"Mengapa anak muda Hong Kong idolakan entrepreneur, sedangkan Indonesia tidak? Apakah figur idola memperngaruhi semangat entrepreneurship?" Menurut Ciputra, di Hong Kong, Singapura, maupun Malaysia, entrepreneurship sudah membudaya di masyarakat. Sedangkan di Indonesia justru terbaik. Karen itulah harus diubah pola pikir yang menjadi kebiasaan pemikiran yang membudaya. Negara-negara tersebut banyak melahirkan entrepreneur yang sukses, mendunia, dan dikagumi karena kegigihannya meratas usaha. Adapun di Indonesia, figur entrepreneur sukses masih sangat sedikit, terutama dari kalangan pengusaha muda. Dan ini harus dibangkitkan. Anak muda cenderung mengidolakan seseorang yang dianggap berguna di masa generasinya. Sebab, setiap zaman ada generasi sendiri. Setiap generasi punya tren sendiri mengikuti oerubahan zaman. "Nah, anak muda akan mengikutinya," kata Ciputra. "Dari otak ke hati. Dari hati menjadi sifat lalu menjadi budaya. Sejak kecil anak-anak sudah bisa diajarkan kreatif. Setelah besar menjadi dewasa akan menjadi lebih hebat dari seorang Ciputra," tambahnya. Untuk menjadi entrepreneur dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan, bergaul dengan lingkungan, atau memang lahir dari keluarga entrepreneur. "Menjadi entrepreneur tidak perlu malu gagal karena tidak melakukan kecurangan. Tidak perlu malu gagal karena tidak melakukan penipuan."
*Diambil dari buku Sisi Lain Ciputra: Reportase yang Belum Terungkap |
CIPUTRA WAY: Entrepreneurship Tidak Menipu
"Mengapa anak muda Hong Kong idolakan entrepreneur, sedangkan Indonesia tidak? Apakah figur idola memperngaruhi semangat entrepreneurship?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu