Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Miliarder Arab Terkaya di Dunia 2023 Versi Forbes, Sultan Timur Tengah!

Simak daftar 10 miliarder Arab yang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia versi Forbes 2023. The real Sultan Timur Tengah!
Miliarder asal Mesir Nassef Sawiris/Birmingham.co.uk
Miliarder asal Mesir Nassef Sawiris/Birmingham.co.uk

Bisnis.com, JAKARTA - Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia 2023 atau Forbes World's Billionaires 2023. Berikut daftar miliarder asal Jazirah Arab yang masuk dalam deretan orang terkaya se-dunia pada tahun ini. 

Daftar Forbes World's Billionaires 2023 menunjukkan ada 2.640 orang kaya, turun dari 2.668 pada 2022. Kekayaan kolektif miliarder saat ini senilai US$12,2 triliun, US$500 miliar lebih sedikit dari tahun lalu. 

Di Timur Tengah, sembilan dari 21 miliarder Arab bernilai lebih rendah sekarang dibandingkan tahun lalu, tetapi kekayaan mereka secara kolektif meningkat menjadi US$53,9 miliar dari $52,9 miliar pada 2022.

Selain Nassef Sawiris, seorang pengusaha asal Mesir, terdapat juga miliarder Arab lainnya yang cukup terkenal, seperti pengusaha asal Uni Emirat Arab, Hussain Sajwani, yang kekayaan pribadinya naik secara signifikan dibandingkan tahun lalu. 

Ada pula, keluarga Al Ghurair dan keluarga Al Futtaim, keduanya dari UEA, serta Aziz Akhannouch & keluarga dari Maroko dan Othman Benjelloun & keluarga dari Maroko. 

Semua miliarder Arab ini memiliki kekayaan bersih masing-masing di atas US$1 miliar. Lantas, siapa saja para miliarder Arab terkaya saat ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Daftar Miliarder Arab Terkaya di Dunia 2023 Versi Forbes

1. Nassef Sawiris (US$7,4 miliar atau Rp109,8 triliun)

Nassef Sawiris, seorang pengusaha asal Mesir, memiliki kekayaan bersih sebesar US$7,4 miliar. DIa adalah chairman dari OCI, salah satu produsen pupuk nitrogen terbesar di dunia, dengan pabrik di Texas dan Iowa. 

Sawiris sendiri memiliki hampir enam persen saham di perusahaan pakaian olahraga Adidas, yang merupakan asetnya yang paling berharga.

2. Issad Rebrab (US$4,6 miliar atau Rp68,2 triliun) 

Rebrab merupana pendiri Cevital dan menjabat sebagai CEO selama lebih dari 50 tahun. Dia menunjuk putranya, Malik, sebagai CEO pada Juli 2022. 

Cevital adalah perusahaan swasta terbesar di Algeria, memiliki salah satu pabrik gula terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi 2 juta ton per tahun. 

3. Hussain Sajwani (US$4,5 miliar atau Rp66,8 triliun)

Hussain Sajwani adalah pendiri dan chairman DAMAC Properties, perusahaan pengembang properti mewah yang berbasis di Dubai. DAMAC kemudian bermitra dengan Donald Trump pada tahun 2013 untuk mengembangkan dua lapangan golf bernama Trump di Dubai. 

Sajwani dikenal dengan strategi pemasaran yang ekstravagan, bahkan pernah menawarkan mobil Lamborghini gratis bagi pembeli apartemen dan melakukan kesepakatan kemitraan merek dengan Versace dan Bugatti.

4. Mohamed Mansour (US$3,6 miliar atau Rp53,4 triliun)

Mohamed Mansour adalah pengawas konglomerat keluarga Mansour Group yang didirikan oleh ayahnya yang sudah meninggal, Loutfy, pada tahun 1952 dan memiliki 60.000 karyawan. 

Mansour mendirikan dealership General Motors di Mesir pada tahun 1975 dan kemudian menjadi salah satu distributor terbesar GM di seluruh dunia. 

Grup perusahaannya pun memiliki hak distribusi eksklusif untuk peralatan Caterpillar di Mesir dan tujuh negara Afrika lainnya.

 

5. Naguib Sawiris US$3,3 miliar atau Rp48,9 triliun

Naguib Sawiris adalah anggota keluarga terkaya di Mesir. Saudaranya, Nassef, juga seorang miliarder. Dia membangun kekayaannya di sektor telekomunikasi, dengan menjual Orascom Telecom pada tahun 2011 kepada perusahaan telekomunikasi Rusia, VimpelCom (sekarang Veon), dalam transaksi bernilai miliaran dolar. 

Dia menjabat sebagai ketua Orascom TMT Investments, yang memiliki saham di sebuah manajer aset di Mesir dan perusahaan internet Italia, Italiaonline, antara lain. Sawiris juga mengembangkan resor mewah bernama Silversands di pulau Karibia Grenada.

 

6. Abdulla bin Ahmad Al Ghurair (US$3 miliar atau Rp44,5 triliun) 

Abdulla bin Ahmad Al Ghurair merupakan pendiri Mashreqbank pada tahun 1967 dan saat ini masih menjabat sebagai anggota dewan direksi. 

Selain sektor perbankan, dia juga memiliki perusahaan induk yang berinvestasi di bidang makanan, konstruksi, dan real estate. 

Salah satu perusahaan konstruksinya pernah mengerjakan eksterior Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia, serta membantu membangun Metro Dubai

 

7. Najib Mikati (US$2,8 miliar atau Rp41,5 triliun) 

Najib Mikati adalah salah satu pendiri perusahaan investasi Beirut bernama M1 Group. Saat ini, Mikati menjabat sebagai perdana menteri Lebanon, sebuah posisi yang pernah dipegangnya dari 2011 hingga 2014 dan singkat pada tahun 2005. 

Mikati dan saudaranya, Taha Mikati, mendirikan Investcom pada tahun 1982 dan menjual telepon satelit pada masa perang saudara Lebanon. Mereka memperluas bisnis ke Afrika di mana mereka membangun menara seluler di Afrika dengan membangun menara seluler di Ghana, Liberia, dan Benin. 

8. Taha Mikati (US$2,8 miliar atau Rp41,5 triliun)

Sebagai saudara dari Najib Makati, Taha Mikati pun seorang pengusaha dan filantropis Lebanon. Bersama saudaranya, Investcom menjadi perusahaan publik di London Stock Exchange, dan pada tahun 2009, MTN membeli saham Mikati senilai $3,6 miliar pada 2005. 

9. Suhail Bahwan (US$2,7 miliar atau Rp40,081 triliun)

Suhail Bahwan adalah pendiri dan chairman dari Suhail Bahwan Group, salah satu konglomerat terbesar di Oman. 

Perusahaan ini merupakan produsen pupuk terkemuka di Oman, dengan kapasitas produksi 1,3 juta ton urea per tahun. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki diler-diler Nissan dan BMW. 

Namun, pada 2002 dia pecah kongsi bisnis dengan saudaranya yang kemudian mempertahankan diler Toyota dan mewariskannya kepada sang putra, Mohammed.

10. Abdulla Al Futtaim (US$2,4 miliar atau Rp35,6 triliun)

Abdulla Al Futtaim adalah pemilik konglomerat Al Futtaim Group yang dijalankan oleh putranya, Omar, yang menjabat sebagai wakil ketua dan CEO. Pada tahun 1955, grup ini menjadi distributor eksklusif Toyota di UEA dan masih memegang distributorship hingga saat ini. 

Al Futtaim juga berlisensi untuk mengoperasikan Hertz, Ikea, Toys (R) Us, dan Marks and Spencer di UEA. Penjual eceran tersebut menjadi anchor mall mereka, yang meliputi Dubai Festival City, Dubai Festival Plaza, Doha Festival City, dan Cairo Festival City.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper