Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kwon Ping Ho, Sosok di Balik Banyan Group Jaringan Hotel Termewah Dunia

Ikuti kisah Kwon Ping Ho, dari jurnalis jadi bos jaringan hotel termewah dunia.
Banyan/banyantree
Banyan/banyantree

Bisnis.com, JAKARTA - Beralih profesi bukanlah hal yang mudah. Namun, hal itu yang membawa Kwon Ping Ho menjadi pemilik dari operator hotel dan resor termewah di dunia, Banyan Group.  

Kwon Ping Ho, 72 tahun, adalah pendiri dan ketua eksekutif jaringan hotel mewah Banyan Group, yang telah bekerja di industri perhotelan selama lebih dari tiga dekade.

Ho membuka resor pertamanya pada 1994 dan kini lebih dari tiga dekade perusahaannya telah mengoperasikan lebih dari 90 hotel dan resor di seluruh dunia. 

Pria kelahiran Hong Kong, 24 Agustus 1952 merupakan keturunan orang Singapura, dan menempuh pendidikan di Thailand, Taiwan, AS, dan Singapura. 

Dia berkuliah di Universitas Tunghai di Taiwan, tempat dia mendapatkan pengaruh yang mendalam dari budaya China. Setelah setahun di Taiwan, dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Stanford di AS. 

Setelah kembali ke Singapura, dia menjalani wajib militer, dan kemudian melanjutkan pendidikan di Singapore National University, dan lulus di bidang ekonomi dan sejarah dengan medali perak yang diberikan oleh Federasi Pengusaha Singapura sebagai mahasiswa berprestasi kedua. 

Memimpin perusahaan yang kini bernilai hampir US$373 juta, dia memulai kariernya dari bawah sebagai jurnalis di Far Eastern Economic Review, sebuah majalah berita Asia berbahasa Inggris yang berbasis di Hong Kong. 

Ho sempat ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri karena menulis artikel tentang Lee Kuan Yew, mantan perdana menteri Singapura, dan ditahan di sel isolasi selama dua bulan.

Bertahun-tahun kemudian, pada 2018, Ho mengungkapkan dalam sesi dialog yang bahwa dia tidak menyimpan dendam terhadap Lee Kuan Yew, karena menahannya.

Sebaliknya, dia bersyukur karena penahanannya justru meningkatkan nilai akademiknya, karena dia bisa mendapatkan akses ke buku-buku sehingga dia bisa belajar selama 18 jam sehari dan menjadi yang teratas di seluruh fakultas dalam ujian". 

Setelah dibebaskan, dia terus bekerja sebagai jurnalis. Namun, ketika sang ayah menderita stroke, sebagai putra tertua, Ho harus mengambil alih kendali perusahaan keluarganya, Wah Chang Group. 

Pada tahun 1994, Ho membuka resor pertamanya, Banyan Tree Phuket, setelah mengalihfungsikan bekas tambang timah yang dibelinya satu dekade sebelumnya.

Jurnalis yang kini menjadi pengusaha perhotelan mewah ini bahkan mengatakan bahwa bisnis terburuk adalah "perhotelan."

Dia menguraikan tantangan menjalankan grup hotel global yang telah berkembang menjadi 90 hotel, dari Kuba, Arab Saudi, hingga Jepang bahwa pengelolaannya bisa sangat intensif. 

"Bencana kesehatan seperti Covid-19 atau bencana alam seperti gempa bumi, peristiwa politik semuanya menjadi risiko. Begitu banyak risiko kejadian yang dapat menghentikan perjalanan hotel ini," ungkapnya. 

Di tengah penutupan sektor perhotelan akibat pandemi, Ho mengatakan dalam pada Juli 2020 bahwa dia tak lagi menerima gaji, alias dipangkas 100%. Perusahaan juga terpaksa memberhentikan hingga 15% dari total tenaga kerja globalnya.

Namun, kini perusahaan tersebut telah pulih. Pada Januari 2024, Banyan Group menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kinerjanya pada 2023 sudah berhasil melampaui "metrik pra-pandemi di berbagai pasar regional."

Ho mengatakan bahwa selama kariernya membangun jaringan hotel, dia telah mempelajari dua pelajaran penting tentang menjalankan jaringan hotel mewah seperti Banyan Group, yakni menetapkan budaya perusahaan yang tepat sangatlah penting karena manusia sangatlah penting. 

"Anda pergi ke hotel dan bisa saja melupakan 10 pengalaman baik yang Anda miliki. Tapi jika ada satu kesalahan, Anda tidak akan pernah lupa. Orang-orang tidak mudah memaafkan kesalahan," ungkapnya, dilansir Business Insider. 

Ho mengatakan, salah satu kunci suksesnya adalah dengan mencoba menciptakan lingkungan yang meminimalkan kesalahan, tapi sekaligus memberi stafnya ruang untuk membuat kesalahan dan belajar darinya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper