Bisnis.com, JAKARTA -- Pengiriman makanan online berkembang secara alami dari layanan ride hailing seperti Uber dan Lyft di AS atau Gojek dan Grab di Indonesia.
Mereka menggunakan tenaga crowdsourced sebagai infrastruktur penyedia jasa pengiriman itu.
Sekarang, pandemi telah menyebabkan lonjakan permintaan pengiriman karena masalah kesehatan.
Dilansir melalui Entrepreneur, pengusaha dapat mempertimbangkan untuk memulai bisnis pengiriman di kota mereka. Biaya awal dapat ditekan menjadi rendah dengan menggunakan kontraktor independen dan dengan melisensikan aplikasi yang sesuai.
Permintaannya tentu tinggi. Jika dilakukan dengan benar, operator dapat berkoordinasi dengan toko dan pusat distribusi untuk menyinkronisasi sistem.
Atau bisnis kecil dapat berintegrasi dengan infrastruktur TI perusahaan besar. Salah satu opsi yang meningkatkan keuntungan adalah membebankan mark-up untuk barang yang dibeli di samping biaya pengiriman.
Atau mungkin menjamin pesanan yang disiapkan menggunakan praktik kesehatan yang ketat untuk mendapatkan pelanggan baru.
Untuk menghindari kesalahan, berikut adalah beberapa hal yang harus diwaspadai:
1. Pelanggan menginginkan eksekusi yang hampir sempurna.
Pemilik bisnis mungkin berpikir bahwa tingkat keberhasilan 95 persen untuk pengiriman cukup baik. Mungkin juga tidak.
Berkat upaya konstan Jeff Bezos untuk layanan logistik yang sempurna, konsumen telah meningkatkan harapan mereka. Jadi, pastikan hanya ada sedikit ruang untuk pengiriman dengan barang yang salah, barang rusak, keterlambatan pengiriman, dan lain lain jika Anda ingin startup Anda berhasil.
2. Usaha kecil harus mengoptimalkan logistik last-mile.
Fokus utama logistik last mile adalah mengirimkan barang ke end-user secepat mungkin.
Kontraktor independen harus memilikiinisiatif untuk menemukan rute yang dapat memotong waktu tempuh dan kemacetan lalu lintas, menentukan lokasi yang tepat, mengandalkan aplikasi seluler untuk bekerja secara lancar, dan mengirim pemberitahuan kepada pengguna untuk status penerimaan pesanan.
3. Jangan ceroboh dengan protokol keamanan selama pandemi.
Pengirim barang harus dipastikan memiliki disiplin untuk mengikuti protokol kesehatan baru seperti menjaga jarak sosial dan mengenakan alat pelindung diri. Praktik keselamatan dapat mencakup pemindaian barcode dan konfirmasi serta pembayaran tanpa kontak.