Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 10 Tips Bisnis Membangun Perusahaan Bersama Keluarga dan Cara Menangani Konflik

Banyak bisnis keluarga yang mengalami kegagalan akibat minimnya perencanaan regenerasi.
Tips bisnis
Tips bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam membangun bisnis keluarga, tentunya terdapat suka dan duka yang dirasakan. Semuanya termasuk dalam kisah perjalanan, agar terus berkembang dan membawa nama baik keluarga di hadapan banyak orang.

Dilansir dari Ramsey Solutions, Kamis  (31/07/2025), bisnis keluarga juga membutuhkan strategi dan tips khusus yang tepat untuk membesarkan nama dan reputasi bersama. 

Simak 10 Tips Membangun Bisnis Keluarga:

1. Tentukan Peran dan Tanggung Jawab Secara Tegas dan Terbuka

Di dalam bisnis keluarga, banyak peran antar anggota yang menjadi tidak sesuai karena adanya hubungan personal. Hal ini dapat menimbulkan konflik, seperti rasa tidak dihargai, atau bahkan disorganisasi internal. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk menentukan peran dan tanggung jawab kinerja sejak awal.

Setiap anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis tersebut, harus memahami tugas masing-masing secara profesional. Melalui hal tersebut, bisnis yang dikembangkan dapat berjalan lancar sesuai dengan struktur kerja yang jelas dan tidak mengandalkan intuisi semata.

2. Buat Batasan yang Tegas antara Urusan Keluarga dan Kepentingan Bisnis

Bisnis yang dikembangkan bersama keluarga, tentunya dibangun dengan kepercayaan dan penuh kasih sayang. Namun, seluruh keputusan bisnis harus tetap berdiri pada logika, data, dan strategi yang dilakukan. 

Hal ini dilakukan untuk menjaga batasan, dengan cara tidak melibatkan konflik rumah tangga ke dalam ranah bisnis. Cobalah bersikap secara profesional dan menciptakan ruang yang sehat untuk berkembang tanpa adanya keterikatan emosi satu sama lain.

3. Rancang Kesuksesan dengan Perencanaan Jangka Panjang

Banyak bisnis keluarga yang mengalami kegagalan akibat minimnya perencanaan regenerasi. Sukses tidak hanya menunjuk pada pengganti, tetapi juga mempersiapkan segala hal dari segi kapasitas kepemimpinan, pengetahuan industri, hingga kemampuan mengelola krisis di dalam bisnis.

Melalui hal tersebut, cobalah untuk menilai potensi masing-masing calon penerus, dan berikan pelatihan serta pengalaman secara bertahap, agar mereka memiliki bayangan saat memimpin bisnis yang dijalani.

4. Bangun Struktur Organisasi yang Profesional dan Terukur

Tidak cukup rasanya, jika bisnis keluarga hanya mengandalkan loyalitas dari masing-masing anggota. Meskipun bisnis tersebut dilakukan dalam lingkup keluarga, tetapi segala bentuk perencanaannya harus memiliki struktur yang formal.

Struktur tersebut dapat dibangun dari sistem manajemen SDM, keuangan, hingga laporan yang sesuai dengan prinsip bersama. Hal ini tidak hanya berlaku di lingkup internal saja, tetapi juga untuk mendapatkan kepercayaan mitra dan klien, bahwa bisnis yang dijalankan berjalan secara profesional.

5. Libatkan Profesional dari Luar untuk Menambah Perspektif

Saat proses pengambilan keputusan, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan secara objektif. Namun, di momen tersebut biasanya banyak kesalahpahaman dan ketidaksamaan dalam beropini, sehingga membutuhkan tenaga profesional yang mampu memberikan saran secara tepat.

Anda dapat meminta bantuan dengan melibatkan profesional eksternal seperti akuntan, konsultan bisnis, atau manajer independen. Melalui bantuan tersebut, tenaga profesional tersebut dapat memberikan pandangan kritis dan solusi berdasarkan pengalaman lintas industri yang diketahui.

6. Buat Kebijakan Khusus tentang Karyawan Keluarga

Salah satu sumber ketegangan dan permasalahan dalam bisnis keluarga adalah persepsi ‘anak emas’ atau perlakuan khusus terhadap anggota keluarga.

Untuk menghindari hal tersebut, Anda dapat menjaga keadilan dan transparansi, dengan cara membuat kebijakan tertulis yang mengatur bagaimana anggota tersebut dapat keluarga direkrut, dinilai, dipromosikan, maupun diberhentikan. Hal ini tidak hanya membahas soal aturan, tetapi tentang upaya dalam membangun kepercayaan terhadap sistem yang diterapkan.

7. Lakukan Komunikasi yang Rutin, Terstruktur, dan Terbuka

Dalam membangun bisnis, biasanya banyak konflik yang muncul bukan karena perbedaan pendapat, tetapi tidak adanya wadah untuk menyampaikan pendapat secara terbuka.

Melalui hal tersebut, Anda harus mampu menciptakan komunikasi yang baik dan formal melalui rapat atau atau diskusi bersama keluarga. Komunikasi yang dilakukan secara terstruktur dan terbuka sangat penting untuk menyamakan visi, menghindari miskomunikasi, serta menciptakan suasana saling menghargai satu sama lain. 

8. Hindari Praktik Nepotisme yang Tidak Produktif

Praktik nepotisme banyak ditemukan dalam bisnis keluarga, dan menjadi salah satu ancaman yang cukup nyata. Dalam hal ini, janganlah memaksakan anggota keluarga untuk bergabung jika mereka tidak memiliki minat, kompetensi, atau nilai yang selaras dengan bisnis tersebut.

Selain itu, jangan pernah memberikan posisi tinggi hanya berdasarkan hubungan darah sesama keluarga. Cobalah beri kesempatan kepada mereka yang mampu menunjukkan prestasi dan integritas, baik dari dalam maupun luar keluarga.

9. Pertahankan Nilai Keluarga sebagai Identitas dan Budaya Perusahaan

Nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan komitmen yang diwariskan secara turun-temurun, dapat dijadikan sebagai fondasi moral sekaligus diferensiasi dari perusahaan lain. Hal ini juga dikategorikan sebagai identitas atau ciri khas yang dapat dikenal oleh banyak orang.

Jika Anda dan anggota keluarga yang terlibat berhasil mempertahankan dan melestarikan budaya tersebut, maka loyalitas dan etos kerja karyawan pun akan meningkat secara signifikan.

10. Siapkan Dokumen Hukum dan Kepemilikan Sejak Awal

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan mempertahankan reputasi bisnis antar keluarga, cobalah untuk membuat kesepakatan bisnis secara legal. Hal tersebut dilakukan melalui akta pendirian, anggaran dasar, perjanjian kepemilikan, hingga perjanjian warisan.

Upaya ini untuk mempertegas adanya kejelasan dalam struktur kepemilikan, pembagian saham, dan mekanisme pengambilan keputusan, sehingga kedepannya bisnis yang dikembangkan akan berjalan secara maksimal.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro