.jpg)
Bisnis.com, JAKARTA - Sektor UMKM tercatat mampu menopang 61,97% produk domestik bruto (PDB) dan menyerap 97% total tenaga kerja Indonesia sehingga dinilai memainkan peran sentral dalam roda perekonomian negara.
Pelaku usaha yang telah memasuki ranah daring di lokapasar juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital Tanah Air.
Pemerintah sendiri, melalui Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital yang baru diluncurkan Desember lalu akan fokus melakukan intervensi pada sektor UMKM untuk mendorong pengadopsian produk dan layanan digital yang dapat membantu peningkatan akses pasar dan produktivitas usaha.
Ragam pembiayaan untuk UMKM kinipun beragam. Bukan lagi sekadar melalui perbankan tapi juga bisa melalui perusahaan pembiayaan ataupun fintech.
Semisal pembiayaan yang ditawarkan oleh fintech DanaRupiah yang telah memberikan pinjaman pendanaan kepada lebih dari 11 juta penggunanya, termasuk para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Salah satunya adalah Bachruddin, seorang pemilik usaha Es Kelapa Abi di Jakarta Selatan.
Baca Juga
Memulai usahanya sejak tahun 2008, Bachruddin mengaku sebelumnya tidak pernah mengajukan pinjaman.
Namun setelah terjadi pandemi dan mengalami kesulitan untuk dapat menjual dagangannya, ia kemudian memutuskan untuk menggunakan DanaRupiah sebagai solusi untuk mempertahankan usahanya.
"Pertama kali pinjam Rp2,5 juta tenor 30 hari. Setelahnya udah agak ningkat tinggi, sekitar 3 juta, tenornya masih dalam 30 hari” ucap Bachruddin.
Bachruddin beralasan memilih DanaRupiah karena tidak ada agunan yang diperlukan pada saat mendaftar.
Danarupiah merupakan platform pinjaman P2P Lending yang legal bersertifikat ISO 27001:2013 dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (KEP-18/D.05/2020), DanaRupiah menyediakan pinjaman yang dapat disesuaikan oleh penggunanya mulai dari Rp400.000 hingga Rp25.000.000 dengan tenor pinjaman yang kini dimulai dari 90-180 hari.
Sementara itu, Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) telah memfasilitasi 51 pengusaha muda berusia 18-35 tahun di Kota Padang untuk dapat mengasah kompetensi dalam manajemen bisnis, memperluas jangkauan pemasaran dengan digital, serta meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan personal dan bisnis.
Hasilnya, mereka mampu mengumpulkan total pendapatan bisnis hingga Rp4,26 miliar, melayani lebih dari 44.000 transaksi penjualan hingga ke sejumlah wilayah di luar Kota Padang, dan menciptakan kesempatan kerja bagi 64 orang selama enam bulan masa pendampingan.
Program ini merupakan kerja sama Mandala Multifinance dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) mengimplementasikan program pelatihan dan pendampingan bisnis Digital Entrepreneur Empowerment Program (DEEP).
Business General Manager Sumatera Mandala Finance, Trisno Situmeang mengungkapkan, pengelolaan bisnis yang lebih terstruktur dan pemanfaatan digital yang dilakukan terbukti efektif meningkatkan kapasitas dan kinerja bisnis mereka.
"Kami berharap seluruh pembelajaran dan pengalaman yang diperoleh melalui program ini dapat menjadi aset berharga bagi mereka untuk terus tumbuh menjadi tokoh muda pemimpin bisnis yang menggerakkan ekosistem kewirausahaan digital di Sumatra Barat.” ujarnya.
Ketua Pengurus Prestasi Junior Indonesia, Pribadi Setiyanto menambahkan, manajemen operasional dan finansial bisnis yang konvensional serta minimnya penguasaan teknologi digital menjadi faktor penghambat utama bagi para pelaku usaha mikro untuk dapat membuat bisnis mereka naik kelas.
"Oleh karena itu, program DEEP dirancang untuk mengokohkan empat komponen fundamental pada para peserta, yaitu pengetahuan manajemen bisnis, keterampilan pengelolaan keuangan personal dan bisnis, pemanfaatan teknologi untuk perluasan akses pasar, serta kepercayaan diri untuk berinovasi,” ujarnya.
