Bisnis.com, JAKARTA- Emas merupakan salah satu komoditas bernilai paling terkenal di dunia, melintasi batas budaya, dan sepanjang sejarah telah memainkan berbagai peran, mulai dari mata uang, bahan penting dalam elektronik, hingga perhiasan dengan nilai seni. Bagi banyak investor, emas tetap menjadi aset unik yang menawarkan alternatif bagi pasar saham dan obligasi konvensional.
Emas juga berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika biaya barang secara umum meningkat, nilai emas pun ikut naik. Hal ini sebagian disebabkan oleh ketersediaan emas yang terbatas, sehingga pemilik emas dapat menjaga daya beli mereka, meskipun suku bunga rendah mendorong kenaikan harga.
Dilansir dari Forbes.com, Senin (20/1/2025) sebelum berinvestasi dalam emas, penting untuk memahami manfaat dan risiko yang terkait dengan komoditas ini.
Manfaat Membeli Emas
1. Hedge Terhadap Inflasi
Emas memiliki kemampuan untuk melindungi nilai terhadap inflasi. Berbeda dengan mata uang fiat yang bisa kehilangan nilai seiring waktu karena inflasi, emas cenderung mempertahankan nilainya dan menjaga daya beli.
2. Diversifikasi Portofolio
Emas memiliki korelasi rendah dengan kelas aset lainnya seperti saham dan obligasi, yang berarti pergerakan harganya seringkali independen dari pasar-pasar tersebut. Ini dapat membantu mengurangi risiko dan volatilitas portofolio secara keseluruhan.
3. Aset Tempat Perlindungan (Haven Asset)
Emas sering dianggap sebagai aset pelindung yang aman. Investor sering beralih ke emas untuk melindungi modal mereka selama ketegangan geopolitik, krisis ekonomi, atau penurunan pasar. Ketahanan historis dan nilai intrinsiknya memberikan rasa aman.
4. Aset Nyata dan Mudah Diperjualbelikan
Emas adalah aset yang dapat Anda pegang secara fisik, berbeda dengan saham atau obligasi. Kepemilikan fisik ini memberikan rasa keamanan, dan penerimaan serta likuiditas emas yang universal membuatnya mudah untuk dibeli dan dijual.
Risiko Membeli Emas
1. Volatilitas Harga
Meskipun emas sering dianggap sebagai investasi yang stabil, harga emas bisa berfluktuasi secara signifikan dalam jangka pendek akibat spekulasi pasar, peristiwa geopolitik, dan perubahan dalam penawaran serta permintaan.
2. Tidak Menghasilkan Pendapatan
Berbeda dengan saham yang memberikan dividen atau obligasi yang menawarkan pembayaran bunga, emas tidak menghasilkan pendapatan. Investor hanya mengandalkan apresiasi harga untuk mendapatkan keuntungan, yang mungkin tidak cukup untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
3. Biaya Penyimpanan dan Asuransi
Untuk membeli emas fisik, Anda harus mempertimbangkan biaya penyimpanan yang aman. Penyimpanan emas memerlukan solusi penyimpanan yang aman, yang bisa mahal, dan asuransi emas bisa menambah biaya keseluruhan dari investasi ini.
4. Kinerja yang Tidak Selalu Baik di Setiap Kondisi Ekonomi
Meskipun emas dapat menjadi lindung nilai yang baik terhadap inflasi dan depresiasi mata uang, ia tidak selalu menunjukkan kinerja yang baik dalam setiap lingkungan ekonomi. Misalnya, harga emas bisa turun saat suku bunga meningkat karena investor beralih ke investasi dengan hasil yang lebih tinggi.