Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekayaan Elon Musk Tembus Rp6.800 Triliun Meski Saham Tesla Anjlok

Kekayaan Elon Musk kembali bertumbuh menembus US$400 miliar ke US$419 miliar atau sekitar Rp6.809,5 triliun meski saham Tesla anjlok 20%.
Chief Executive Officer Tesla Elon Musk masuk ke dalam mobil Tesla saat meninggalkan sebuah hotel di Beijing, Cina 31 Mei 2023. REUTERS/Tingshu Wang/File Foto
Chief Executive Officer Tesla Elon Musk masuk ke dalam mobil Tesla saat meninggalkan sebuah hotel di Beijing, Cina 31 Mei 2023. REUTERS/Tingshu Wang/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA — Pertaruhan Elon Musk di dunia politik kini mulai membuahkan hasil. Kekayaannya kembali menembus US$400 miliar.

Sejak mendukung Donald Trump pada Juli 2024, kekayaan bersih Musk telah tumbuh sebesar US$170 miliar, mencapai US$419 miliar pada Senin (26/5/2025) sebagai orang terkaya di dunia menurut Forbes.

Meskipun saham Tesla telah turun 20% sejak Trump kembali menjabat, saham Musk tetap naik 35% sejak mendukung Trump.

Hal itu bersumber dari nilai valuasi SpaceX hampir dua kali lipat menjadi US$350 miliar. Konglomerat AI dan media sosial miliknya, xAI Holdings, baru-baru ini bergabung dalam kesepakatan senilai US$113 miliar, yang nilainya meningkat tiga kali lipat selama setahun terakhir.

Musk, yang menghabiskan US$290 juta untuk mendukung kampanye Trump 2024, donor individu terbesar, mengatakan di Forum Ekonomi Qatar pekan ini bahwa dia akan mengurangi sumbangan politik. 

Sebagai imbalannya, Musk melihat berkurangnya tekanan regulasi dan peningkatan dukungan federal. Beberapa investigasi terhadap perusahaannya juga telah dihentikan.

Departemen Kehakiman AS mengakhiri gugatan diskriminasi terhadap SpaceX. Departemen Tenaga Kerja AS juga menarik kembali penyelidikan terhadap praktik perekrutan Tesla. 

Dewan Hubungan Perburuhan Nasional AS juga telah membatalkan kasus pemecatan yang salah yang melibatkan karyawan SpaceX.

SpaceX saat ini menjadi yang terdepan untuk proyek pertahanan rudal "Golden Dome" senilai US$175 miliar yang diusulkan Trump. SpaceX telah memegang kontrak federal senilai US$16 miliar, termasuk US$6 miliar dari Pentagon pada April lalu.

Starlink, unit utama SpaceX, juga diam-diam menerima dukungan dari Departemen Luar Negeri AS. Para diplomat dilaporkan telah menekan pemerintah asing untuk mempercepat persetujuan regulasi untuk layanan internet satelit, terutama di Afrika dan Asia.

Di AS, Federal Aviation Administration (FAA) sedang menguji Starlink untuk kemungkinan penggunaan dalam peningkatan keselamatan penerbangan nasional. Meskipun agensi tersebut mengatakan belum ada keputusan yang dibuat, jaringan satelit Musk dapat menjadi pemain utama dalam memodernisasi komunikasi lalu lintas udara AS.

Namun, tidak semua tanda menunjukkan hal yang baik. Di bisnisnya yang lain mencatat penjualan Tesla turun secara global, sebagian karena reaksi keras dari keterlibatan Musk dalam DOGE, Departemen Efisiensi Pemerintah, yang bertujuan untuk membubarkan lembaga federal. 

Tarif impor China juga telah meningkatkan biaya rantai pasokan Tesla dan mayoritas orang Amerika, 58%, memiliki pandangan yang tidak baik terhadap Musk, menurut survei Reuters/Ipsos baru-baru ini.

Beberapa laporan di Kongres memperingatkan bahwa pengaruh Musk menimbulkan konflik kepentingan. Laporan dari DPR AS menyatakan bahwa Musk kini tengah membentuk pemerintahan yang mengatur bisnisnya.

Meskipun terjadi reaksi keras dari publik dan rusaknya reputasi, para analis mengatakan bahwa usaha Musk tetap berkembang pesat di bawah Trump.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper