Bisnis.com, JAKARTA - Turut membantu program pemerintah dalam penyediaan akses terhadap air bersih di Indonesia, Swiss German University (SGU) bekerjasama dengan Habitat Indonesia, organisasi non-profit yang bergerak dalam penyediaan kelayakan tempat tinggal bagi masyarakat yang membutuhkan, dan Bapak Chris Salim, ahli sistem pemurnian air dan dosen Universitas Surya, dengan menyediakan air bersih bagi masyarakat Desa Marga Mulya, Mauk, Tangerang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2014, pada periode 2004-2014, akses sanitasi dan air minum layak naik masing-masing 19,3 persen dan 22,93 persen. Di akhir tahun 2014, akses sanitasi layak nasional telah mencapai 61,06 persen dan akses air minum layak nasional mencapai 68,11 persen. Dan disetiap tahunnya akses sanitasi layak meningkat 2,29 persen, dan akses air minum meningkat rata-rata 1,93 persen sehingga rata-rata peningkatan akses air minum dan sanitasi sebesar 2 persen per tahun.
Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan pemetaan kelayakan kondisi air di Desa Marga Mulya, pemasangan water filtration system guna mendukung akses air untuk seluruh masyarakat desa dan pemberian edukasi air bersih untuk peningkatan kualitas hidup.
Desa Marga Mulya merupakan sebuah desa tertinggal yang berada di daerah Mauk, Tangerang, terletak hanya beberapa kilometer dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan dihuni oleh sekitar 250 orang atau 60 kepala keluarga. Masyarakat yang tinggal di Desa Marga Mulya hidup dengan tidak ada sanitasi yang layak, tidak tersedia air bersih, tidak ada pekerjaan tetap, pendidikan yang rendah, dan lainnya. Oleh karena itu, SGU memutuskan untuk berusaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Marga Mulya melalui proyek penyediaan air bersih ini.
Kepala Desa Marga Mulya, Bapak Abu Bakar, mengapresiasi apa yang dilakukan oleh SGU sebagai institusi pendidikan tinggi swasta bertaraf internasional pertama di Indonesia ternyata juga peduli dengan lingkungannya. “Segenap warga Desa Marga Mulya, terutama Kampung Bebulak Sebrang, berterima kasih atas upaya yang dilakukan oleh SGU sebagai universitas yang tidak hanya peduli terhadap pendidikan saja, tetapi juga peduli dengan kelayakan hidup masyarakat di lingkungan sekitar. Hal ini tentunya sangat membantu kami dalam melaksanakan kegiatan kami sehari-hari karena kondisi masyarakat Desa Marga Mulya sangat berkekurangan, khususnya dalam air bersih ini,” kata Bapak Abu dalam siaran persnya
Dr.-Ing Evita H. Legowo Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat SGU, percaya bahwa Proyek Air Bersih ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Marga Mulya. “Air bersih merupakan kebutuhan dasar seluruh makhluk hidup. Jika masyarakat Desa Marga Mulya memanfaatkan air bersih untuk minum, mencuci, dan mandi, tentunya akan meningkatkan kesehatan mereka, dan jika mereka sehat, mereka dapat bekerja ataupun beraktifitas dengan baik dan terhindar dari masalah-masalah kesehatan yang timbul akibat buruknya kualitas air,” kata Dr. Evita.
Selain proyek Air Bersih, SGU akan terus mendukung masyarakat Marga Mulya sebagai Desa Binaan SGU dengan proyek yang sama atau lainnya sehingga mereka akan memiliki kondisi hidup yang terus dapat ditingkatkan. Bentuk dukungan lainnya yang direncanakan akan dilakukan oleh SGU pada masa depan adalah memberikan pendidikan yang lebih baik, pengajaran dalam hal mengolah sayuran hidroponik (metode penanaman tumbuhan ramah lingkungan yang menggunakan media air), dan memberikan pelatihan dan pendidikan dalam bidang penjualan dan pemasaran.