Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 10 Tips Bisnis Membangun Perusahaan Bersama Keluarga dan Cara Menangani Konflik

Banyak bisnis keluarga yang mengalami kegagalan akibat minimnya perencanaan regenerasi.
Tips bisnis
Tips bisnis

Ini 10 Tips Bisnis Membangun Perusahaan Bersama Keluarga dan Cara Menangani Konflik

Proses transisi yang tidak dirancang secara cermat dapat menimbulkan konflik internal, hingga mampu mengguncang kestabilan usaha dan menimbulkan sengketa kepemilikan antar generasi.

Oleh karena itu, Anda harus menghindari konflik tersebut, dengan cara dan pemahaman yang tepat. Melansir dari Egon Zehnder, Rabu (30/07/2025), Berikut Cara Efektif Mengatasi Masalah dalam Bisnis Keluarga:

1. Terapkan Sistem Meritokrasi untuk Menghindari Kecemburuan Internal

Sistem meritokrasi merupakan suatu sistem atau prinsip, di mana penempatan individu dalam suatu jabatan, posisi, atau tanggung jawab tertentu didasarkan pada kemampuan. Dengan menetapkan standar evaluasi berbasis kinerja dan kompetensi, semua pihak akan merasa dihargai secara adil.

Cara ini tidak hanya membangun semangat kerja, tetapi juga menghindari adanya tuduhan yang dapat merusak keharmonisan para anggota.

2. Buka Dialog Antar Generasi untuk Menjembatani Perbedaan Pandangan

Banyak temuan kasus dalam bisnis keluarga yang terjadi akibat perbedaan pemikiran antar generasi. Generasi senior kerap mengandalkan pengalaman dan intuisi, sementara generasi muda berpikir secara dinamis dan berbasis teknologi.

Perbedaan ini seharusnya tidak perlu dijadikan sebagai masalah, tetapi membutuhkan keterbukaan dan ketersediaan menerima satu sama lain. Lakukan forum diskusi secara rutin atau mentoring antar generasi, untuk menciptakan sinergi antara kebijaksanaan dan inovasi.

3. Lakukan Evaluasi Organisasi secara Berkala untuk Mengantisipasi Ketimpangan

Dalam bisnis keluarga, ketimpangan sering terjadi karena adanya dominasi keputusan oleh pihak tertentu, kurangnya transparansi, ataupun jabatan. Untuk menghindari hal tersebut, Anda dapat melakukan evaluasi yang objektif dan rutin.

Jika proses evaluasi yang diinginkan dapat berjalan lancar, sebaiknya dilakukan secara transparan, melibatkan pihak internal dan eksternal. Melalui hal tersebut, maka organisasi dapat tumbuh secara sehat, harmonis, serta seluruh keputusan bisnis yang diambil berlandaskan pada prinsip keadilan dan profesionalisme. (Maharani Dwi Puspita Sari)

 

 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler