Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Bisnis Sampingan Bernilai Miliaran Dolar, Buka Peluang Generasi Z Putus Kuliah

Generasi Z yang putus kuliah berpotensi sukses dengan bisnis sampingan, seperti Apple dan Airbnb, yang bisa bernilai miliaran dolar.
Ilustrasi pekerjaan sampingan/universitasmuhammadiyah
Ilustrasi pekerjaan sampingan/universitasmuhammadiyah

Bisnis.com, JAKARTA - Lupakan gelar sarjana, atau meniti karier di perusahaan. Orang-orang sukses dan terkaya dunia seperti Jeff Bezos dan Elon Musk di masa depan bisa jadi adalah generasi Z yang saat ini putus kuliah. 

Hal ini karena menurut penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka para Gen Z kemungkinan besar akan mengerjakan pekerjaan sampingan mereka sendiri di luar pekerjaan rutin mereka, dan justru berhasil dengan pekerjaan sampingan itu.

Bukan rahasia lagi bahwa lulusan Gen Z banyak yang merasa rugi setelah menghabiskan banyak uang untuk gelar mereka, hanya untuk menyadari bahwa kualifikasi tersebut "tidak berguna" untuk dunia kerja dan bahkan tidak akan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan lagi. 

Hal itu juga sejalan dengan penelitian baru menunjukkan bahwa suatu hari nanti mereka bisa saja menjadi seorang Gen Z yang putus kuliah.

Berdasarkan penelitian Resume Genius, sebanyak 58% dari generasi ini memiliki pekerjaan sampingan di luar pekerjaan sehari-hari mereka, dengan pria muda sekitar 8% lebih mungkin punya pekerjaan sambilan dan menjadi bos untuk diri mereka sendiri setelah bekerja sepanjang pekan. 

Namun, orang yang paling mungkin menjalankan bisnis mereka sendiri setelah jam kerja adalah Gen Z tanpa gelar.

Karena faktanya, penelitian ini mengungkapkan bahwa kemungkinan memiliki pekerjaan sampingan menurun seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan formal pekerja Gen Z. 

Sebanyak 7 dari 10 pekerja Gen Z dengan sedikit pengalaman kuliah atau putus kuliah sebelum menyelesaikan program studi mereka, saat ini menjalankan pekerjaan sampingan atau membangun bisnis mereka sendiri. 

Sebagai perbandingan, jumlahnya turun menjadi hanya sekitar 55% bagi mereka yang memiliki gelar sarjana atau magister.

Hal ini terjadi ketika generasi pekerja termuda semakin memilih untuk meninggalkan pekerjaan dengan jenjang karier di perusahaan dan lebih memilih menjalankan bisnis mereka sendiri. 

Jabatan dengan pertumbuhan tercepat kedua di antara Gen Z saat ini adalah sebagai "pendiri," menurut LinkedIn. Studi lain juga menunjukkan bahwa setengah dari mereka yang berusia 18 hingga 35 tahun yang telah memulai pekerjaan sampingan atau berencana untuk memulainya mengatakan bahwa motivasi utama mereka adalah menjadi bos bagi diri mereka sendiri.

Dan meskipun tidak semua Gen Z yang memiliki usaha sampingan akan menjadi raksasa teknologi berikutnya di Fortune 500, mereka masih selangkah lebih dekat daripada mereka yang tidak punya usaha sampingan.

Sederet Usaha Sampingan Bernilai Miliaran Dolar, dari Apple hingga Airbnb

Beberapa perusahaan terbesar di dunia berawal dari usaha sampingan sederhana yang dibangun di ruang bawah tanah, garasi, atau saat istirahat makan siang.

Beberapa contohnya ada Apple, ketika Steve Wozniak dan Steve Jobs bertemu pada tahun 1971 saat bekerja di perusahaan raksasa teknologi HP. Setahun kemudian, mereka memulai usaha sampingan pertama mereka, menjual "blue box" yang memungkinkan orang melakukan panggilan telepon jarak jauh tanpa biaya. 

Mereka kemudian mengerjakan komputer Apple 1, sering bertemu untuk bertukar pikiran di garasi rumah masa kecil Jobs di Los Altos sambil tetap mengerjakan pekerjaan teknologi purnawaktu lainnya.

Kemudian, Jack Dorsey bekerja sebagai desainer web di sebuah perusahaan podcast bernama Odeo ketika dia mulai mendesain Twitter.

Instagram juga awalnya hanyalah proyek sampingan, yang merupakan turunan dari aplikasi yang lebih rumit bernama "Burbn" yang diciptakan oleh mantan karyawan Google, Kevin Systrom, saat bekerja di situs web rekomendasi perjalanan rintisan Nextstop.

Under Armour, Etsy, dan Airbnb juga dulunya merupakan pekerjaan sampingan. Dari usaha-usaha ini, Anda tidak hanya melihat para miliarder paling terkenal di dunia, tapi juga bagaimana mereka mengubah pekerjaan sampingan menjadi pekerjaan tetap.

Chase Gallagher berusia 12 tahun ketika dia mulai memotong rumput tetangganya di Pennsylvania dengan upah US$35 per potong pada musim panas 2013. Pada usia 16 tahun, Gallagher telah menghasilkan US$50.000 dari pekerjaan sampingannya memotong rumput. 

Kini, bisnis tersebut telah berkembang menjadi CMG Landscaping, bisnis lanskap yang mempekerjakan 10 orang dan melakukan "mulai dari pengelolaan air hujan dan drainase hingga pemasangan paving block dan penerangan". Tahun lalu, CMG Landscaping menghasilkan pendapatan lebih dari US$1,5 juta.

Demikian pula, Ed Fuller, yang mengubah pekerjaan sampingannya untuk Amex menjadi agensi pemasaran senilai US$27 juta per tahun yang bekerja sama dengan MrBeast. 

Ada pula House of CB, merek fesyen kultus dengan lebih dari 6 juta pengikut media sosial dan basis penggemar Kardashian, berawal sebagai pekerjaan sampingan remaja di eBay.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro