Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia akan mendapatkan bonus demografi di masa mendatang, di mana penduduk usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif.
Hal ini bisa dimanfaatkan oleh pemilik bisnis untuk menentukan target pasarnya ke depan. Salah satunya Muhammad Sadad lewat brandnya, Erigo.
Menurut Sadad, Generasi Z yang saat ini mulai memasuki usia 20-an tahu bisa menjadi target market selanjutnya, terutama bagi yang bisnisnya mengincar anak muda.
Memiliki bisnis fesyen kasual dan street wear, Sadad ingin produknya bisa dijamah orang banyak, baik yang tua maupun yang muda, tapi pasar anak-anak muda tentunya lebih diutamakan.
"Target awal yang pasti karena saya umur sekarang udah kepala 3, bukan berarti harus bikin produk yang sesuai sama umur kita, tapi kalau bisa market di usianya di bawah yang orangnya banyak," ujarnya saat tampil di Pertamina SMEXPO, Jumat (3/11/2023).
Salah satu upayanya untuk menjaring minat anak muda adalah berkolaborasi dengan grup penyanyi wanita JKT 48.
Baca Juga
"Kita collab sama JKT 48, mereka paling tua usianya 24-25, bahkan ada yang umur 15 tahun, produk ini kita cocokkan untuk mereka," katanya.
Sadad menganggap siapa pun yang terpapar marketing Erigo akan menjadi investasi berbuah manis di masa depan.
"Buat yang sekarang masih belasan umurnya, harusnya 10 tahun lagi mereka akan jadi orang yang punya uang, dan ketika sudah tahu brand kita, mereka akan cari kita dan beli produk kita," imbuhnya.
Strategi Promosi
Untuk mempromosikan produknya, Erigo konsisten dengan menggunakan promosi di sosial media, mengunggah konten yang bagus dan menarik sebanyak mungkin.
Sadad mengungkapkan mereka memiliki keuntungan menjadi brand yang beriklan di sosial media sebelum adanya algoritma.
"Dulu belum ada algoritma, jadi kita upload konten sebanyak-banyaknya akan jadi yang teratas dan ada di page semua orang," ujarnya.
Selanjutnya, setelah ada algoritma, Sadad mengatakan tak dapat dipungkiri harus berusaha beradaptasi. Apalagi, menurutnya, anak sekarang tidak mungkin tidak menggunakan sosial media.
"Kita sempat struggling juga tuh pas ada algoritma, tapi satu kata kuncinya adaptif dan konsisten, ya update terus di Instagram, Tik Tok, Facebook. Bukan berarti mendewakan konten, tapi gimana caranya itu dimanfaatkan, karena harus ada yang dioptimalkan dari penjualan kita, salah satunya dari promosinya di media sosial," tambahnya.