Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Low Tuck Kwong, Terkaya ke-12 di Indonesia, Penyayang Binatang

Bisnis.com, JAKARTA – Anda mengenal pria bernama Low Tuck Kwong? Atau Anda pernah melihat wajahnya sesering melihat wajah Tukul Aruwana di acara Bukan Empat Mata? Namun, Anda jangan terjebak dengan namanya. Ini lantaran, kita selalu menghubungkan

Bisnis.com, JAKARTA – Anda mengenal pria bernama Low Tuck Kwong? Atau Anda pernah melihat wajahnya sesering melihat wajah Tukul Aruwana di acara Bukan Empat Mata? Namun, Anda jangan terjebak dengan namanya. Ini lantaran, kita selalu menghubungkan nama seseorang dengan  asal muasalnya.

Dia adalah orang Indonesia. Tepatnya salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Bahkan di posisi 10 besar.

Asal Anda tahu: 2008, lekaki yang kini berusia 65 tahun dan jarang nongol di media massa  memiliki kekayaan US$214 juta. Berapa kekayaan yang Anda miliki saat itu?

Dengan jumlah kekayaan sebanyak itu, pada 2008, dia menjadi orang terkaya ke-25 di Indonesia.  Pria ini lahir di Singapura. Pada 1972, dia menjadi warga negara Indonesia. Pada 2009, Low Tuck Kwong (foto Unik2Day) , pemilik Bayan Resources, berada di posisi ke-25 versi Forbes.

Jika pada 2008  kekayaannya diperkirakan US$214 juta,  pada 2009  telah menjadi US$1,18 miliar. Kekayaannya bertambah karena saham Bayan Resources naik hingga 474%.

Pada 2010, versi  Globe Asia, Low berada di posisi ke-10. Urutannya saat itu  Budi Hartono US$4,8 miliar,  Eka Tjipta Wijaya US$4 miliar,  Anthony Salim US$3,6 miliar,  Aburizal Bakrie US$3 miliar,  Martua Sitorus US$2,5 miliar,  Putra Sampoerna US$2,4 miliar,  Sukanto Tanato US$1,8 miliar,  Dato Low Tuck Kwong US$1,4 miliar,  Peter Sondakh US$1,3 miliar dan  Eddy William Katuari US$1,3 miliar.

Namun, dari versi majalah Forbes,  dia bercokol di posisi keenam. Urutannya: Michael Hartono US$3,5 miliar, R Budi Hartono  US$3,5 miliar, Martua Sitorus US$3 miliar, Peter Sondakh US$2,2 miliar, Sukanto Tanoto,  US$1,9 Miliar, Low Tuck Kwong US$1,2 Miliar dan Chairul Tanjung US$1 Miliar.

Pada 2011,  Forbes, mengungkapkan, peringkat teratas  kelompok pengusaha Indonesia terkaya adalah Michael dan Budi Hartono dengan kekayaan US$5 miliar. Disusul Low Tuck Kwong (US$3,6 miliar), Martua Sitorus (US$2,7 miliar), Peter Sondakh (US$2,4 miliar), Sri Prakash Lohia (US$2,1 miliar), dan Kiki Bakri (US$2 miliar). Kemudian Sukanto Tanoto (US$1,9 miliar), Edwin Soeryadjaya (US$1,6 miliar), Garibaldi Thohir (US$1,5 miliar), Theodore Rachmat (US$1,3 miliar), Chairul Tanjung (US$1,1 miliar), Murdaya Poo (US$1,1 miliar), dan Benny Subianto (US$1 miliar).

Menurut keterangan Forbes, total kekayaan 14 pengusaha itu mencapai US$27,3 miliar atau sekitar Rp245 triliun dengan kurs (saat itu) Rp9.000 per dolar AS.

Low Tuck Kwong kemudian dinobatkan sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia oleh Forbes. Per Maret 2012, kekayaan bersih Low tercatat mencapai US$3,6 miliar. Naik drastis dari US1,2 miliar  pada Maret 2010.

Siapa Low sejatinya? Dari penelurusan, a.l. dari theedgessingapore.com,  pada 8 Oktober 2010, miliarder Low Tuck Kwong membeli 5,3 juta saham di Manhattan Resources dari  pasar terbuka, meningkatkan sahamnya  menjadi 10,55% dari 9,36%. Sehari sebelumnya, ia telah membeli sekitar  1,8 juta saham. Secara tidak langsung memegang saham 49,57% di penyedia jasa kelautan.

Profil

Status

Nama

Low Tuck Kwong

Kelahiran

Singapura

Nama ayah

David Low Yi Ngo

Usia

66

Status Pernikahan

Nikah

Anak

Dua orang

Posisi

2012: Nomor 9 terkaya di Indonesia

2013: Nomor 12 terkaya di Indonesia


Dia mulai kisahnya dengan bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura, dan pindah ke Indonesia pada 1972. Kemudian merambah ke pertambangan batu bara, dia membeli tambang pertama di Indonesia pada  1997, lima tahun setelah ia menjadi warga negara Indonesia.

Pada  2008, Low mengambil perusahaan batu bara PT Bayan Resources TbK  seharga  US$1,5 miliar. Dia saat itu (2008) memegang saham 13,99% di PT Bayan Resources, menurut Bloomberg.

Low, putra David Low Yi Ngo,  senior di Bayan Resources Group, juga duduk di dewan Manhattan Resources sebagai direktur independen non-eksekutif. Manhattan Resources menyediakan  penyewaan dan jasa pengerukan untuk pertambangan batu bara dan industri minyak dan gas  di Indonesia.

Pada 2010, pendapatan Manhattan Resources naik 53% menjadi US$18,40 juta, tetapi  pendapatan merosot 98%  (US$ 117.000) dari US$6,10 juta pada tahun sebelumnya.

Xu Jian  --Executive Chairman of the Board of Renewable Energy Asia Group Ltd, membeli  satu juta  sahamnya lewat  pasar terbuka pada Oktober 12, menaikkan saham langsung Xu Jian  menjadi 0,81% dari 0,65%. Ini merupakan tambahan empat juta saham yang dia membeli satu hari sebelumnya. Xu juga secara tidak langsung memegang saham 50,47% di perusahaan itu.

Kemudian, dari 1-6 Oktober, Wong  semakin mengurangi sahamnya di perusahaan yang berbasis di Hong Kong, menjual total 5,3 juta saham. Wong memiliki pengalaman lebih dari 33 tahun dalam plastic injection molding.

Namun, pada 2013, versi Forbes, kekayaan bersih Low Tuck Kwong turun US$1,9 miliar pada 2012 karena turunnya harga batu bara sehingga menjatuhkan  saham perusahaan tambang batubara itu, Bayan Resources. Low Tuck Kwong berada di peringkat 8 dari 25 orang terkaya se-Indonesia dengan harta kekayaan yang hampir mencapai US$2 miliar itu atau Rp 19 triliun.

Pada saat yang sama Kalimantan Timur, di mana Bayan beroperasi, sedang mempertimbangkan rencana pembatasan produksi batu bara tahunan dalam upaya untuk mempromosikan energi alternatif dan memotong kembali kerusakan lingkungan akibat  pertambangan batu bara.

Dia bukan hanya lahir di Singapura, yang awalnya  bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya pada  usia 20-an dan pindah ke Indonesia pada 1972.  Dia ternyata seorang penyayang binatang, dia memiliki kebun binatang di Kalimantan dengan puluhan hewan termasuk owa, beruang madu, dan burung merak. Dia merehabilitasi orangutan untuk reintroduksi ke alam liar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper