"Saya adalah orang yang amat meyakini keberuntungan; dan saya mengalami, semakin saya bekerja keras, semakin besar keberuntungan saya" ( Thomas Jefferson ).
Penyerang kesebelasan A mampu melewati dua orang pemain bertahan lawan. Dia tinggal berhadapan dengan kiper yang sudah salah posisi pula. Dia tendang bola ke arah gawang lawan. Dan bola ternyata melenceng, tak berhasil menembus gawang. "Siaal !!", sesal si penyerang. Dan beruntunlah lontaran ucapan kata sial atau 'apes' yang tak kunjung henti.
"Ingatlah, kadang-kadang tak mendapatkan apa yang Anda inginkan, adalah suatu karunia keberuntungan", kata Dalai Lama. Dalam kalimat lain, 'kesialan', dalam kisah di atas berpotensi menjadi keberuntungan. Dia bisa jadi pelecut untuk berlatih lebih keras dan bermain lebih pintar.
"Bila Anda memulai sesuatu dan mendapatkan kesialan, tak berarti pada ujungnya Anda akan mendapatkan kesialan pula", kata Mario Vargas Lossa. Ada kesialan dan ada keberuntungan. Karena kehidupan memang berpasang-pasangan. "Saya merasa sangat beruntung, bahwa saya dapat menjalani kehidupan melalui jatuh-bangunnya siklus kehidupan saya", kata Bela Karolyi.
Seorang pemuda kawan anak saya, tak sengaja mengantar seorang saudaranya ke suatu acara kompetisi para 'gamers', para pemain 'game' digital yang makin mewabah. Tak dinyana, dia mendapatkan doorprize sebuah mobil yang selama ini didambakannya. Ini kisah keberuntungan.
Keberuntungan dalam bahasa China disebut hoki. Suatu hal yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang, secara tak terduga, jauh di luar perkiraan atau harapan orang atau kelompok orang tersebut. Kata kunci keberuntungan adalah 'tak terduga'.
Secara kodrati, memang kita tak akan pernah tahu pasti apa-apa yang akan terjadi pada esok hari. Padahal, sebagai manusia yang 'berani hidup', esok hari adalah hal yang sepatutnya kita songsong dengan semangat positif, dengan optimistis plus pemikiran-pemikiran dan langkah-langkah antisipasi atau persiapan yang layak.
Sekadar mengandalkan hal-hal yang tak terduga, tanpa persiapan-persiapan adalah suatu sikap negatif. Sikap pasif dan hanya berleha-leha bukanlah sikap manusia yang 'berani hidup'. " Keberuntungan adalah apa-apa yang terjadi manakala persiapan bersua dengan peluang", kata Seneca.
Persiapan-persiapan yang kita lakukan, secara umum memerlukan usaha dan kerja keras. Konon pula, kata para tetua, "Kerja keras menempatkan Anda pada posisi di mana keberuntungan akan menemukan Anda. Sukses adalah sepenuhnya irisan (intersection) antara keberuntungan dan kerja keras", kata Dustin Moskovitz.
Ralph Waldo Emerson mengatakan, "Orang-orang yang payah percaya pada keberuntungan. Orang-orang yang kuat, percaya pada sebab-akibat". Dan bila ini sikap yang kita ambil, kembali pada dasarnya, kita hanya harus bekerja keras agar 'beruntung'.
Dan kalaupun kita terus-menerus merasa hanya mendapatkan kesialan, saya kutip satu nasihat kawan saya sebagai pelipur lara, cobalah menyapa dan berkata "Halo keberuntungan, kita tidak bermain petak umpet. Aku telah bertahun-tahun mencarimu. Sekarang sudah waktunya kau muncul".
*Penulis buku-buku " Life and Management Wisdom Series " :
The Answer Is Love
All You Need Is Love
To Love and To be Loved
Love of My Love