Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mau Buka Usaha Tahun Ini? Ini 5 Bisnis Moncer Jelang Pemilu

Pesta demokrasi sudah diambang mata. Bagi pelaku usaha, hiruk pikuk dan gegap gempita pesta yang rutin diselenggarakan setiap 4 tahun sekali itu menjadi momentum yang tak akan disia-siakan.

Bisnis.com, JAKARTA - Pesta demokrasi sudah diambang mata. Bagi pelaku usaha, hiruk pikuk dan gegap gempita pesta yang rutin diselenggarakan setiap 4 tahun sekali itu menjadi momentum yang tak akan disia-siakan.

Tak sedikit pelaku usaha yang sudah eksis yang memanfaatkan momentum ini. Tak sedikit pula wajah-wajah baru yang coba ambil untung dari kesempatan ini. Pasalnya, prospek bisnis pada momentum tersebut sangat menggiurkan.

Ada tiga bisnis skala usaha kecil dan menengah (UKM) yang setidaknya bakal meraup untung besar menjelang hingga berlangsungnya pesta demokrasi mulai dari bisnis atribut parpol, bisnis kuliner, hingga bisnis sewa-menyewa mobil.

Kendati kesempatan terbuka bagi pemain baru, momentum pemilu 2014 tetap dinilai sebagai peluang ciamik bagi mereka yang sudah terlebih dahulu eksis dalam bisnis tersebut.

“Ini kesempatan bagi mereka yang sudah ‘belajar lari’ dan yang sudah mengikuti ‘lari marathon.’ Belajar lari dan lari marathon berarti mereka sudah punya bisnis itu dan tinggal mengembangkannya saja menjadi lebih besar,” ujar Handito Joewono, Chairman the Entrepreneurship Indonesia, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Rabu (8/1/2014).

Menurut Handito, pesta demokrasi seharusnya digunakan oleh pelaku usaha yang sudah eksis untuk memacu tumbuh kembang bisnisnya menjadi lebih besar dari sebelumnya.

“Bagi pelaku usaha yang sudah eksis, masa pesta demokrasi bisa jadi momentum untuk lebih mengembangkan bisnisnya. Yang biasanya hanya menjual 1, dengan adanya momentum tersebut bisa menjual 3 atau lebih banyak lagi. Ini peluang yang harus dimanfaatkan.”

Kendati demikian, hal ini tidak berarti pelaku usaha yang baru tidak bisa mencicip laba dari bisnis yang laris manis pada momentum tersebut. Calon pelaku usaha bisa saja ikut mencecap peluang prospektif. Hanya saja, gunakan momentum saat ini untuk memulai.

“Jangan sampai ada paradigma hanya memanfaatkan momentum pemilu. Jika ada yang mau mulai, mulai sekarang. Lalu, pakai April sebagai momentum untuk membesarkan bisniskarena momentum ini tidak sering-sering hadir.”

Handito tak menampik menjelang pemilu, UKM terutama skala kecil tumbuh bak musim cendawan di musim penghujan. Namun, biasanya setelah pemilu, tak banyak yang bisa bertahan. Pesta usai, usahanya pun tutup buku.

“Sah-sah saja jika seseorang ikut mencicip laba di bisnis ini. Tapi apakah berkelanjutan? Ini yang seringkali tidak dipahami. Hasilnya, banyak yang mati begitu pemilu berakhir.”

Padahal, usaha yang dirintis oleh pelaku usaha baru selalu didorong untuk terus berkembang. Usaha yang berkelanjutan tentu saja akan menopang masa depan bisnis mereka yang pada ujung-ujungnya ikut menggerakkan perekonomian nasional.

Bisnis atribut parpol

Salah satu bisnis yang sangat bersentuhan langsung dengan pemilu ada atribut parpol, mulai dari bendera, kaus, pin, hingga sticker. Sebagai salah satu media promosi, kehadiran atribut parpol tentu mutlak diperlukan dan kadang dipakai sebagai gimmick untuk meraih simpati massa.

Banyaknya peserta pemilu pada 2014 tentu menjadi peluang yang sangat besar bagi mereka yang ingin mencicip laba di bisnis tersebut.

Yonanta Rachmatiar adalah salah satu pemain lama yang berkecimpung di bisnis atribut partai politik. Pertama kali bermain di bisnis ini pada 2009 di bawah nama usaha OntaOblonk. 

Hanya saja, untuk Pemilu 2014 kali ini, Onta memilih hanya bermain di atribut partai politik, selain kaos,seperti kalender, sticker, dan atribut parpol lainnya.

Keputusan Yonanta untuk bermain di bisnis ini lantaran tak ingin mengulang sakit hatinya di masa lampau.

“Waktu Pemilu 2009, saya harus menelan kekecawaan luar biasa. Setelah kausnya dicetak dalam jumlah banyak, kliennya kabur,” kenang Yonanta.

Tak hanya cerita soal klien yang kabur. Pria yang akrab disapa Onta ini juga pernah dibayar setengah harga dari harga yang sudah disepakati. “Sebelum pemilu, janji klien biasanya enak didengar. Syukur-syukur kalau kliennya menang, jadi tetap bisa ditagih. Yang tidak enak itu, kalau kliennya kalah. Mau ditagih jadi susah.”

Tak heran untuk tahun ini, Onta memilih bermain bisnis branding mobil parpol, kalender dan atribut penunjang lainnya. Untuk branding mobil parpol dengan menempelkan sticker misalnya, Onta membanderol tarif Rp3,5 juta-Rp4 juta per mobil.

“Bermain di bisnis ini saja, prospeknya sudah cukup bagus. Apalagi kalender. Satu kali pemesanan bisa mencapai 20.000-50.000 eksemplar. Itu baru satu caleg. Kalau calegnya banyak, kebayang dong bagaimana pendapatannya,” tuturnya.

Kendati demikian, melihat prospek bisnis kaus partai politik yang cukup besar ke depannya di tengah gencarnya parpol berpromosi, Onta tak menutup kemungkinan untuk melayani pesanan ini.

Selengkapnya baca di Harian Bisnis Indonesia edisi Rabu (8/1/2014) atau di http://epaper.bisnis.com/index.php/PopPreview?IdContent=31&PageNumer=31&ID=129321


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (8/1/2014)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper