Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siapa Pemilik Turkish Airlines, Maskapai Penerbangan yang Lagi Viral di Indonesia

Ini pemilik Turkish Ariline, maskapai penerbangan yang sedang viral karena kasus pemukulan pramugara oleh seorang WNI
Turkish Airlines/Americans.org
Turkish Airlines/Americans.org

Bisnis.com, JAKARTA - Turkish Airlines kini menjadi sorotan publik usai viralnya penumpang WNI yang melakukan aksi pukul kepada pramugara Turkish Airlines.

Adanya penyerangan terhadap kru pesawat, menjadikan pesawat harus mendarat darurat di bandara Kualanamu guna menurunkan pelaku penyerangan.

Tindakan tegas ini sontak mencuri perhatian publik. Bahkan, kini banyak publik yang mempertanyakan siapa pemilik dari Turkish Airlines, maskapai yang terkenal punya kualitas layanan terbaik hingga mampu menyediakan rute penerbangan ke banyak negara di dunia.

Lantas, sebenarnya siapa pemilik dari Turkish Airlines? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.

Awal Kepemilikan Turkish Airlines

Melansir dari situs resmi Turkish Airlines, diketahui bahwa maskapai ini didirikan pada 20 Mei 1933, dengan nama Devlet Hava Yolları, atau sempat dikenal sebagai Turkish State Airlines, maskapai ini sempat berada di bawah kepemilikan Kementerian Pertahanan Nasional.

Bermula dari lima pesawat dengan kurang dari 30 karyawan, maskapai ini pun mengalami beberapa perubahan departemen. Di mana, pada tahun 1935, Kementerian Pertahanan Nasional memindahkannya ke Kementerian Pekerjaan Umum, dan menamai departemen yang menaungi maskapai tersebut dengan 'Direktorat Jenderal Maskapai Penerbangan Negara'.

Kementerian Perhubungan-pun mengambil alih kapal induk itu pada tahun 1938. Setahun kemudian, maskapai tersebut harus dihadapkan pada tantangan Perang Dunia II.

Pascaperang, Turkish Airlines mengembangkan bisnis dengan berfokus pada penerbangan domestik. Perlahan tapi pasti, melalui kemampuan pesawat ini memungkinkan mereka berkembang secara internasional, dan membuka rute ke Athena, Yunani pada tahun 1947.

Maskapai tersebut kian memperluas jaringan internasionalnya ke negara-negara tetangga lainnya. Seperti Beirut (Lebanon), Kairo (Mesir), dan Nicosia (Siprus).

Kepemilikan Saham Atas Turkish Airlines

Melansir dari Routes Online Turkish Airlines yang sudah resmi menjadi anggota International Air Transport Association (IATA) pada 1955 pun melakukan reorganisasi, di mana perusahan negara ini dialihkan kepada sebuah perusahaan campuran, bernama Türk Hava Yolları AO (THY) tepatnya 20 Februari 1956 yang berkantor pusat di Istanbul, Turki.

Terkait kepemilikan saham, Turkish Airlines secara resmi mengumumkan bahwa Administrasi Privatisasi Kementerian Perdana Republik Turki memiliki 49,12 persen saham di THY, sementara 50,88 persen saham Turkish Airlines diperdagangkan secara publik.

Deretan CEO Turkish Airline 

Awal perkembangan Turkish Airlines menjadi perusahaan penerbangan raksasa mulai terbentuk pada tahun 2000-an. Adapun, saat itu CEO dari Türk Hava Yolları yang menaungi Turkish Airlines adalah Temel Kotil.

Pria ini lahir pada tahun 1959 di Rize, Turki. Sebagai seorang insinyur penerbangan, dirinya diketahui lulus di bidang Aeronautical Engineering dari Istanbul Technical University dengan gelar B.Sc pada tahun 1983 dan mendapat beasiswa pendidikan di University of Michigan-Ann Arbor (USA).

Setelah berkarir dari tahun 1991 hingga 2002. Pada tahun 2003, dia kembali ke Turki dan dipekerjakan oleh Turkish Airlines di Istanbul menjadi wakil presiden eksekutif yang bertanggung jawab atas urusan teknis. Pada bulan April 2005, Kotil ditunjuk untuk menduduki posisi General Manager dan CEO dari perusahaan penerbangan terbesar di Turki. Kotil pensiun sebagai CEO Turkish Airlines pada Oktober 2016, digantikan oleh Bilal Ekşi.

Tak kalah cemerlang dari Temel Kotil, mengutip dari situs resmi Turkish Airlines, Bilal Ekşi merupakan lulusa dari Universitas Teknik Yıldız, Departemen Teknik Elektronika dan Komunikasi pada tahun 1989. Dia memulai karirnya pada tahun 1989 dengan bekerja sebagai Insinyur Elektronik dan Komunikasi di Turkish State Railways. Setelahnya, dia pun dipindahtugaskan ke posisi Manajer, di mana dirinya punya peran aktif dalam realisasi proyek transportasi yang signifikan.

Ekşi memang terkenal mampu menyelesaikan proyek-proyek penting, terutama dalam peningkatan kinerja keberangkatan tepat waktu selama masa jabatannya.

Bahkan dikutip dari Forbes, di bawah kepemimpinannya, Turkish Airlines mampu mendapatkan sejumlah penghargaan dalam kategori Travel & Leisure. Tak hanya itu, terkait pertumbuhan bisnis, Airline Turkish masuk ke dalam ‘Global 2000’, di mana per 2022, pendapatan bisnisnya mencapai US$10,9 miliar dengan jumlah aset US$26,6 miliar dan menghasilkan keuntungan hingga US$920,1 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper