Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepercayaan terhadap Medical Representatives Rendah

BISNIS.COM, JAKARTA—Praktisi kesehatan menilai medical representative atau MR belum cukup dipercaya sebagai sumber informasi diagnosa, pengobatan, dan kesehatan umum. Selama ini, mereka hanya efektif sebagai penyedia informasi untuk obat baru.

BISNIS.COM, JAKARTA—Praktisi kesehatan menilai medical representative atau MR belum cukup dipercaya sebagai sumber informasi diagnosa, pengobatan, dan kesehatan umum. Selama ini, mereka hanya efektif sebagai penyedia informasi untuk obat baru.

Vice Chairman and Head of Consulting Edelman Indonesia Bambang Chriswanto mengatakan hanya 4% praktisi kesehatan yang menilai MR sebagai sumber informasi terpercaya bagi tren diagnosa penyakit, 3% bagi pengobatan baru, dan 4% untuk informasi kesehatan umum. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan farmasi belum membekali MR dengan latar belakang informias yang cukup mengenai pengobatan penyakit yang ditawarkan.

“Perusahaan farmasi hendaknya lebih memperhatikan pendidikan dan pelatihan pada MR-nya agar bisa lebih efektif dalam berkomunikasi dengan praktisi kesehatan di luar obat baru. Hal ini bisa menjadi peluang mereka untuk meningkatkan penjualan karena dengan informasi yang cukup bisa meningkatkan kepercayaan para dokter untuk menggunakan obatnya,” kata Bambang kepada Bisnis, Kamis (21/3/2013).

Berdasarkan riset Edelman dan Universitas Gadjah Mada, 64% responden menggunakan MR hanya sebagai sumber utama untuk obat baru. Forum ilmiah nampaknya masih dipercaya para praktisi kesehatan sebanyak 78% khususnya bagi informasi baru pengobatan, sedangkan MR hanya 3%. Bahkan internet memiliki angka kepercayaan yang tinggi, yakni 54%.

Survey ini dilakukan pada November-Desember 2012 ini melibatkan 421 praktisi kesehatan dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Sampel dari empat kota ini dipilih karena mempunyai jumlah praktisi kesehatan yang terbanyak di Indonesia.

Seharusnya, MR diberikan pemahaman mengenai sistem pengobatan yang berkembang. Paling tidak mereka mengetahui mengapa perusahaannya menginvestasikan kegiatan riset menyangkut pengobatan tertentu.

MR, lanjutnya, dinilai penting karena seharusnya mereka mempunyai intensitas komunikasi yang tinggi dengan praktisi kesehatan dengan menyuguhkan data dan fakta mengenai pengalaman pasien akan obat. MR perlu dibekali dengan alat bantu komunikasi yang mudah dan interaktif, salah satunya adalah gadget.

Selain itu, perusahaan farmasi juga bisa membuat situs forum kesehatan atau sosial media untuk menjembatani komunikasi antara dokter, MR, dan pasien. Akan lebih bermanfaat bila mampu menyediakan informasi mengenai penyakit degeneratif (yang disebabkan usia) dan manular yang mudah diakses.

Namun, hal ini dibutuhkan komitmen untuk terus mengembangkan saluran digital ini. Perusahaan farmasi harus melibatkan dokter yang bisa melayani konsultasi 24 jam secara berkelanjutan dan dikelola khusus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler