Bisnis.com, JAKARTA - Perjalanan buah kopi Gayo dari Aceh Tengah nyatanya tak hanya berakhir menjadi minuman kopi pada umumnya maupun specialty coffee, varian minuman kopi yang digadang memiliki mutu terbaik.
Di tangan M Charis, kopi Arabica yang menjadi primadona di luar negeri ini berhasil diolah menjadi ragam produk yang tak kalah berkualitas.
Hampir dua dekade berkecimpung di industri kopi lokal yang digerakkan sebuah koperasi besar di Aceh Tengah, Charis menemukan celah untuk memperbanyak ragam diri kopi khas tanah Gayo ini.
Riset demi riset mandiri dilakukan guna menghasilkan produk yang tak hanya mengunggulkan kebaruan, tapi juga memiliki sisi manfaat bagi konsumen.
Kopi Hijau atau green coffee menjadi produk inovasi pertama Charis yang dia temukan sekitar 2017 silam. Kendati telah lama bergelut di dunia bisnis kopi, Charis mengaku kerap memiliki bisnis sampingan sesuai kesenangannya.
“Tepat setelah saya berbisnis batu Giok, saya mulai riset untuk membuat Kopi Hijau yang akan kaya antioksidan bermanfaat. Ide ini tercetus karena biji kopi yang telah di-roasting, kandungan antioksidannya hanya tersisa 20%,” kata Charis kepada Bisnis di kediamannya di Aceh Tengah, beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Antioksidan dikenal sebagai senyawa yang melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas, pemicu penyakit-penyakit kronis lainnya.
Selain itu, Antioksidan juga sering ditemukan dalam beragam produk kecantikan karena disebut dapat menghambat penuaan.
Charis mengatakan proses roasting yang dilakukan dengan suhu tinggi membuat senyawa kaya manfaat yang terkandung dalam buah kopi kehilangan fungsinya. Inovasi Kopi Hijau Charis disebutnya memiliki kandungan antioksidan hampir 100%.
“Kopi Hijau ini tidak melalui proses roasting sehingga saripati kopinya utuh. Jadi, jenis kopi ini bisa memberi efek mengenyangkan,” sambungnya.
Kejelian Charis melihat potensi dari limbah kopi membawanya menghasilkan produk lain dari tanaman kopi. Teh dari kulit-daging buah kopi yang dikenal dengan nama Cascara menjadi inovasi yang mengantarkan Charis menjadi satu-satunya pengekspor teh kopi dari Indonesia ke Cina dan Taiwan saat ini.
Dia menyebut teh kopi produksinya bahkan telah menjadi bahan penelitian lanjutan di kedua negara tersebut. Teh kopi yang awalnya diekspor sebagai minuman herbal, disebut Charis akan beralih fungsi menjadi campuran bahan dalam industri kecantikan.
“Teh kopi belum dilanjutkan ekspornya. Mereka tadinya membeli untuk konsumsi, tapi kemudian ada yang melakukan riset teh kopi ini dan menemukan bahwa didalamnya terkandung senyawa yang bisa dimanfaatkan untuk perawatan wajah dan tubuh,” kata dia.
Sejumlah produk turunan lain dari tanaman kopi hasil inovasi Charis, antara lain tepung kopi yang dapat dijadikan pengganti bubuk coklat untuk bahan kue, serta strong wine kopi, minuman non alkohol dari fermentasi buah kopi Arabica Gayo yang kini tengah naik daun di kalangan penikmat kopi.
Pemilik UMKM Charisma Charita ini mengatakan, produk-produk turunan kopi hasil inovasinya tersebut sebagian masih dipasarkan di dalam negeri dan telah memiliki segmen pasar tersendiri.
Tepung kopi produksi Charis bahkan telah dimanfaatkan oleh UMKM lain di sekitar Aceh Tengah untuk membuat roti kopi.
“Semua produk ini asalnya dari riset-riset dasar yang kami lakukan. Dari riset awal kami ini, kami berharap ada temuan yang lebih besar yang membuka peluang munculnya produk-produk baru dari tanaman kopi,” ujarnya.
