Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agar Keluarga & Eksekutif Tetap Rukun

Hadirnya eksekutif nonkeluarga bertujuan untuk menutupi kesenjangan keahlian ini. Sebenarnya, ada banyak keuntungan dari direkrutnya eksekutif nonkeluarga, di samping menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang tak dimiliki anggota keluarga.
Kehadiran eksekutif profesional nonkeluarga di perusahaan keluarga memang dibutuhkan. Namun, tanpa terciptanya hubungan yang harmonis dengan keluarga, keberadaan mereka sia-sia belaka./thejrc
Kehadiran eksekutif profesional nonkeluarga di perusahaan keluarga memang dibutuhkan. Namun, tanpa terciptanya hubungan yang harmonis dengan keluarga, keberadaan mereka sia-sia belaka./thejrc

Bisnis.com, JAKARTA - Marty Verbrugge, pendiri Valley Fruit, perusahaan keluarga asal Wapato, Washington, Amerika Serikat (AS) yang bergerak dalam bisnis buah-buahan, baru-baru ini memutuskan untuk merekrut seorang eksekutif dari luar perusahaan.

Menurut Verbrugge, keluarganya senantiasa terbuka untuk melakukan perubahan, termasuk menerima seseorang dari luar keluarga untuk menduduki jabatan strategis. Hal ini dilakukan agar perusahaan tetap tumbuh di era perubahan yang begitu cepat.

Valley Fruit merekrut Dean Gardner, orang dari luar keluarga dengan segudang pengalaman duduk di posisi-posisi manajerial. Menurut putra Marty, Peter Verbrugge, Gardner direkrut setelah keluarga mempertimbangkan bahwa perusahaan sudah tumbuh terlalu besar jika menerapkan struktur organisasi datar yang hanya terdiri dari anggota keluarga.

Gardner sendiri dikenal ahli membangun tim manajemen baru dan mempekerjakan kelompok-kelompok yang terdiri dari penyelia berbagai tingkatan. Selama ini, keluarga menganggap semuanya baik-baik saja. Maka tak heran jika keputusan untuk merekrut eksekutif nonkeluarga bukanlah keputusan yang mudah. Hal yang paling dikhawatirkan adalah memudarnya keakraban antara karyawan dan keluarga lantaran hadirnya orang baru dari luar perusahaan.

Markas Valley Fruit berada di Washington Tengah, wilayah setingkat kabupaten yang masuk negara bagian Washington. Iklim persaingan industri buah-buahan telah mendorong dilakukannya konsolidasi selama beberapa dekade terakhir.

Pada 1935, terdapat 44.000 usaha tani yang menanam apel. Pada 2012, jumlahnya kurang dari 3.000. Saat ini banyak industri buah-buahan berbentuk perusahaan-perusahaan besar dengan ribuan karyawan, menjual produknya ke seluruh dunia, memiliki kebun-kebun buah-buahan yang tersebar di berbagai lokasi, serta memiliki gudang-gudang yang dilengkapi fasilitas penyimpanan modern.

Industri-industri buah-buahan ini dimiliki oleh perusahaan keluarga. Banyak di antaranya yang kini dikelola oleh generasi ketiga, keempat, dan kelima. Kesemuanya berjuang untuk tumbuh dengan cepat agar tetap dapat bersaing, dan pada saat yang sama tetap mempertahankan budaya dan etika yang diwariskan generasi terdahulu.

Saat ini, Valley Fruit sedang menyusun rencana suksesi bagi sembilan orang sepupu, yang kesemuanya merupakan cucu dari Marty. Merekalah generasi keempat yang akan meneruskan bisnis keluarga.

Valley Fruit adalah perusahaan keluarga yang sedang dan akan terus tumbuh. Maka tak heran kebutuhan merekrut eksekutif dari luar keluarga menjadi tak terhindarkan. Hal ini lantaran tidak mungkin para anggota keluarga memiliki semua keahlian yang dibutuhkan.

Hadirnya eksekutif nonkeluarga bertujuan untuk menutupi kesenjangan keahlian ini. Sebenarnya, ada banyak keuntungan dari direkrutnya eksekutif nonkeluarga, di samping menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang tak dimiliki anggota keluarga.

Di antaranya, para eksekutif ini dapat mengemukakan ide-ide dan pandangan seputar kondisi perusahaan secara lebih kritis dan objektif. Mereka dapat memperkenalkan konsep-konsep manajemen yang lebih modern serta menjadi penghubung antar generasi yang kerap memiliki karakter dan aspirasi yang berbeda-beda. Pengalaman mereka dapat menjadi sumber informasi, kreativitas, dan inspirasi bagi anggota keluarga dan karyawan.

Diangkatnya eksekutif profesional nonkeluarga juga berpotensi mendongkrak citra perusahaan. Hal itu dapat menunjukkan perusahaan keluarga bersikap terbuka dan mengutamakan profesionalisme, bukan sekadar mengandalkan hubungan keluarga.

Apakah Gardner dan anggota keluarga Verbrugge akan sukses bahu membahu memajukan Valley Fruit? Tentu masih harus dibuktikan.

Meski menguntungkan dan dibutuhkan, kenyataannya proses integrasi para eksekutif profesional ke dalam bisnis keluarga tidak selalu berjalan mulus. Kerap terjadi perselisihan antara para profesional nonkeluarga dengan anggota keluarga. Misalnya, seorang generasi penerus yang mengambilalih kepemimpinan bisnis dari ayahnya mengeluhkan para eksekutif profesional yang terlalu dominan. Mereka bahkan berani mengabaikan arahan sang penerus.

Di lain pihak, para eksekutif profesional menganggap si anak masih harus belajar banyak lantaran pengalamannya belum cukup, sementara mereka telah malang melintang di dunia bisnis. Untuk mengatasi hal ini, komunikasi intensif antara anggota keluarga dengan eksekutif profesional diperlukan. Tujuannya adalah menciptakan pemahaman terhadap ekspektasi masing-masing.

Bagi anggota keluarga, mereka harus sadar bahwa jika mereka ingin perusahaan tetap tumbuh, mereka tidak mungkin melakukan semuanya sendiri. Mereka harus rela menyerahkan sebagian tugas dan tanggung jawab mereka kepada orang luar. Oleh karenanya mereka harus memandang eksekutif profesional nonkeluarga ini sebagai mitra keluarga sekaligus aset nirwujud yang berharga bagi perusahaan. Generasi muda keluarga juga tidak boleh berhenti belajar agar mampu menjadi mitra yang terpercaya bagi para profesional.

Bagi para eksekutif profesional, hendaknya memahami bagaimana cara mengelola perubahan. Tujuannya untuk mengurangi resistensi dan gejolak. Dalam hal ini, ada baiknya jika para eksekutif bersikap lebih luwes, misalnya dengan tidak mengharuskan perubahan dilakukan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Kehadiran eksekutif profesional nonkeluarga di perusahaan keluarga memang dibutuhkan. Namun, tanpa terciptanya hubungan yang harmonis dengan keluarga, keberadaan mereka sia-sia belaka.

*) PATRICIA SUSANTO, CEO of The Jakarta Consulting Group


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (5/7/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper