Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis minuman manis masih menjanjikan sampai saat ini. Namun, di tengah penurunan daya beli, meningkatkan biaya operasional, sampai persaingan bisnis yang begitu ketat membuat merek ternama sekali pun bisa tumbang.
Salah satu brand minuman manis yang tengah goyah adalah Teguk, brand teh boba lokal yang lahir pada 2018 itu kini harus menutup ratusan gerainya setelah sempat tumbuh pesat, bahkan hingga melantai di Bursa Efek Indonesia.
PT Platinum Wahab Nusantara, mengakui tengah menghadapi tekanan finansial yang signifikan akibat merosotnya daya beli konsumen dan meningkatnya biaya operasional sejak akhir 2023.
“Kami mengalami dampak operasional (pengaturan bentuk cash-flow) yang sedang berjalan, dan saat ini sedang mengupayakan langkah-langkah pemulihan, termasuk beberapa langkah negosiasi strategis kepada berbagai pihak,” demikian keterangan dari manajemen.
Dia mengatakan sebagai bagian dari upaya efisiensi, perusahaan telah menutup sejumlah gerai di berbagai lokasi.
Para analis menilai kondisi ini sebagai refleksi dari tekanan luas di sektor F&B, yang terdampak perubahan pola konsumsi masyarakat di tengah situasi ekonomi nasional, lonjakan harga bahan baku, serta persaingan yang makin agresif.
Baca Juga
“PT Platinum Wahab Nusantara menghadapi tantangan berat karena ekspansi agresif justru mempengaruhi sistem keuangan dan operasional,” ujar seorang analis dari salah satu sekuritas nasional. Di sisi lain, sejumlah pemegang saham bisa saja mulai kehilangan kepercayaan dan berdampak pada langkah maupun peta jalan pemulihan yang konkret dari manajemen.
Sementara itu, proses penutupan gerai yang merupakan salah satu aspek penting dan konkret dalam hal operasional, terlihat dijalankan dengan cara yang cukup bijak. Walaupun hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen belum memberikan gambaran kepastian mengenai jadwal rilis laporan keuangan maupun rencana jangka panjang untuk menyelamatkan perusahaan dari potensi kejadian ini.
Teguk lahir sebagai merek minuman manis yang lezat namun dengan harga terjangkau. Perusahaan ini menargetkan masyarakat kelas menengah dan menengah ke bawah agar tetap bisa merasakan minuman yang nikmat tanpa perlu membayar mahal.
Dalam waktu satu tahun setelah dibuka, Teguk berhasil membuka 120 gerai di berbagai lokasi. Perusahaannya kian berkembang hingga pada 10 Juli 2023, pada penawaran saham perdananya, terungkap bahwa Teguk memiliki total 145 gerai.
Perseroan memiliki 145 gerai dengan 143 milik perseroan dan 2 dari kemitraan. Tak hanya di Indonesia, seluruh gerai tersebar di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga ke New York Amerika Serikat.
Namun, pada Desember 2024, Teguk melaporkan tinggal menyisakan 35 gerai. Apa alasannya?
Pada laporan paparan publik per 30 Desember 2024, Teguk menyisakan 26 gerai, 8 island, dan 1 gerai internasional di New York.
Hal itu disebabkan antara lain karena kondisi pasar, di mana dinamia pasar menekan kelompok menengah ke bawah yang merupakan target pasar utama bagi emiten berkode saham TGUK itu.
"Daya beli masyarakat sangat rendah, penurunan ini sudah dirasakan di kuartal I hingga kuartal III [2024] dan konsumen sekarang juga merasakan membeli online jadi lebih mahal. Tantangan tersebut membuat mereka lebih mengutamakan untuk membeli kebutuhan pokok," jelas manajemen, dikutip Kamis (15/5/2025).
Dengan tantangan tersebut, Teguk harus melakukan efisiensi dengan cara menutup sebagian besar gerainya.
Tak hanya itu, perseroan juga mengurangi biaya operasional hingga 68,9%, dan mengurangi jumlah karyawan dari sebanya 628 orang pada Desember 2023 menjadi hanya 88 orang per Oktober 2024.
Lantas apa langkah dan rencana Teguk tahun ini?
Dengan harapan bisa kembali membukukan pertumbuhan, pada 2025 Teguk akan memaksimalkan gerai dan island yang masih beroperasi untuk dibuka di area publik seperti hotel, dekat restoran, sekolah, dan transportasi umum, serta memaksimalkan gerai di luar negeri seperti Australia dan Amerika dengan membuka kesempatan menjadi franchise, buka di Hawker, atau membuka kedai es krim berjalan.
Teguk juga berencana membuka gerai baru di tempat-tempat yang belum pernah dijamah, terutama di Jawa Tengah, dan Jawa Timur.