Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok di Balik Teguk yang Tutup Ratusan Gerai Terimbas Pelemahan Daya Beli

Sosok Najib Wahab di baik Teguk yang kini menutup ratusan gerainya setelah IPO, terhimpit penurunan daya beli.
Teguk Indonesia/sesame
Teguk Indonesia/sesame

Bisnis.com, JAKARTA - Ketika usaha tak semanis dan sesegar dagangannya, emiten minuman Teguk, dilaporkan harus menutup ratusan gerainya setelah melakukan IPO. 

Pada Juli 2023, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) resmi mencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan harga per saham Rp110, Teguk meraih dana segar Rp117,8 miliar.

Namun, Teguk justru melaporkan menutup ratusan gerai sepanjang 2024. 

Dari total 145 gerai yang ada baik tersebar di Indonesia, tepatnya di wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat dan juga di New York, AS, kini hanya tesisa 35 gerai per Februari 2025. 

Penurunan penjualan imbas penurunan daya beli konsumen, tekanan arus kas, sampai meningkatnya biaya operasional menjadi alasan Teguk harus menghadapi tekanan finansial yang signifikan. 

Sosok di Balik Berdirinya Teguk

Di balik hadirnya Teguk, ada pengusaha asal Bandung, Najib Wahab Mauluddin yang sudah dikenal di bidang F&B.

Sebelum membangun bisnisnya sendiri, dia merantau ke Jakarta pada 2006 dan bekerja beberapa perusahaan, mulai dari di ASTRA Group sampai 2008. 

Dia kemudian memutuskan pindah bekerja di industri minyak dan gas di perusahaan Medco selama empat tahun hingga 2012. 

Namun, sejak 2009, setelah menikah dirinya mulai memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja sambil berbisnis.

Lalu, demi mendapatkan peluang karier yang lebih baik, akhirnya pada 2013, Najib kembali berpindah kerja ke perusahaan Holcim dan pada 2014, pria kelahiran Bandung itu pindah ke Pertamina

Meski bekerja di sejumlah perusahaan besar seperti itu, passion Najib untuk berbisnis tetap besar. 

Pada 2014 menjadi titik balik dalam karier Najib, di mana dia memutuskan untuk keluar dari Pertamina dan meninggalkan pekerjaannya yang sudah mapan. 

Untuk memulainya, dia memutuskan untuk terjun ke bisnis makanan dan minuman (F&B). Produk pertama yang dijualnya adalah Cireng Salju. Dia membentuk PT Bonju Indonesia Mas, dan menjadi produsen sejumlah makanan beku. 

Produk cireng yang dia tawarkan pun menjadi sangat populer. Dia menyebut omzetnya juga sangat luar biasa, hingga mencapai Rp250 juta per hari. 

Keberhasilan ini memperkuat keyakinan Najib untuk bisa memperluas jangkauan bisnisnya

Sembari menjalani bisnis makanan beku, dia pun mulai terlibat dalam bisnis logistik pada 2014 dengan mendirikan PT Emnindo Jaya Abadi untuk mendukung industri semen dengan menyediakan layanan truk dan alat berat. 

Lalu, selang dua tahun kemudian, Najib kembali mendirikan PT Moto Energy Indonesia, perusahaan swasta yang bergerak dalam perdagangan dan distribusi bahan bakar diesel. 

Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Kalimantan Utara dan kantor perwakilan di Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan Utara.

Berselang tiga tahun kemudian, pada 2017, Najib membangun Trans Energy Nusantara sebagai pengembangan dari bisnis Moto Energy berbekal ilmu dari pekerjaannya sebelumnya. Perusahaan ini fokus pada pengembangan energi seperti LNG dan LPG. 

Setelah lama menyelami logistik dan industri, pada 2018 dia pun mulai melihat potensi di bisnis minuman kekinian. 

Dengan merebaknya fenomena minuman boba, terutama bagi kalangan muda, mulai dari milenial hingga generasi Z, dan minat dari masyarakat kelas bawah hingga atas, membuat dia memutuskan untuk membuka bisnis minuman manis, TEGUK. 

Bisnis minuman manis dengan harga yang sangat terjangkau itu berawal dari keinginannya agar masyarakat di kelas bawah bisa merasakan minuman mewah dan enak tanpa perlu membayar mahal. 

Dalam waktu satu tahun, dia berhasil membuka 120 gerai TEGUK di berbagai lokasi. 

Sayangnya, ketenaran TEGUK mulai meredup di tengah pelemahan daya beli masyarakat, membuat emiten ini terpaksa menyisakan puluhan gerai untuk bisa tetap beroperasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper