Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi penyimpanan awan Dropbox mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 20% karyawannya atau sekitar 528 orang.
PHK ini dilakukan seiring dengan penurunan pendapatan yang dibukukan dan upaya transisi menjadi perusahaan yang lebih efisien.
Perusahaan yang dibuat 17 tahun lalu itu kini sedang berjuang dari penurunan finansialnya tersebut.
Lantas siapakah sosok di balik Dropbox? Dia adalah Drew Houston yang mendirikan Dropbox pada tahun 2007.
Drew Houston yang juga CEO Dropbox, mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 2007, ketika ia berusia 24 tahun, bersama teman sekelasnya di MIT, Arash Ferdowsi.
Penyedia penyimpanan cloud ini go public pada tahun 2018, dengan saham melonjak lebih dari 35% pada hari pertama.
Baca Juga
Houston, yang memiliki lebih dari 20% saham perusahaan, adalah pemegang saham individu terbesar Dropbox.
Pada Februari 2020, Houston bergabung dengan dewan direksi Facebook, menggantikan CEO Netflix Reed Hastings. Penunjukan ini semakin memantapkan posisinya sebagai tokoh terkemuka di industri teknologi.
Prestasi Houston telah diakui secara luas. Dia dinobatkan sebagai salah satu "pemain paling menjanjikan berusia 30 tahun ke bawah" oleh Business Week.
Dropbox, di bawah kepemimpinannya, diakui sebagai investasi Y Combinator yang paling sukses hingga saat ini. Selain itu, Houston termasuk di antara 30 wirausahawan di bawah 30 tahun teratas menurut inc.com.
Dropbox sendiri diakui sebagai salah satu dari 20 startup terbaik di Silicon Valley, semakin memantapkan reputasi Houston sebagai pengusaha sukses.
Andrew Houston saat ini tinggal di Austin, Texas. Di luar usaha kewirausahaannya, ia juga terlibat dalam kegiatan sipil dan politik. Houston ikut mendirikan kelompok lobi FWD.us, yang berfokus pada reformasi imigrasi dan peningkatan pendidikan. Dia secara terbuka mendukung Hillary Clinton pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.
Kekayaan bersih Houston diperkirakan sekitar $2,2 miliar, menurut Forbes. Sebelum pengajuan penawaran umum perdana (IPO) Dropbox pada bulan Februari 2018, Houston memegang 24,4% hak suara di perusahaan tersebut.