Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-100 tahun.
Ini merupakan usia panjang yang bisa dilalui oleh manusia, terutama di era serba instan yang membuat kesehatan makin terancam.
Lantas apa sebenarnya rahasia mantan orang nomor 1 Malaysia itu bisa panjang umur?
Dilansir dari berbagai sumber, Mahathir mengatakan resep panjang umurnya adalah menjaga kesehatan dimulai dengan disiplin diri, khususnya melalui kebiasaan makan yang sehat dan mengendalikan keinginan terhadap makanan lezat.
"Kita seharusnya makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan...jumlahnya tidak boleh lebih dari yang dibutuhkan," sarannya. "Obesitas tidak baik untuk kesehatan atau umur panjang."
Dia juga mengatakan penumpukan "lemak di pinggang" merupakan tanda seseorang makan melebihi kebutuhan tubuhnya, yang menurut Mahathir dapat diatasi dengan mengurangi jumlah makanannya hingga seperempat atau sepertiga.
Baca Juga
"Hindari karbohidrat (nasi) dan makanan berlemak (berminyak). Kecenderungan penumpukan lemak di sekitar perut akan segera hilang," ujarnya.
Dia juga mengaku tidak makan terlalu banyak karena khawatir terkena obesitas yang tidak baik untuk kelangsungan hidup.
Mahathir mengatakan masalah obesitas biasanya dimulai pada usia 40 tahun karena kecenderungan pada usia tersebut adalah makan makanan lezat sebanyak yang tersedia.
Lambung merespons asupan yang lebih besar dengan membesar, dan ketika ini terjadi, lebih banyak makanan dibutuhkan untuk meredakan rasa lapar, yang mengakibatkan penambahan berat badan, dan obesitas berdampak buruk bagi kesehatan.
Dengan tubuh yang besar, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah dan menyerap makanan. Untuk mengatasi beban yang lebih berat, jantung membesar sementara tekanan darah meningkat, yang membawa berbagai gejala dan penyakit terkait.
"Jadi, untuk menghindari penyakit tekanan darah, kurangi makan dan jangan gemuk. Selain jantung, organ-organ tubuh lainnya, seperti hati, ginjal, dan pankreas, semuanya akan mengalami stres berlebih. Salah satu dari organ-organ ini dapat gagal berfungsi dan memperpendek usia," ujarnya.
Dia juga punya kebiasaan membaca koran setiap hari untuk membantu menjaga pikiran tetap aktif dan meningkatkan kemampuan membentuk kata dan frasa.
"Wajar bagi orang lanjut usia untuk mengingat kejadian di masa lalu daripada kejadian baru-baru ini. Hal ini pun dapat diperbaiki dengan membaca dan berbicara," katanya lagi.
Profil Mahathir Mohammad
Pria ini lahir 10 Juli 1925, di Alor Setar, Kedah Malaysia] dan merupakan seorang politikus Malaysia yang menjabat sebagai perdana menteri Malaysia (1981–2003; 2018–20), mengawasi transisi negara tersebut menjadi negara industri.
Mahathir, putra seorang kepala sekolah, menempuh pendidikan di Sultan Abdul Hamid College dan University of Malaya di Singapura, tempat ia belajar kedokteran.
Setelah lulus pada 1953, ia bekerja sebagai petugas medis pemerintah hingga 1957 dan kemudian membuka praktik swasta. Ia pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada 1964 sebagai anggota United Malays National Organization (UMNO), partai dominan dalam koalisi pemerintah yang berkuasa.
Namun, pada 1969, Mahathir dikeluarkan dari UMNO setelah advokasinya yang kuat terhadap nasionalisme etnis Melayu membuatnya berkonflik dengan Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman.
Meskipun dominan secara politik, mayoritas etnis Melayu Malaysia jauh lebih miskin daripada minoritas etnis Tionghoa, yang mendominasi perekonomian. Kebijakan Ekonomi Baru yang diadopsi pemerintah pada 1971 untuk memperbaiki situasi ekonomi orang Melayu mewujudkan banyak gagasan yang dianjurkan Mahathir.
Mahathir bergabung kembali dengan UMNO pada tahun 1970, terpilih kembali menjadi anggota Dewan Tertinggi pada tahun 1972 dan parlemen pada tahun 1974, dan kemudian pada tahun 1974 diangkat menjadi menteri pendidikan. Pada tahun 1976, ia menjadi wakil perdana menteri dan pada bulan Juni 1981 terpilih sebagai presiden UMNO. Ia menjadi perdana menteri pada bulan Juli tahun itu, menjadi rakyat jelata pertama yang memegang jabatan tersebut.
Masa jabatan perdana menteri Mahathir yang panjang memberi Malaysia stabilitas politik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi. Ia menyambut investasi asing, mereformasi struktur pajak, mengurangi tarif perdagangan, dan memprivatisasi banyak perusahaan milik negara. Mahathir berusaha menjembatani perpecahan etnis di Malaysia dengan meningkatkan kesejahteraan umum.
Kebijakan Ekonomi Baru, yang telah mendorong keberhasilan ekonomi Melayu, digantikan pada tahun 1991 oleh Kebijakan Pembangunan Baru, yang menekankan pertumbuhan ekonomi umum dan pengentasan kemiskinan. Di bawah kepemimpinan Mahathir, Malaysia makmur secara ekonomi, dengan sektor manufaktur yang berkembang, kelas menengah yang berkembang, tingkat melek huruf yang meningkat, dan harapan hidup yang meningkat.