Bisnis.com, JAKARTA - Mengawali tahun 2025, salah satu toko buku impor andalan, Periplus, mengumumkan pamit di salah satu gerainya.
Periplus mengumumkan akan menutup gerai di Plaza Senayan mulai hari ini, Selasa (7/1/2025). Namun, toko buku ini tak memberi penjelasan mengapa menutup gerai di mal tersebut.
Penutupan toko buku Periplus bukan yang pertama kalinya. Berdasarkan catatan Bisnis, Periplus juga pernah menutup toko bukunya di Malioboro Plaza, Yogyakarta pada 2023 lalu, setelah 26 tahun beroperasi.
Namun, di samping penutupan gerai di Plaza Senayan, Periplus juga mengumumkan akan "comeback" dengan membuka kembali gerai di Summarecon Mall Serpong setelah absen selama 13 tahun.
"Akhirnya setelah 13 tahun menutup lembaran terakhirnya neraca jual beli, sebuah babak baru kembali terbuka bagi kami. Ya, Periplus - toko buku yang dulu pernah menjadi destinasi para pemburu bacaan, kini resmi kembali beroperasi dengan wajah baru - yang dulu hilang, kini lebih terang," tulis akun resmi Periplus dalam unggahan di Instagram.
Lantas siapa pemilik Periplus?
Mengutip berbagai sumber, Periplus merupakan milik seorang pengusaha, Judo Suwidji, yang memiliki latar belakang pendidikan teknik, dan sempat bekerja di bidang teknik, sebelum kemudian menjadi pengusaha toko buku.
Baca Juga
Berdasarkan perbincangannya dalam siniar Gita Wijawan, Judo mengungkapkan dia awalnya gemar dengan buku sejak kecil.
"Bahkan sebelum bisa membaca, saya sudah tertarik lihat buku ayah saya, terutama waktu itu bergambar sebuah peta Indonesia. Dalam peta itu terlihat bagaimana arsiran gunung, pulau, daratan, sampai rawa. Itu yang pertama kali membuat saya tertarik dengan buku, dan dari peta itu saya jadi cinta buku, dan cinta Indonesia," ungkapnya.
Selama menempuh pendidikan di Boston, Amerika Serikat, dia sering kali dibuat terkesima dengan toko-toko buku yang ada, di dekat kampus, lengkap, bahkan lengkap dengan coffee shop. Hal itu membuatnya punya mimpi suatu saat ingin membuat toko buku sendiri.
"Tapi mimpi itu sementara saya pupuk, karena belajarnya teknik, saya juga sempat bekerja di bidang teknik. Sampai akhirnya saya belajar marketing dan finance, di situ keinginan saya kembali lagi," lanjutnya.
Awal bisnis toko bukunya dimulai pada tahun 1985, dia bersama rekannya, orang Amerika yang gemar menulis dan membuat buku panduan travel, mulai menjual buku panduan dan peta Indonesia untuk turis mancanegara. Dia menitipkan buku dan petanya di toko buku yang sudah ada, seperti Gramedia dan Toko Gunung Agung.
Namun, melihat bisnisnya tidak berkembang, Judo kemudian memutuskan untuk mendatangkan buku-buku yang lain.
"Jadi mau enggak mau, saya harus memulai suatu toko buku yang betulan toko buku, yang bukunya harus kita kurasi supaya ada di rak paling depan," ucapnya.
Namun, Judo mengungkap, nyatanya membuka toko buku di Indonesia tak mudah, begitu melihat mina baca yang rendah.
"Tapi begitu meihat minat baca di sini, kita harus menghitung, bisa beroperasi atau enggak dengan space yang besar," imbuhnya.
Saat ini, per Januari 2025, Periplus memiliki total 56 gerai di seluruh Indonesia, termasuk 21 gerai di Jakarta.