Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NTB Ekspor Anyaman Ketak ke Jerman

Produk-produk rotan seperti home decor alam banyak diminati oleh pembeli, utamanya di daerah Eropa dan Arab Saudi.
Ekspor anyaman ketak dari NTB ke Jerman/Harian Noris Saputra
Ekspor anyaman ketak dari NTB ke Jerman/Harian Noris Saputra

Bisnis.com, MATARAM – Pengrajin anyaman rotan di Nusa Tenggara Barat (NTB)  berhasil mengekspor sebanyak dua kontainer produk anyaman ketak ke Jerman. Jumlah anyaman ketak yang dikirim ke Jerman mencapai 1.500 Pcs dengan nilai ekspor Rp550 juta.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB menjelaskan anyaman ketak NTB bisa mencapai negara sekelas Jerman setelah melalui berbagai tahapan kurasi, pengiriman sampel untuk menguji kualitas ketak yang akan dikirim. Setelah dinyatakan lolos kurasi oleh pembeli di Jerman, baru proses produksi massa dan pengiriman dilakukan.

Selama proses produksi juga Bank Indonesia bersama Pemprov NTB melakukan pemantauan dan pembinaan intensif, agar kualitas semua produk sama sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Berry juga menjelaskan bahwa ekspor ini merupakan hasil dari berbagai upaya bersama,  diantaranya fasilitasi perizinan ekspor, business matching, serta pengiriman sampel UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama Pemprov.

“Produk-produk rotan/ home decor alam banyak diminati oleh pembeli, utamanya di daerah Eropa dan Arab Saudi. Selanjutnya, Kab. Sumbawa Besar juga memiliki potensi lahan rotan yang tinggi, sehingga berpotensi menjadi sumber bahan baku bagi produk home décor,” jelas Berry dari siaran pers, Rabu (11/9/2024).

Berry juga menyebut ekspor anyaman ketak bagian dari upaya Bank Indonesia meningkatkan volume ekspor produk non tambang, karena hingga saat ini ekspor dari NTB 98% didominasi oleh produk tambang. Selain ketak, NTB selama ini mengekspor vanili, kopi, dan produk perhiasan dari mutiara, akan tetapi volumenya masih kecil jika dibandingkan ekspor produk tambang.

Sementara itu, Asisten II Pemerintah Prov. NTB, Fathul Gani menjelaskan tantangan ekspor NTB khususnya ketak terdapat di proses produksi yang masih manual. Produksi ketak di NTB masih belum memanfaatkan teknologi, sehingga proses produksinya lambat.

“Proses produksi yang manual memang masih menjadi tantangan di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini, namun sinergi dan kolaborasi dari setiap pihak yang terkait menjadi salah satu upaya kita bersama untuk mendukung produk daerah sehingga mampu mendorong kesejahteraan Masyarakat di NTB,” ujar Gani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler