Apa yang ingin Anda ubah dalam diri Anda? Hidup lebih sehat? Berhenti merokok? Beribadah lebih teratur? Berhenti menunda-nunda tugas? Menabung untuk suatu rencana?
Ya, semua orang punya tantangan sendiri-sendiri. Namun, bila selama ini Anda mencari pertolongan dari orang lain, sebaiknya Anda pertimbangkan ulang.
Seorang psikiater spesialis mengobati orang yang kecanduan, Dr. William Miller, menemukan bahwa jenis terapi, lamanya terapi, maupun pengalaman terapi bukanlah faktor penting dalam penyembuhan.
Miller menemukan bahwa kuncinya adalah membantu seseorang menemukan motivasi pribadi untuk dirinya sendiri. Dengan kata lain, bila seseorang tidak ingin berubah, dia tidak akan berubah. Sebaliknya bila ada yang berhasil menyadarkan dia, membawanya pada penemuan diri, menghubungkan manfaat dari perubahan dengan nilai-nilai yang penting baginya, perubahan akan terjadi dengan wajar dan sendirinya.
Buku Influencer oleh Joseph Grenny dkk., yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Dunamis Publishing menceritakan kisah Miller di atas beserta puluhan cerita inspiratif lain mengenai mengapa dan bagaimana kita berubah. Mana yang lebih berperan, motivasi atau kemampuan? Bagaimana bila kita sudah bulat tekad untuk berubah tetapi tidak mempunyai kemampuan?
‘Is Will a Skill?’
Sekelompok anak berusia 11 tahun disertakan dalam suatu penelitian. Mereka diberi kue bolu kesukaan anak-anak. Kemudian, peneliti mengatakan bahwa anak-anak itu boleh memakan kue tersebut seketika itu juga, namun bila mereka tahan menunggu selama 3 menit, mereka akan mendapat tambahan satu kue lagi. Ternyata hampir semua anak melahap kue di hadapan mereka tanpa menunggu 1 menit pun.
Kemudian, anak-anak ini diajari ketrampilan untuk menunda. Mereka disuruh mengalihkan perhatian dari kue, berpura-pura sedang main layang-layang, berpura-pura sedang mendengarkan cerita yang dibacakan ibunya, dan seterusnya. Ternyata tingkat keberhasilan orang yang menunggu 3 menit, dan karenanya mendapat kue kedua, meningkat secara drastis. Artinya: motivasi saja tanpa ketrampilan tidaklah cukup. Kita perlu keduanya.
Kembali pada tantangan untuk berubah. Kalau motivasi pribadi adalah kuncinya, bagaimana kita dapat menemukan alasan untuk menyukai hal yang tidak kita sukai yang selama ini jadi penghambat untuk berubah. Bagaimana kita menemukan makna dalam diri sendiri yang terhubung ke nilai-nilai yang penting bagi kita?
Carilah seorang mitra yang Anda percaya. Misalnya pasangan, saudara, teman kerja, atasan di kantor, dan sebagainya. Mintalah dia menjadi ‘penasihat’ Anda. Bukankah biasanya mudah bagi mitra menasihati orang lain meskipun sulit melakukannya sendiri?
Ceritakan tantangan Anda, misalnya ingin berhenti merokok. Mintalah rekan ini untuk mengajak Anda melihat manfaat melakukan apa yang tidak Anda sukai, yakni ‘mengapa’-nya. Atau, bagaimana Anda dapat melakukannya dengan cara berbeda sehingga paling tidak Anda dapat menerimanya, dalam hal ini ‘cara’-nya.
Jadi, mitra Anda akan bertanya, “Apakah Anda sayang pada anak-anak balita yang tinggal di rumah?” “Apakah Anda tega bila mereka sakit paru-paru karena merokok pasif?” “Apakah Anda ingin menyaksikan mereka tumbuh menjadi dewasa?”
Kemudian, mitra Anda akan menyarankan beberapa cara berhenti merokok. Mulai dari menggantinya dengan permen, menempel koyo khusus, menjauhkan semua asbak, mengurangi jumlah rokok satu batang sehari sampai nihil, dan seterusnya.
Namun sekali lagi, upaya ini hanya akan berhasil bila Anda sendiri mempunyai tekad. Mitra Anda hanya dapat membantu menemukan kesadaran sendiri. Stiker di kaca belakang mobil ini menggambarkannya dengan tepat.
Enam Sumber Perubahan Berkesinambungan
Setelah menemukan motivasi dan kemampuan untuk berubah dari diri Anda sendiri, tantangan Anda adalah membuat perubahan itu permanen. Bukan seperti buih yang keluar dari botol sampanye.
Untuk itu, Anda harus mengerahkan lingkungan sosial seperti teman di kantor, keluarga di rumah, tetangga, komunitas, bahkan ‘teman’ Anda di media sosial. Sikap mereka baik mendukung perubahan perilaku Anda atau mencemoohkan akan sangat berperan dalam ketahanan perilaku baru Anda.
Dua sumber yang terakhir yaitu motivasi dan kemampuan struktural juga menentukan keberhasilan perubahan Anda dalam jangka panjang. Motivasi struktural adalah imbalan atau sangsi. Apakah perilaku yang diubah mendatangkan keuntungan atau kerugian, baik materil langsung atau tidak langsung.
Sementara itu, segala fasilitas, kemudahan, alat, sarana, prasarana, data, ruang, lingkungan yang memudahkan atau menghambat kita sebut kemampuan struktural. Keenam sumber inilah yang akan membuat suatu perubahan bertahan.
Pendekatan ini sudah digunakan dalam berbagai program perubahan di Indonesia, mulai dari budaya perusahaan, kebiasaan berbagi pengetahuan, sikap melayani pelanggan, keselamatan kerja, dan sebagainya.
Penulis:
Robby Susatyo
Pakar Manajemen