"Dari seluruh orang-orang yang buruk, orang jahat yang menggunakan topeng agama adalah orang-orang paling buruk" ( C.S. Lewis ).
Kiasan judul tulisan ini tak sulit menafsirkannya. Musang, salah satu binatang mamalia liar dikatakan jahat dan menakutkan. Ia pemangsa hewan-hewan lain, mulai dari ayam, tikus, serangga, cacing tanah, hingga kadal.
Ayam adalah binatang peliharaan yang menjadi salah satu bahan makanan manusia. Ia jinak dan tak membahayakan. Bila kemudian dikiaskan menjadi musang berbulu ayam, artinya ada binatang yang hakikat wataknya liar, jahat, dan membahayakan yang bertopeng binatang peliharaan yang jinak dan tak membahayakan.
Kiasan senada adalah "serigala berbulu domba". Kiasan-kiasan sederhana ini layak disematkan kepada banyak orang yang memenuhi 'persyaratan' itu. Kiasan ini terbukti relevan untuk segala zaman. Kiasan ini ada dalam kosakata Bahasa Indonesia sejak dulu kala.
Seorang mucikari, sangat santun dan tampak sekali ia ingin menolong seorang gadis yang tengah terlilit kesulitan keuangan. Padahal ternyata di kemudian hari ia mempekerjapaksakan si gadis tiada henti untuk melayani para hidung belang.
Di area politik terlihat lebih nyata, banyak pejabat tinggi yang tutur katanya santun dengan senyum dibuat-buat, tidak sinkron dengan praktik-praktik jahat yang telah dilakukannya dalam banyak hal.
"Satu-satunya hal yang lebih buruk daripada seorang pembohong, apabila pembohong itu juga seorang munafik", kata Tennessee Williams.
" Orang munafik selalu ingin tampak tak bersalah, selalu suka memutar balikkan keadaan, selalu ingin tampak seolah-olah bermaksud baik. Dan tak pernah ingin menghadapinya ketika berurusan dengan soal penghukuman", kata Lauryn Hill.
Dan begitulah, sesuai dengan karakternya, mereka akan terus berkelit menghindari hukum yang mereka harus hadapi sebagai pertanggungjawabannya atas segenap perbuatan lancungnya.
Begitulah, "Orang-orang baik tak membutuhkan hukum untuk diajarkan bertindak dengan penuh tanggungjawab. Orang-orang buruk selalu memiliki celah untuk mengelabui hukum", kata Plato.
Karena sangat berbahaya perilaku mereka ini, Don Corleone dalam film Godfather, diperankan Marlon Brando menyatakan, "Selalu dekatlah dengan kawan-kawanmu. Tapi lebih dekatlah dengan musuh-musuhmu ".
Dan mungkin, dengan strategi ini pula dalam lingkaran kekuasaan, banyak kita lihat para musang yang terus saja berkuasa.
Mereka dibuat dekat terhadap yang lebih berkuasa, agar mereka tak berulah lebih kacau. Atau dalam kalimat lain, dibuat dekat agar lebih bisa dikendalikan. Sekali lagi, ini semata-mata karena tingkat bahaya watak, ambisi, dan sikap mereka yang berpotensi sangat membahayakan.
Seorang kawan, melihat fenomena ini menyatakan, "Saya lebih memilih dikenal dalam kehidupan sebagai seorang pendosa yang jujur, daripada seorang pembohong yang munafik". Itu soal pilihan.
Namun sulit menyangkal kebenaran pandangan Charles Spurgeon ini, "Ketulus-hatian menjadikan orang-orang yang terpinggir menjadi orang yang lebih bernilai daripada orang-orang yang bertalenta tapi munafik". Apalagi bila ia munafik, tak bertalenta pula.
*Penulis buku-buku " Life and Management Wisdom Series ":
- The Answer Is Love
- All You Need Is Love
- To Love and To be Loved
- Love of My Love
