Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Kali Kalahkan Kanker Darah, Jack Witherspoon Bangun Bisnis Masakan

Seorang remaja berhasil tiga kali mengalahkan ganasnya kanker sebelum ia menginjak usia 18 tahun. Di tengah masa-masa pergelutannya dengan penyakit mematikan ini, ia justru menemukan passion-nya pada memasak.
 Jack Witherspoon./Istimewa
Jack Witherspoon./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Seorang remaja berhasil tiga kali mengalahkan ganasnya kanker sebelum ia menginjak usia 18 tahun. Di tengah masa-masa pergelutannya dengan penyakit mematikan ini, ia justru menemukan passion-nya pada memasak.

Remaja tersebut adalah Jack Witherspoon. Dia  menulis sebuah buku masak ketika baru berusia 8 tahun. Saat itu ia baru saja mengakhiri pengobatan untuk kedua kalinya melawan penyakit pediatric acute lymphocytic leukemia (ALL).

Artinya ia menderita leukemia limfositik akut, salah satu jenis kanker darah yang berkembang sangat cepat dan tiba-tiba. Terbayang payahnya pengobatan yang harus dijalani bocah sekecil itu.

Sekitar 11 tahun kemudian, Jack Witherspoon telah meluncurkan bisnis pertamanya, Chef Jack's Kitchen. Produk pertama perusahaannya ini dinamakan 'Skonies', kue scone rasa vanilla bean dan gula kayu manis.

Dengan lebih banyak pengalaman dalam berbisnis, Jack mendonasikan sebagian dari hasil penjualan buku dan skonies-nya untuk 'Jack Witherspoon Endowment for Pediatric Leukemia Research' yang dibangunnya.

Hingga saat ini, risetnya itu telah menghimpun lebih dari US$150.000 atau sekitar Rp21,3 miliar. Chef Jack's Kitchen bahkan disebut hampir mencetak kesepakatan dengan raksasa jasa makanan Sodexo untuk menjajakan skonies dan kue-kue lain di kafetaria rumah sakit di penjuru Amerika Serikat (AS).

“Aku mungkin tidak akan menulis [buku masak itu] atau memasak sama sekali tanpa menderita kanker,” tutur Jack, si bocah yang kini berusia 19 tahun, kepada Business Insider.

“Sulit untuk mengukurnya. Sesuatu tidak akan terjadi tanpa kejadian yang lain. Aku ingin menunjukkan kepada anak-anak lain cara membuat limun dari lemon,” ungkapnya.

Inspirasi di Malam Hari

Jack pertama kali didiagnosis menderita ALL saat masih berusia 2 tahun. Empat tahun kemudian, ia kembali ke rumah sakit untuk gejala yang sama. Mau tak mau, Jack harus berhenti sekolah. Ia berusaha menghibur dirinya sendiri selama menjalani hari-hari perawatan yang panjang.

"Aku ingat jelas. Aku sedang berada di rumah sakit, waktu itu pukul 12.30 malam. Tidak ada acara anak-anak di televisi. Saat itu adalah awal tahun 2000-an jadi hanya ada acara televisi kabel,” kisah Jack.

“Ibuku membolak-balik saluran tv sampai ada acara Food Network yang menarik perhatianku. Lalu aku berkata pada ibu 'tunggu, tunggu',” lanjutnya.

Selama dirawat di rumah sakit, Jack menonton setiap acara masak-memasak di saluran itu. Tontonan ini menjadi sesuatu yang menghiburnya dan cahaya yang ia butuhkan ketika menjalani perawatan.

Dibantu sang Ibu, Jack membuat katalog resep setiap pakar masak, mulai dari Rachel Ray hingga Emril Lagasse, sehingga mereka bisa mencobanya setelah Jack menyelesaikan perawatan.

Setelah Jack dapat keluar dari rumah sakit, ia dan ibunya mulai menjelajahi resep-resep yang mereka kumpulkan. Setiap malam, mereka mencoba resep baru sambil sambil mengembangkan 60 resep unggulan dalam buku yang ditulisnya sendiri.

“Ketika aku berusia 8 tahun, ibu dan aku duduk. Kami telah mengumpulkan semua resep ini dan lalu berpikir bahwa kami harus menerbitkan buku,” lanjut Jack.

Peran sang Ibu sangatlah besar dalam menuangkan pemikiran si kecil Jack di atas kertas. Ibunya menuliskan semua takaran resep masakan yang pastinya sangat penting ketika menyusun sebuah buku masak.

Ibu Segalanya

Meski Jack kini telah tumbuh menjadi remaja berpikiran dewasa yang disibukkan dengan berbisnis, ibundanya tak segan mengulurkan tangan untuk membantu.

Mengingat Jack memulai bisnis ketika masih di bawah umur, ibunyalah yang menandatangani atau ikut menandatangani banyak formulir pendaftaran untuk membantu memulai sesuatu.

Jack memberi kredit atas terciptanya dan keberhasilan skonies pada sang Ibu. Ibunya disebut-sebut sebagai otak di balik merek dan pemasaran skonies, juga membantu Jack menegosiasikan penawaran pada calon investor.

“Ibuku adalah pahlawanku. Dia sudah melewati segalanya denganku. Dia menemani hampir dalam seluruh waktuku di rumah sakit. Membuat buku resep bersamanya telah memperkuat ikatan kami. Dia juga adalah mitraku di perusahaan,” puji Jack.

Saat ini Jack berupaya memperoleh gelar bisnis dari sebuah perguruan tinggi setempat. Tapi ia berharap lebih tinggi untuk dapat pindah ke University of California, Los Angeles, sambil terus membangun bisnisnya.

Sementara itu, ia telah dinyatakan bebas kanker selama hampir delapan tahun setelah mengalami kekambuhan ketiga saat berusia 11 tahun.

Diremehkan

Tak cuma harus berjuang melawan kanker darah, pada saat yang sama Jack juga harus menghadapi orang-orang yang tidak menganggapnya serius berbisnis karena masih muda.

“Aku telah belajar bahwa diremehkan bukanlah hal terburuk. Aku memiliki pengetahuan tentang perusahaan, dan orang-orang biasanya terkesan. Ini membuat lebih mudah untuk masuk ke lingkungan perusahaan yang berbeda,” ujarnya.

Jack bertekad memperluas apa yang dimiliki usahanya, Chef Jack's Kitchen, tak lagi hanya mengandalkan skonies.

“Aku memiliki pandangan yang sangat unik tentang pasar karena aku bukan orang yang selalu memiliki selera manis. Aku memulainya dengan skonies karena aku menginginkan sesuatu seperti kue yang tidak semanis itu,” tambah Jack.

Namun, yang mungkin lebih sangat diinginkannya adalah melihat hasil kreasinya dinikmati anak-anak di rumah sakit, Jack tahu benar betapa mereka terbiasa dengan makanan yang biasa dan sederhana.

“Kafetaria rumah sakit adalah tempat yang ingin aku tuju karena di situlah siapapun akan paling merasakan masakanku,” tandas Jack.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper