjutan dari hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) antara pemerintah Indonesia dengan maskapai Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM) mengenai berdirinya sebuah maskapai nasional.
Presiden Soekarno kemudian memilih dan memutuskan “Garuda Indonesian Airways” (GIA) sebagai nama maskapai ini.
Garuda Indonesia saat ini melayani lebih dari 60 destinasi di seluruh dunia dan berbagai lokasi eksotis di Indonesia dan mengoperasikan hingga 210 armada pesawat sebagai jumlah keseluruhan dengan rata-rata usia armada dibawah lima tahun.
Adapun Garuda Indonesia sebagai mainbrand saat ini mengoperasikan sebanyak 142 pesawat, sedangkan Citilink mengoperasikan sebanyak 68 armada.