Bisnis.com, JAKARTA — Miliarder dan taipan properti Murdaya W Poo dikabarkan meninggal dunia di Singapura pada Senin (7/4/2025). Kabar tersebut disiarkan melalui laman Instagram resmi Dewan Pengurus Pusat alias DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), mengingat mendiang Murdaya Poo sebagai salah satu tokoh Buddha.
Konglomerat pemilik Pondok Indah Mall itu meninggal di usia 79 tahun, memulai kariernya sebagai penjual koran hingga sukses menjadi salah satu miliarder terkaya di Indonesia.
Profil Murdaya Poo
Lahir di Blitar, pada 12 Januari 1946, pria dengan nama lengkap Murdaya Widyawimarta Poo itu mulai memasuki bisnis konstruksi pada tahun 1972 dan menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebelum kemudian mendirikan bisnisnya sendiri, Central Cipta Murdaya Group, pada 1992.
Di bawah naungannya, perusahaan itu tak hanya berkiprah di bisnis properti, tapi juga di bidang teknik, TI, kelapa sawit, dan kayu lapis. Salah satu usaha besarnya adalah dengan mendirikan Jakarta International Expo, sebagai salah satu pusat konvensi terbesar di Jakarta.
Tak hanya itu, dia juga membangun kekayaannya dengan memiliki saham besar di pengembang properti Metropolitan Kentjana, pendiri Pondok Indah Mall dan berbagai properti mewah lainnya.
Baca Juga
Di Metropolitan Kentjana, dia juga menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2003. Jabatan lainnya adalah sebagai Komisaris Utama, Komisaris dan Direktur Utama di beberapa perusahaan. Aktif sebagai pengurus di beberapa yayasan sosial dan kemasyarakatan. Selain bergerak di bidang bisnis, Murdaya juga sempat menjejakkan kaki di dunia politik dengan bergabung bersama PDI Perjuangan.
Dia juga sempat terpilih dan menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari 2004 hingga 2009, mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Mengutip Forbes, Murdaya Poo masih menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$1,2 miliar atau sekitar Rp20,13 triliun.
Berbesan dengan Pakuwon Group
Akhir Juli 2008, JIExpo Kemayoran menjdi saksi pesta pernikahan Prajna Poo dan Irene Tedja. Gawe agung itu menyita dua gedung dengan kapasitas masing-masing 5.000 dan 6.000 tamu.
Prajna adalah anak sulung Murdaya dan Siti Hartati, sementara Irene merupakan putri Alexander Tedja, yang dikenal luas sebagai pendiri dan pemilik Pakuwon Group. Dengan latar belakang mentereng tersebut, tidak sulit menyimpulkan bahwa kenduri Prajna dan Irene menjadi wedding of the year 2008.
Alexander Tedja dengan Pakuwon Group-nya, menguasai setidaknya 7 superblok, puluhan menara apartemen, menara perkantoran, perumahan, hotel, dan pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia.
