Bisnis.com, JAKARTA — Orang dengan kepribadian introvert seringkali dianggap sebagai orang yang pemalu dan penyendiri, yang bisa menghambat kesuksesan. Padahal, tidak semua seperti itu.
Seorang yang introvert adalah seseorang yang umumnya lebih menyukai lingkungan yang tenang dan minim stimulasi, serta cenderung mendapatkan energi dengan menghabiskan waktu sendirian.
Mereka sering merasa interaksi sosial menguras tenaga dan mungkin lebih suka menghabiskan waktu dengan satu atau dua orang daripada kelompok besar.
Namun, orang dengan kepribadian introvert tidak selalu pemalu atau pendiam, melainkan hanyalah preferensi untuk aktivitas menyendiri, refleksi, dan fokus pada dunia batin seseorang.
Warren Buffett contohnya. Dia adalah salah satu investor dengan kepribadian introvert tersukses di dunia. Dia tidak selalu menjadi komunikator percaya diri seperti yang kita lihat saat ini.
Perjalanannya dari seorang introvert yang ketakutan dan tidak bisa berbicara di depan umum menjadi seorang miliarder yang secara rutin berbicara di hadapan ribuan pemegang saham memberikan pelajaran berharga bagi siapa pun yang berjuang dengan tantangan serupa.
Baca Juga
Mengutip New Trader U, berikut enam nasihat Warren Buffett bagi para introvert untuk bisa meraih kesuksesan:
1. Hadapi Ketakutan Secara Langsung
“Saya sangat takut berbicara di depan umum selama SMA dan kuliah, dan saya akan menghindari kelas apa pun yang mengharuskannya. Bahkan saya bisa sakit jika saya memikirkannya, apalagi melakukannya.” kata Warren Buffett.
Pengakuan Buffett menunjukkan betapa dalamnya ketakutannya, bukan sekadar kegugupan, melainkan teror yang melumpuhkan yang terwujud dalam gejala fisik. Tingkat kecemasan ini dirasakan oleh banyak introvert yang mengalami reaksi serupa ketika menghadapi tantangan berbicara di depan umum.
Bagi kaum introvert, langkah pertama bukanlah menghilangkan rasa takut, melainkan mengenalinya sebagai respons alami yang dapat dikelola.
Langkah selanjutnya adalah dengan memulai dari hal kecil dan menciptakan lingkungan yang aman untuk berlatih. Ini bisa berarti berbicara dalam rapat-rapat kecil terlebih dahulu, menawarkan diri untuk menyampaikan informasi terbaru kepada rekan kerja yang sudah dikenal, atau berlatih presentasi dengan teman-teman tepercaya.
Setiap kemenangan kecil ini akan membantu membangun kepercayaan diri dan mengurangi intensitas gejala fisik seiring waktu.
2. Ambil Inisiatif
“Saya dulu ingin pergi ke kursus Dale Carnegie ketika saya di Columbia dan mendaftar serta memberinya cek senilai 100 dolar, tapi saya mundur dan kembali ke kamar saya dan berhenti membayar cek tersebut. Lalu, saat saya pergi ke Omaha dan melihat iklan serupa, kali ini saya mengambil 100 dolar tunai dan memberikannya mengikutinya.” tutur Warren Buffett.
Keputusan Buffett untuk mundur, menghentikan pembayaran cek kursus Dale Carnegie-nya, mewakili respons yang sangat manusiawi terhadap rasa takut.
Menunggu rasa takut menghilang secara alami tidaklah efektif karena zona nyaman cenderung menyusut alih-alih meluas tanpa tekanan yang disengaja. Contoh modern dari pengalaman Buffett bersama Dale Carnegie antara lain Toastmasters International, sebuah workshop pengembangan profesional, konferensi industri, atau kursus komunikasi daring.
Sarana spesifik kurang penting dibandingkan komitmen untuk bertindak meskipun merasa tidak nyaman.
Prinsip ini berlaku secara luas untuk kemajuan karier, misalnya menjadi sukarelawan untuk proyek yang menantang, bergabung dengan organisasi profesional, atau mencari kesempatan berbicara membutuhkan tindakan sebelum rasa nyaman datang.
3. Kuasai Keterampilan Komunikasi untuk Jadi Senjata Rahasia
Pengamatan Buffett bahwa komunikasi kurang dihargai dalam pendidikan formal masih sangat akurat hingga saat ini. Sekolah bisnis sangat berfokus pada keterampilan analitis sementara menganggap komunikasi sebagai hal sekunder, menciptakan peluang bagi mereka yang berinvestasi dalam mengembangkan kemampuan ini.
Kaum introvert unggul dalam persiapan yang matang, mendengarkan secara mendalam, dan komunikasi tertulis, semuanya keterampilan bisnis yang krusial.
Di sisi lain, tantangannya terletak pada bagaimana menerjemahkan kekuatan-kekuatan ini menjadi komunikasi lisan yang percaya diri.
Tidak seperti kaum ekstrovert yang mungkin mengandalkan kemampuan berbicara spontan, kaum introvert dapat memanfaatkan kecenderungan persiapan matang mereka untuk menjadi komunikator yang sangat efektif.
Buffett menggambarkan keunggulan komunikasi ini sebagai sesuatu yang berlipat ganda seiring waktu. Di awal karier mereka, komunikator yang kuat akan menonjol di antara rekan-rekan mereka.
Seiring bertambahnya tanggung jawab, kemampuan untuk menjelaskan ide-ide kompleks dengan jelas, membujuk para pemangku kepentingan, dan menginspirasi tim menjadi semakin berharga.
Buffett menegaskan bahwa kebanyakan posisi kepemimpinan pada akhirnya lebih bergantung pada efektivitas komunikasi daripada keahlian teknis.