Bisnis.com, JAKARTA — Konglomerat Ultra Jaya, Sabana Prawirawidjaja, baru-baru ini memborong 40% saham PT Campina Ice Cream Industry Tbk. (CAMP) dengan nilai transaksi Rp541,42 miliar
Saham tersebut dibeli dari anaknya, Samudera Prawirawidjaja, yang merupakan Presiden Direktur CAMP.
Dalam keterbukaan informasi Kamis (23/1/2025), perseroan melaporkan bahwa Presiden Direktur CAMP Samudera Prawirawidjaja menjual sebanyak 2.354.000.000 sahamnya di perusahaan atau setara dengan 40% saham.
Dalam transaksi yang berlangsung pada 27 Desember 2024, Samudera menjual 2,35 miliar saham CAMP pada harga Rp230 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi itu mencapai Rp541,42 miliar.
Jumlah itu merupakan seluruh saham CAMP yang dimiliki Samudera, dan setelah transaksi, Samudera tidak lagi menggenggam saham CAMP secara langsung.
Pada saat yang sama, Sabana Prawirawidjaja terpantau memborong saham CAMP dengan jumlah dan harga yang sama dengan yang dilepas oleh Samudera Prawirawidjaja.
Baca Juga
Setelah transaksi pembelian itu, Sabana sebagai pemegang saham pengendali CAMP memperbesar porsi kepemilikan saham langsung dari sebelumnya 43,94% menjadi 83,94%. Jumlah saham CAMP yang dimiliki Sabana Prawirawidjaja mencapai 4.940.010.100 saham.
Profil Sabana Prawirawidjaja
Seorang konglomerat di balik CAMP dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ), Sabana lahir dari keluarga pengusaha susu.
Ayahnya, ahmad Prawirawidjaja mendirikan perusahaan Ultrajaya pada 1958 dengan konsep industri rumahan dan pengolahan yang sangat sederhana.
Namun, kala itu produksi susunya masih sangat sulit karena pemrosesan susu yang terlalu sederhana, setelah diperah hanya bisa bertaan beberapa jam sebelum basi, membuat banyak susu yang tak terjual terpaksa dibuang.
Sebelum terjun ke bisnis keluarga, pria kelahiran 1940 itu menempuh pendidikan di Nanyang Techonology University dengan jurusan Manajemen di Singapura.
Selanjutnya, melalui keahliannya, dia menghadirkan teknologi susu yang dimasak dengan temperatur sangat tinggi (Ultra High Temperature/UHT) sehingga susunya lebih awet tanpa merusak khasiatnya.
Pada 1972, dia mengambil alih perusahaan ayahnya, dan menjadi pelopor susu UHT di Indonesia.
Sabana mengemban tanggung jawab besar saat usianya baru 31 tahun, dia didapuk menjadi bos besar Ultrajaya dan tetap menduduki posisi teratas sebagai Presdir sampai terakhir pada keputusan RUPS 27 Juni 2019.
Selain bisnis susu UHT, Ultra Jaya punys lebih dari 60 produk. Melalui teknologi kemasan yang dikembangkan, Ultrajaya juga mengembangkan bisnis ke minuman lain, seperti Teh Kotak dan Sari Kacang Hijau.
Sabana juga pernah menjadi Presiden Komisaris di Campina Ice Cream Industry dan Keju Craft.
Menurut data Forbes, sampai dengan 2023, dia menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaannya menurut Forbes diperkirakan sebesar US$940 juta atau sekitar Rp15,21 triliun.