Pasar untuk olahan carica sebenarnya terbuka luas ke seluruh daerah Indonesia. Pelaku usaha tidak hanya menunggu kalangan wisatawan yang datang tetapi bisa mencari konsumen dengan mengandalkan pemasaran Internet.
Hal ini sudah dibuktikan Trisila Juwantara, salah satu pemain lama yang terjun sejak 2001 dalam bisnis olahan carica. Ketika mengawali usahanya, Trisila hanya membuat usaha kecil-kecilan dengan modal Rp500.000 untuk membeli bahan baku dan kemasan.
Yuasafood Berkah Makmur, nama usahanya yang beralamat di Jalan Dieng Km 3,5 Krasak, Mojotengah, pada awalnya hanya membuat cocktail dalam kemasan stoples kaca. Di tahun ke-2, dia mengembangkan beberapa produk, seperti cocktail kemasan plastik, sirup, pulpy, manisan kering, keripik, dan jus. Semuanya ada di bawah merek Buavica.
Dari seluruh produk itu, andalannya adalah cocktail (manisan basah), baik yang dikemas dalam stoples kaca serta cup plastik.
“Keunggulan yang kami tawarkan yakni proses pengemasan yang higienis dalam kondisi vakum atau kedap udara, serta menggunakan teknologi sterilisasi komersial sehingga tahan lama,” ujarnya.
Dia mengklaim Buavica sebagai leader dalam pengembangan produk carica dengan inovasi produk dan kemasan.
Standar Internasional
Dia juga menerapkan standar internasional, seperti standar mutu hazard analysis critical control point (HACCP). “Satu hal yang tetap kami pertahankan sejak awal sampai sekarang adalah fokus pada pengembangan produk berkualitas dengan orientasi ekspor,” ujarnya.
Kendati masih berskala UKM, Trisila berusaha membuat konsep pengelolaan modern dan tertata, mulai dari bidang produksi hingga pemasaran.
Misalnya, Yuasafood dikelola dengan membangun unit-unit kerja yang saling menguatkan. Dia juga sering memberikan pelatihan untuk memperkuat SDM sehingga terampil dan memberikan layanan cepat kepada konsumen.
Untuk pemasaran, selain membuka gerai untuk melayani konsumen secara langsung di Kota Wonosobo, Trisila juga membuka sistem keagenan di setiap kota di Indonesia.
Promosi online juga digencarkan lewat situs buavica.blogspot.co.id. Kemudian, dia membuat satu email dan nomor kontak yang dioperasikan karyawannya. Dengan demikian, konsumen dari luar kota bisa dilayani secara cepat tanpa harus bertemu muka.
“Kami melayani penjualan luar kota di seluruh Indonesia dengan berbagai jasa pengiriman barang,” ujarnya.
Dengan cara itu, penjualan produknya kini sudah merambah berbagai daerah di Indonesia, seperti Papua, Makasar, Balikpapan, DKI, Riau, Batam, Bali, Yogyakarta, dan daerah-daerah di Pulau Jawa.
Agar bisa masuk ke semua kalangan konsumen, dia menyediakan banyak pilihan volume, jenis kemasan, dan isi setiap karton yang dibanderol dengan harga berbeda-beda.
Harga paling murah yakni Rp1.500 per pieces untuk jus carica ukuran 210 ml, sementara cocktail carica dalam kemasan gelas kaca ukuran 350 gram dibanderol dengan tarif menengah Rp15.000 per pieces.
Dibantu 50 orang karyawan di bidang produksi, suami Samilah ini mampu memproduksi sekitar 500 kilogram bahan baku carica atau sekitar 15 ton per bulan. Hasil produksinya rata-rata 3.000 karton per bulan. “Omzet usaha carica yang bisa kami dapat rata-rata Rp200 juta per bulan,” tutur ayah dua anak ini.
Menurut Trisila, prospek usaha carica masih sangat cerah mengingat pangsa pasar masih terbuka lebar, baik pasar nasional maupun internasional. Hanya saja, pelaku usaha dituntut berstrategi agar usahanya punya ketahanan, berdaya saing, serta mampu memenuhi ekspektasi pasar.
Strategi yang dilakukan, antara lain bekerja sama dengan para petani lewat koperasi KSU Karika untuk menjamin stabilitas bahan bahan baku. Hal ini berdampak pada stabilitas mutu dan harga.
Selain itu, dia juga membangun tim riset dan pengembangan produk demi mengikuti perubahan pasar dengan inovasi dan diversifikasi produk. Dia mengakui perkembangan pasar produk olahan carica bisa berubah sangat cepat.
“Contohnya, dulu kemasan kaleng masih sangat diminati konsumen, kemudian berubah ke kemasan glass jar. Sekarang tuntutan konsumen berubah ke kemasan yang lebih fleksibel, seperti cup, tube PET dengan berbagai ukuran volume dan isi tiap kartonnya,” tuturnya.