Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Liu Jingkang, Sosok di Balik Insta360 yang Jadi Miliarder Usai IPO

Baru berusia 33 tahun, Liu Jingkang resmi menjadi miliarder dan meraup kekayaan sebesar US$2,7 miliar dengan menjual kamera aksi 360 derajat.
Pegawai menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran uang di Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran uang di Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha pembuat kamera asal China, Liu Jingkang, resmi menjadi miliarder setelah membawa perusahaan produsen Insta360 meantai di Bursa Efek Shanghai. 

Dilansir Forbes, sejak IPO, saham perusahaan itu naik hampir empat kali lipat saat debut sebagai perusahaan publiknya di Bursa Efek Shanghai. Nilai perusahaan tersebut juga mencapai sekitar 71 miliar yuan (US$9,9 miliar). 

Produsen kamera bernama Arashi Vision, yang berpusat di Shenzhen itu meraup 1,94 miliar yuan atau sekitar US$270 juta dalam debutnya di Papan Inovasi Sains dan Teknologi (STAR Market) bursa Shanghai pada Rabu (11/6/2025). 

Harga sahamnya dibuka pada 182 yuan, 285% di atas harga IPO-nya sebesar 47,27 yuan, mencapai puncaknya hampir 188 yuan sebelum ditutup pada 177 yuan. 

Ini adalah pencatatan terbesar di STAR Market tahun ini, dan hasilnya sebagian besar akan digunakan untuk mendukung penelitian dan pengembangan di masa mendatang.

Profil Liu Jingkang

Seorang Lulusan ilmu komputer dari Universitas Nanjing, Liu, yang dipanggil dengan inisial "JK," mendirikan Insta360 pada 2015 dan pernah masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia pada 2017. 

Berdasarkan Forbes, sekitar 26,8% saham Liu di perusahaan itu, termasuk saham yang dimiliki istrinya, Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya saat ini mencapai US$2,7 miliar atau sekitar Rp43,79 triliun. 

"Setelah 10 tahun lalu, kami keluar dari asrama Universitas Nanjing, dengan sumber daya yang sangat sedikit dan impian yang sangat besar, 10 tahun telah berlalu, dan perangkat andalan kami telah berkembang dari ONE X menjadi X5. Semakin jauh kami melangkah, semakin jelas visi awal kami," kata Liu dalam pidatonya di acara peluncuran Insta360 di Shanghai, dilansir Forbes, Kamis (12/6/2025). 

Menawarkan berbagai macam produk kamera aksi, perusahaan produsen Insta360 telah menarik perhatian para videografer dan kreator konten di seluruh dunia. 

Produk-produknya meliputi seri kamera aksi 360 derajat ‘X’, yang mampu merekam video sferis beresolusi tinggi, dan seri kamera aksi kompak dan ringan ‘Go’. 

Pada 2024, perusahaan tersebut meraih pendapatan sebesar 5,6 miliar yuan atau US$779,9 juta, naik 53,3% dari tahun ke tahun, dan laba sebesar 994,7 juta yuan, naik 19,9% dari tahun ke tahun.

Pendorong pertumbuhan pesat Insta360 antara lain adalah penjualan domestik yang kuat dan ekspansi internasional di pasar-pasar utama seperti AS, Eropa, dan Jepang. 

Tahun lalu, 76% pendapatannya berasal dari penjualan luar negeri. Menurut prospektusnya, dengan penjualan sebesar 1,3 miliar yuan hanya dari AS. 

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka memiliki 2.000 karyawan di seluruh dunia yang berkantor di China, AS, Jepang, dan Jerman.

Sebelum debutnya, Insta360 didukung para investor termasuk Qiming Venture Partners, investor awal di pembuat ponsel pintar dan kendaraan listrik China Xiaomi dan raksasa pengiriman makanan Meituan; IDG Capital Partners, yang mitranya di daftar Forbes Midas termasuk Young Guo dan Meng Lian; raksasa teknologi yang terdaftar di Nasdaq, Xunlei; dan peritel terkemuka Tiongkok Suning Holdings Group. 

Kini, produsen Insta360 itu dijuluki sebagai "raksasa kecil" oleh media pemerintah China karena statusnya sebagai perusahaan teknologi yang sedang naik daun. 

Pembuat kamera tersebut meraup US$30 juta dalam putaran pendanaan 2019, yang mencakup partisipasi dari perusahaan investasi China, Everest Venture Capital, MG Holdings, dan Huajin Capital.

Ke depannya, Insta360 mungkin menghadapi tantangan besar dari ancaman perang dagang AS dan China. Perusahaan tersebut mencatat dalam prospektusnya bahwa "ketidakpastian pengembangan bisnis luar negeri perusahaan telah meningkat," lantaran adanya perubahan sikap Gedung Putih terhadap tarif sejak Februari.

Arashi Vision juga harus bersaing dengan pesaing di bidang elektronik konsumen lainnya. Insta360 menyatakan pesaingnya termasuk GoPro yang terdaftar di Nasdaq dan DJI milik miliarder Frank Wang yang berkantor pusat di Shenzhen, yang mengkhususkan diri dalam kamera drone tetapi juga menjual kamera aksi. 

Inovasi teknologi lain yang menjadi fokus perusahaan ini termasuk kompatibilitas VR dan fitur penyuntingan AI. Awal pekan ini, Apple juga menunjuk Insta360 sebagai mitra untuk headset Vision Pro miliknya, yang secara native akan mendukung video yang direkam dengan perangkat andalan merek kamera tersebut. 

Pada April, Insta360 meluncurkan serangkaian alat baru bertenaga AI untuk aplikasinya, yang menurut perusahaan dapat secara otomatis menambahkan musik dan transisi ke rekaman yang diambil penggunanya.

Adapun, yang mendorong permintaan kamera Insta360 adalah generasi baru kreator konten, yang mungkin mencari peralatan kamera yang lebih canggih untuk membuat video yang menarik. 

Pada 2023, diperkirakan ada 50 juta kreator daring dan 5 miliar pengguna media sosial di seluruh dunia, menurut laporan Deloitte. 

Dalam "ekonomi kreator" global yang sedang berkembang pesat, perdagangan di social commerce diperkirakan bernilai US$2 triliun pada 2026.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler