Bisnis.com, JAKARTA – Virus corona (Covid-19) yang merebak di Indonesia sejak awal bulan Maret 2020 tidak hanya berdampak serius pada kesehatan masyarakat. Roda perekonomian juga terdampak wabah ini dan mengancam stabilitas perekonomian di tanah Air.
Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia memprediksi ekonomi Indonesia dapat masuk ke dalam skenario terburuk selama masa pandemi ini. Menurutnya, kunci untuk bertahan adalah tetap optimis dan selalu beradaptasi dengan keadaan.
“Pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur baik dimasa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada trajektori pertumbuhan semula,” jelasnya.
Adapun Johanna merangkum 5 (lima) area yang bisa menjadi fokus pengusaha untuk melewati krisis.
Pertama, Cash Management. Menurutnya, pengaturan arus kas menjadi kunci utama perusahaan untuk dapat melewati tantangan berat di tahun 2020.
Dia menuturkan, perusahaan perlu mengambil langkah untuk mengamankan kas, termasuk tidakan yang diperlukan seperti memperpanjang tenor pinjaman, negosiasi pembayaran sewa, negosiasi pembayaran lebih awal dengan pelangggan, dan meminta keringanan pajak.
Menurutnya, pengelolaan kas juga meliputi bagaimana perusahaan mampu melakukan forecast keuangan jangka pendek dan menengah dengan baik.
Kedua, contingency planning untuk mengetahui apa saja sektor krusial dalam perusahaan dan memastikan strategi yang akan diambil aman untuk kelangsungan bisnis kedepannya.
Pebisnis disebut perlu mengetahui titik kritis dalam rantai pasokan, menyiapkan cadangan darurat saat persediaan menipis dan mengidentifikasi pasokan alternatif termasuk dalam perencanaan darurat.
"Perlu juga memastikan karyawan yang berada di posisi krusial untuk mendukung bisnis perusahaan tetap dapat bekerja dengan fleksibilitas tinggi melalui kebijakan work from home dan remote meeting," tutur Johanna.
Ketiga, pengelolaan pemegang saham. Menurut Johanna perkiraan arus kas yang baik akan menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih kuat saat berdiskusi dengan para pemegang saham.
Perusahaan disarankan untuk proaktif dan mengambil inisiatif untuk secara aktif berhubungan dengan otoritas pajak, pemberi pinjaman hingga supplier utama untuk tetap mendapat dukungan keuangan yang mungkin saja tersedia.
Keempat, pahami karyawan. Perusahaan penting untuk memahami profil karyawan dalam situasi ini untuk menemukan berbagai opsi untuk solusi tenaga kerja dalam perusahaan.
Pada beberapa situasi, pengusaha akan menghadapi posisi sulit antara mempertahankan karyawan atau harus melakukan pengurangan demi kelangsungan bisnis.
"Kebijakan yang jelas untuk work from home, unpaid leave hingga kapan karyawan harus dikarantina di kondisi kesehatan tertentu perlu disampaikan agar karyawan tahu bagaimana posisi mereka dan dapat menerima pesan dari pemimpin bisnis,” tuturnya.
Kelima, bentuk tim manajemen krisis untuk memastikan perwakilan dari tiap divisi saling berkomunikasi. Ha ini diperlukan untuk membahas dan menentukan prioritas masalah yang dihadapi perusahaan dan mengantisipasi masalah yang dapat muncul ke depannya.
Komunikasi sejak dini dan keterbukaan dengan tim dapat membangun sistem komunikasi yang sehat dan menjangkau semua karyawan baik mereka yang bekerja dari rumah maupun yang masih melakukan pekerjaan di kantor.
"Komunikasi yang baik juga mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran para karyawan,” jelasnya.