Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DINA RIMANDRA HANDAYANI: Sukses Berbekal Keberanian

Merintis bisnis akan berakibat pada dua hal, keuntungan dan risiko merugi. Kedua faktor itu sudah dia pahami dengan baik.
Dina Rimandra Handayani. /Bisnis.com
Dina Rimandra Handayani. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Keberanian, percaya diri, pantang menyerah, fokus, dan yakni merupakan lima prilaku yang mendorong keberhasilan Dina Rimandra Handayani sebagai pengusaha.

Di usianya yang masih muda, dia telah dipercaya memegang jabatan sebagai Direktur PT Indosarnia, yang memproduksi minuman fermentasi buah apel, Albens Fine English Cider. Semua itu tidak lepas dari keterampilannya dalam berbisnis sejak usia belia.

Bakat bisnis dalam diri Dina ternyata sudah terlihat sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Saat itu, dia mulai membuat asesoris fesyen. Peminat produknya ternyata sangat banyak, dan membuatnya memutuskan membuat butik kecil-kecilan setelah masuk ke Sekolah Menengah Atas.

“Dari kecil saya tidak terbiasa diam. Selalu harus bergerak, berkreasi,” tuturnya. Keinginannya untuk berbisnis semakin kuat ketika dia masuk ke bangku kuliah. Usai menggenggam ijazah sarjana komunikasi, perempuan supel ini kemudian berangkat ke Inggris.

Perempuan kelahiran Bogor, 28 tahun lalu mengisahkan ide membuat minuman apel fermentasi (cider) ini didapatkannya berkat masukan dari teman-temannya ketika mengenyam pendidikan di negara Ratu Elizabeth itu.

“Saat tinggal di sana, saya banyak bergaul dengan sosialita dan pebisnis. Akhirnya mereka memberikan ide tersebut, dan saya bermitra untuk membuat usaha ini,” ujarnya.

Keterkaitannya untuk membuka usaha sendiri membuatnya berada di persimpangan jalan. Dia ternyata harus memilih apakah apakah akan meneruskan kuliah, atau kembali ke Indonesia untuk membuka bisnis minuman tersebut.

Akhirnya, dia membulatkan tekat untuk kembali ke Tanah Air dan mulai merintis minuman sari buah apel, di bawah bendera PT Indosarnia pada 2010.

Dia menilai keputusannya tepat karena dukungan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang sangat besar di Indonesia.“Minuman ini kan bahan dasarnya apel, saya kira Indonesia memiliki sumber daya cukup. Saya pikir kita punya apel sendiri di Jawa Timur, kemudian kenapa kita kembangkan dan memanfaatkan petani,” jelasnya.

Guna mengembangkan bisnis ini, Dina memilih mengempatkan pabrik minuman sari buah apel beralkohol ini di Kabupaten Jembrana, Bali. Alasannya, karena konsumen minuman jenis ini dapat dipastikan lebih banyak di Pulau Dewata.

Pilihan ini terbukti tepat karena, minuman lokal berfermentasi tersebut selain dipasarkan ke kota-kota besar di Indonesia, juga berhasil merambah ke berbagai negara seperti Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Hong Kong.

Saat ini, produksi minuman ini mencapai dua juta liter per tahun. Setiap bulan dapat memasarkan minimal 1.000 karton. Dia menjelaskan bahan baku utama, apel didapatkan dari pembelian langsung dari petani di Malang. Persentase penggunaan apel dari Malang belum dapat 100% karena kuantitas produk di dalam negeri belum stabil.

“Persentase antara penggunaan apel Nasional dan Mancanegara ya 50:50. Saya bermimpi jika nanti perusahaan semakin membesar, saya ingin memiliki perkebunan apel sendiri, selain untuk memenuhi kapasitas produksi, juga mendorong bisnis agrikultur,” katanya.

Usia muda dan sudah bertanggung jawab untuk mengelola lebih kurang 200 karyawan, baik di pabrik maupun kantor di Jakarta, membuat Dina menerapkan pola manajemen tersendiri.

“Saya banyak berdialog dengan karyawan saya. Kalau ada masalah, ada di mana. Dari beberapa lini perusahaan yang paling banyak memerlukan perhatian khusus adalah bagian pemasaran,” ujarnya.

PRINSIP BISNIS

Menurutnya, saat ini pola kepemimpinan yang demokratis lebih pas diterapkan pada manajemennya. Keberanian berusaha yang dimiliki Dina ternyata sangat linier dengan sikapnya yang tidak pantang menyerah.

Merintis bisnis akan berakibat pada dua hal, keuntungan dan risiko merugi. Kedua faktor itu sudah dia pahami dengan baik. “Saya tidak pernah takut gagal. Jika kita takut, bagaimana bisa survive,” tegasnya.

Dina mengatakan keberaniannya untuk menghadapi potensi kegagalan didukung oleh prinsip hidupnya. “Saya hidup dengan  passion. Ketika saya suka pada satu hal, maka saya akan total di situ. Enaknya memiliki bisnis sendiri karena bisa mengatur waktu sendiri. Semangat. Saya suka tantangan,” katanya.

Berkutat dengan pemasaran, dan pengawasan produk Albens, membuat waktu 24 jam seperti kurang buat perempuan bermata tajam ini. Di tengah kepenatan kerja, dia seringkali meninggalkan Ibu Kota, dan menyambangi daerah yang terkenal dengan wisata air.

“Saya suka ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Ke depan saya ingin ke diving ke Gorontalo, dan Derawan,” ungkapnya sembari tersenyum.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Diena Lestari
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (20/12/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper