Bisnis.com, JAKARTA — Menjadi dosen selalu dikaitkan dengan pengabdian pada pendidikan, di mana para dosen umumnya hanya menerima upah sebagai pegawai biasa.
Namun, dosen-dosen ini bisa menjadi yang terkaya, memiliki kekayaan miliaran dalam dolar AS. Mereka mengajar di universitas dari UCLA, Stanford, dan universitas terkemuka di China.
Fan Daidi, wakil presiden universitas ternama China, bersama David Cheriton dari Stanford dan Henry Samueli dari UCLA, termasuk di antara 1.000 orang terkaya di dunia, dengan total kekayaan bersih melebihi US$46 miliar.
1. Fan Daidi - US$4,2 miliar (Rp68,28 triliun)
Fan Daidi, 59 tahun, pada April lalu diangkat sebagai wakil presiden Universitas Northwest di Provinsi Shaanxi, China, tempat dia mengawasi kerja sama internasional.
Menurut South China Morning Post, dia diyakini memiliki kekayaan bersih tertinggi di antara para eksekutif universitas di seluruh negeri.
Baca Juga
Namun, kekayaannya bukan hanya dari menjadi pengajar. Daidi, bersama suaminya, Yan Jianya, mendirikan Giant Biogene Holding, di mana dia menjabat sebagai kepala bagian sains.
Menurut Forbes, perusahaan yang berspesialisasi dalam kolagen dan produk perawatan kulit lainnya ini terdaftar di Bursa Efek Hong Kong pada 2022.
Selain itu, Fan Daidi juva menjabat sebagai dekan Institut Penelitian Biomedis di Universitas Northwest di Xi'an, Tiongkok.
Dia adalah peneliti tamu senior di Pusat Nasional untuk Rekayasa Biologi di Institut Teknologi Massachusetts dari 1999 hingga 2000.
Fan juga memiliki saham di Beauty Farm Medical and Health Industry, penyedia layanan kecantikan yang melantai di Bursa Efek Hong Kong pada 2023.
Saat ini, menuet data Forbes Daidi menempati peringkat ke-923 orang terkaya di dunia dalam daftar miliarder Forbes.
2. David Cheriton - US$15,4 miliar (Rp250,4 triliun)
Mengutip Bloomberg, David Cheriton, seorang profesor emeritus di Stanford University, mengumpulkan kekayaannya bukan hanya dari memgajar, tapi juga melalui investasi awal di Google.
Bersama Andreas von Bechtolsheim, yang kini juga menjadi miliarder, Cheriton menginvestasikan US$100.000 di Google selama tahap awal berdirinya.
Bersama-sama, mereka mendirikan tiga perusahaan, yaitu Arista Networks, yang go public pada 2014; Granite Systems, yang diakuisisi oleh Cisco pada 1996; dan Kealia, yang dijual ke Sun Microsystems pada 2004.
Cheriton mengundurkan diri dari dewan direksi Arista pada 2014. Setelah perusahaannya Apstra diakuisisi oleh Juniper Networks pada 2021.
Cheriton kemudian mengambil peran sebagai kepala ilmuwan pusat data di Juniper Networks. Saat ini, ia adalah orang terkaya ke-162 di dunia.
3. Henry Samueli - US$26,8 miliar (Rp435,75 triliun)
Henry Samueli, 70 tahun, adalah seorang profesor di University of California, Los Angeles (UCLA) yang juga merupakan salah satu pendiri dan ketua perusahaan semikonduktor Broadcom.
Dia meluncurkan perusahaan tersebut bersama miliarder lainnya, Henry Nicholas, pada 1991 dari sebuah kondominium di Redondo Beach, California.
Menurut Bloomberg, pada 2016, perusahaan chip yang berbasis di Singapura, Avago, mengakuisisi Broadcom senilai US$37 miliar dalam bentuk tunai dan saham.
Pada 2005, Samueli dan istrinya juga membeli tim hoki Anaheim Ducks seharga US$70 juta; nilainya saat ini telah berkembang mencapai US$675 juta.
Pada 2017, keluarga Samueli memberikan donasi sebesar US$200 juta kepada University of California, Irvine, yang menandai donasi terbesar dalam sejarah institusi tersebut.
Sebagai profesor di UCLA, dia juga menginspirasi mahasiswanya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi dengan berbagi pandangan dunianya yang unik, demikian pernyataan universitas tersebut di situs webnya.
Mengutip Forbes, Samueli kini berada di peringkat ke-74 dunia dan menjadi dosen paling kaya di dunia.