Bisnis.com, JAKARTA-Berawal dari kegemaran mengumpulkan barang-barang etnik, termasuk kain tenun, Femiyuanti akhirnya terjun langsung ke bisnis tas tenun.
Wanita berusia 26 tahun ini mengakui dirinya gemar berwisata ke kota-kota di Indonesia. Perjumpaan Femiyuanti dengan kain tenun yakni saat dirinya berkunjung ke Lombok dan Bali. Desain etnik dari kain tenun di dua daerah ini membuatnya jatuh hati. Kelanjutannya, Femiyuanti pun memutuskan berkecimpung di bisnis tas tenun.
Femi, begitu wanita ini disapa, telah memulai bisnis tas tenun sejak 2012. Ketika itu, Femi menjajakan tas tenun sambil bekerja.
Namun, siapa sangka tas tenun dagangan Femi kian laris. Melihat bisnisnya yang kian mulus serta peminat yang terus berdatangan, Femi memutuskan fokus mengurus bisnisnya dan berhenti kerja pada awal 2016.
Konsumen Femi awalnya merupakan teman-temannya sendiri. Kemudian, pemasaran lewat instagram sukses membuat tas tenun dagangannya laris di kalangan masyarakat perkotaan, terutama Jakarta.
Menurut Femi, kebanyakan pembelinya merupakan kalangan ibu sosialita dan pekerja kantoran. “Kain tenun itu limited dan motifnya unik. Jarang kain tenun ini dibikin lebih dari satu. Itu nilai tambahnya,” jelas Femi ketika dihubungi Bisnis.com.
Dulu, Femi lebih banyak menggunakan kain tenun rangrang dari Lombok untuk produk tasnya. Saat ini, tren tas tenun mulai mengarah pada desain dari kawasan Indonesia timur. Salah satu yang tengah digemari yakni tas tenun dengan kain dari Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Motif lain yang tengah digemari konsumen yakni tenun dengan benang emas dan bermotif sabung ayam. Tas tenun yang menggunakan ulos dan kain lapis lampung pun menjadi rebutan konsumen.
Untuk tiap tas tenun yang dijual Femi dihargai mulai dari Rp500.000 hingga jutaan rupiah. Sementara, model tas pesta ukuran kecil atau clucth, dipatok harga Rp300.000. Adapun, untuk dompet tenun dijual senilai Rp150.000 per buah.
Selain menjajakan produk tas tenun lewat jaringan online, Femi pun menjual melalui butiknya di Solo. Meski memiliki butik, tapi Femi mengakui konsumen yang membeli produknya lebih banyak datang dari dunia maya.
Ke depannya, Femy berencana akan berinovasi untuk mengembangkan produknya menjadi koper tenun dan ransel tenun. Pasalnya, pasar tas tenun makin hari dipandang makin ramai peminat. Hingga saat ini saja, Femi bisa meraup omset mencapai puluhan juta rupiah per bulan dari bisnis tas tenunnya.