Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tips Bisnis Kuliner Ala Chef Arnold

Di tengah kemudahan dan kecanggihan teknologi, peluang bisnis semakin banyak. Bagi Anda yang berencana membuka bisnis kuliner maka perlu mempersiapkan strategi agar produk yang dijual laris manis.
Chef Arnold Poernomo/Bisnis.com-Duwi Setiya Ariyanti
Chef Arnold Poernomo/Bisnis.com-Duwi Setiya Ariyanti

Bisnis.com, JAKARTA - Peluang bisnis kuliner semakin terbuka lebar. Bisnis ini juga sangat menjanjikan bisa menggandeng perusahaan teknologi dan layanan pesan-antar yang cepat dan mudah.

Chef Arnold Poernomo mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para calon pebisnis kuliner sebelum memulai usahanya. Berikut tips yang dibagikan oleh Arnold:

1. Konsep dan produk original

Hal pertama yang perlu dipersiapkan dengan matang ialah konsep dan produk yang unik dan original. Menurut Arnold, konsumen akan segera tertarik dengan makanan atau minuman yang tak hanya menyuguhkan rasa yang enak, namun juga menawarkan pengalaman baru ketika menikmatinya.

"Kita ingin bisnis ini bukan bisnis hype, tapi apa next-nya? Kita open untuk semua ide baru sesuai dengan visi-misi mereka sendiri dengan produknya," kata CEO Digitarasa itu.

2. Riset

Riset diperlukan untuk memahami konsumen yang ingin disasar serta cita rasa yang diinginkan melalui produk kuliner yang akan diluncurkan.

"Yang diminati banyak konsumen saat ini secara data, misalnya, lebih ke cita rasa Indonesia yang inovatif, penyajian cepat dan harga affordable," ujar dia.

Riset, bagi Arnold merupakan salah satu hal yang harus dimiliki bagi pengusaha kuliner agar dapat memperluas bisnisnya lebih baik lagi.

"Karena bukan cuma mengandalkan produknya yang enak, konsep yang bagus, tapi kalau mau berbisnis kita harus punya skill lagi, bekal supaya pemilik bisa grow bisnis mereka lebih besar lagi," kata dia.

3. Terbuka dengan ulasan orang lain

Menurut salah satu juri Masterchef Indonesia itu, ulasan dari seseorang - baik dan buruk merupakan bekal bagi pelaku bisnis agar dapat berkembang.

"Good and bad review itu adalah review yang bagus untuk bisnis F&B. Bad review adalah masukan agar kita bisa lebih baik lagi," kata Arnold.

"Sementara good review bukan untuk kita sombong or take it for granted, tapi untuk menyadarkan ternyata kita punya potensi yang bisa dikembangkan lebih baik," ujarnya melanjutkan.

4. Mau berkolaborasi

Hal terakhir ialah bagaimana pelaku bisnis mau berkolaborasi dengan pihak lain, misalnya dengan layanan daring untuk memperluas bisnisnya.

"Sekarang banyak marketplace. Bagaimana marketplace ini membuat begitu banyak pilihan untuk konsumen," kata salah satu pendiri waralaba "Mangkok Ku" itu.

"Kita harus grow bersama dengan food delivery untuk kolaborasi dan mempercepat skala bisnis F&B tersebut," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper