Bisnis.com, JAKARTA - Tanpa terasa sudah setahun Indroyono Soesilo menjadi Direktur Sumberdaya Perikanan & Aquakultur Organisasi Pangan Dunia (Food and Agricultural Organization/FAO), yang berkantor pusat di Roma, Italia.
Dia mulai bekerja di Roma awal Januari 2013. Bahu membahu dengan Direktur Jenderal FAO Jose Graziano Da Silva, yang sebelumnya ketika pemilihan pemimpin Organisasi Pangan Dunia itu, menjadi rivalnya.
Indroyono menuturkan tidak banyak orang Indonesia yang duduk di FAO, hanya tiga orang. Dia adalah orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Sumberdaya Perikanan & Aquakultur FAO.
Menurut dia, itu adalah sebuah prestasi di tingkat dunia. Untuk membantunya dalam bekerja, dia memiliki 60 orang bawahan dari 12 negara.
"Jadi, kalau sedang bekerja di FAO, saya bukanlah mewakili Indonesia, tetapi kini atas nama FAO. Namun, banyak kerja sama dan kesepakatan yang bisa dilakukan FAO bersama Indonesia. Itu yang saya upayakan," ungkap Indroyono di Jakarta, Senin (23/12/2013).
Dalam bekerja, lanjutnya, dia lebih banyak berkeliling ke negara-negara di dunia, terutama negara Asia Pasifik yang masih banyak masalah dengan ketersediaan pangan atau mengalami kelaparan.
Kerja sama dengan Indonesia, lanjutnya, bisa berupa pengembangan iptek di bidang pertanian, perikanan, dan kelautan, terutama dalam memperkuat sistem ketahanan pangan seperti penggunaan teknologi nuklir untuk tanaman padi.
"Hasil akhirnya adalah bisa mengurangi tingkat kelaparan di dunia, terutama di Indonesia. Sesuai dengan target FAO pada 20030 nanti, tidak ada lagi orang kelaparan di dunia," ungkapnya.
Dia menuturkan selama setahun bersama FAO, banyak yang dipelajarinya. Banyak program yang dibuat dan berhasil diwujudkannya. Semua itu antara lain berkat bantuan jaringan dari teman-temannya di Indonesia.
"Jadi, untuk duduk di sebuah badan dunia, kita harus punya banyak jaringan dan teman, baik di Indonesia dan luar negeri. Untuk punya banyak jaringan, seseorang harus mau tampil di dunia dan di forum internasional," ujarnya.
Menurut Indroyono, para pakar dan ahli dari Indonesia, sebaiknya banyak yang ikut dalam badan dunia, seperti FAO ini. Indonesia mempunyai jatah sebanyak 8 orang ahli untuk menjadi tenaga profesional atau direktur di FAO. Tapi hal itu belum terpenuhi.
"Sebab, para pakar dan ahli dari Indonesia belum banyak yang muncul di kancah internasional, sehingga tidak diketahui. Kini saya bantu dengan memancing mereka keluar dari zona nyaman. Saya buat program kerja sama FAO dan Indonesia, sehingga para pakar tersebut tampil," katanya.
Jadi Direktur FAO, Indroyono Soesilo Manfaatkan Jaringan dan Teman
Tanpa terasa sudah setahun Indroyono Soesilo menjadi Direktur Sumberdaya Perikanan & Aquakultur Organisasi Pangan Dunia (Food and Agricultural Organization/FAO), yang berkantor pusat di Roma, Italia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rahmayulis Saleh
Konten Premium