Bisnis.com, JAKARTA — Brian Thompson, CEO asuransi kesehatan terbesar di AS tertembak hingga kehilangan nyawa dalam serangan yang tampaknya disengaja di Manhattan pada Rabu (4/12/2024).
Dilansir NBC, sebelumnya, dia diduga telah menerima ancaman terkait dengan "perlindungan" medis.
Tersangka menggunakan peredam yang dipasang pada pistol saat dia tiba di sebuah hotel di Midtown Manhattan untuk menjadi pembicara di sebuah konferensi asuransi.
Sampai saat ini, polisi belum mengidentifikasi pembunuhnya atau mengumumkan motif yang diduga. Pembunuhnya juga diduga melarikan diri ke Central Park setelah serangan itu dan masih bebas.
Brian Thompson bekerja di UnitedHealth selama beberapa dekade sebelum naik jabatan menjadi kepala eksekutif. Dia ditembak dari belakang oleh penyerang tak dikenal yang sekarang menjadi target perburuan polisi.
Kematian Thompson memberikan duka pada keluarga dan rekan kerja. Dia dikenal sebagai orang yang penyayang dan murah hati.
Baca Juga
Menanggapi kabar tersebut, UnitedHealth Group juga mengatakan bahwa mereka "sangat sedih dan terkejut" atas kematiannya.
"Brian adalah kolega dan teman yang sangat dihormati bagi semua yang bekerja dengannya. Kami bekerja sama erat dengan Departemen Kepolisian New York dan meminta kesabaran dan pengertian Anda selama masa sulit ini. Kami turut berduka cita kepada keluarga Brian dan semua orang yang dekat dengannya," tulis perusahaan dalam keterangan resmi.
Sosok CEO Perusahaan Asuransi Kesehatan Swasta Terbesar di AS
Brian Thompson, yang tinggal di pinggiran kota Minneapolis, Minnesota, diangkat menjadi kepala eksekutif (CEO) UnitedHealth pada April 2021.
Dari perusahaan tersebut, dia memperoleh penghasilan US$10,2 juta sepanjang tahun lalu. Pada 2022, dia memperoleh penghasilan US$9,8 juta dan pada 2021 dia memperoleh penghasilan US$9,6 juta.
Dia mulai bekerja di penyedia asuransi kesehatan tersebut pada 2004, dan telah memegang beberapa peran kepemimpinan, termasuk CEO divisi program pemerintah di perusahaan asuransi swasta terbesar di AS itu.
Sebelum mulai bekerja di UnitedHealth, mendiang Thompson sempat bekerja menjadi manajer di PwC selama beberapa tahun, menurut akun LinkedIn miliknya.
Dia merupakan lulusan dari University of Iowa pada 1997 dengan meraih gelar sarjana administrasi bisnis.
Belakangan, Thompson mendapatkan gugatan class action yang diajukan oleh dana pensiun pada Mei 2024, yang menuduh bahwa Thompson menjual US$15 juta saham UnitedHealth miliknya ketika dia mengetahui bahwa perusahaan tersebut sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS.
Menurut penyelidikan yang dipublikasikan oleh sebuah laporan di Wall Street Journal pada Februari lalu, penegak hukum setempat sedang menyelidiki apakah perusahaan tersebut melanggar undang-undang antimonopoli AS, .
Tempatnya bekerja, UnitedHealth adalah perusahaan besar dengan bidang asuransi, penyedia layanan kesehatan, layanan farmasi, dan data kesehatan. Pada 2023, perusahaan tersebut memiliki pendapatan lebih dari US$371 miliar.
Menurut dokumen pengadilan, perusahaan tersebut telah membeli lebih dari 35 perusahaan perawatan kesehatan selama 10 tahun terakhir. Penyidik Departemen Kehakiman telah menyelidiki apakah perusahaan tersebut menggunakan kekuatan pasarnya untuk mengurangi persaingan, sehingga merugikan pelanggan dan karyawan.
Perusahaan tersebut juga sempat menghadapi tuntutan hukum atas rencana pengambilalihan perusahaan perawatan kesehatan pesaingnya.
UnitedHealth menawarkan untuk membeli Amedisys, penyedia layanan perawatan kesehatan di rumah dan layanan hospice, seharga US$3,3 miliar.
Namun pada 12 November, departemen kehakiman menggugat untuk menghentikan penggabungan tersebut, dengan tuduhan bahwa penggabungan tersebut akan menghilangkan persaingan dan merugikan pasien.
Di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, departemen kehakiman telah meningkatkan penegakan hukum antimonopoli AS, yang bertujuan untuk mencegah monopoli industri dan mendorong persaingan antarperusahaan.
Namun, menanggapi hal tersebut, UnitedHealth mengatakan bahwa penggabungan tersebut akan tetap pro-persaingan dan inovasi lebih lanjut, yang mengarah pada hasil yang lebih baik bagi pasien dan akses yang lebih besar pada perawatan berkualitas.