Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan mewah induk Louis Vuitton disalip oleh Hermès sebagai merek barang mewah paling bernilai di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Posisinya tersalip setelah saham konglomerat barang mewah Prancis LVMH anjlok pada Selasa (15/4/2025) imbas dari laporan penurunan penjualan.
Kepala Keuangan LVMH mengatakan pada Senin bahwa "klien aspiratifnya" dapat terpengaruh oleh tarif pemerintahan Trump.
Saham konglomerat mewah Prancis LVMH anjlok pada Selasa setelah perusahaan melaporkan penurunan penjualan, dan induk Louis Vuitton kehilangan gelarnya sebagai merek mewah paling berharga di dunia.
Dengan penurunan saham hampir 8% di Eropa pada Selasa, pesaing mewahnya, Hermès, justru naik 0,2%, membawa Hermès melampaui LVMH sebagai merek mewah paling berharga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Hermès memiliki kapitalisasi pasar sekitar 246,4 miliar euro (US$280 miliar), sementara kapitalisasi pasar LVMH sekarang sedikit di bawah itu yaitu 244,1 miliar euro, berdasarkan perhitungan menggunakan data FactSet.
Saham LVMH telah kehilangan hampir seperempat nilainya sejak awal tahun, sementara saham Hermès naik lebih dari 1%.
Perusahaan induk Louis Vuitton, Tiffany, dan puluhan merek kelas atas lainnya mengatakan pada Senin bahwa pendapatan kuartal pertamanya turun sekitar 2% dari tahun ke tahun.
CFO LVMH Cécile Cabanis mengatakan bahwa perusahaan terus menghadapi ketidakpastian makro dan kurangnya visibilitas pada faktor-faktor eksternal pada kuartal terakhir tahun lalu, dan menyatakan bahwa meskipun perusahaan belum melihat perubahan besar dalam tren dari tarif, perusahaan tersebut bisa saja melakukannya.
Sosok di Balik Hermes
Kesuksesan Hermes saat ini, di tengah ketidakpastian ekonomi global, tak lepas dari peran pimpinannya, Axel Dumas, CEO Hermès yang merupakan keturunan keluarga generasi keenam yang mendirikan rumah mode tersebut.
Lahir pada tahun 1970, Axel Dumas adalah cicit dari Émile Hermès dan anggota generasi keenam dari keluarga yang mendirikan perusahaan tersebut, yang didirikan oleh Thierry Hermès pada 1837.
Dia merupakan lulusan Sciences Po Paris dan Harvard Business School (AMP), dan juga memegang gelar Magister Hukum dan gelar Sarjana Filsafat.
Setelah delapan tahun bekerja di Paribas di Beijing dan New York, dia bergabung dengan perusahaan keluarga tersebut pada 2003.
Di Herme, dia berturut-turut menduduki jabatan auditor di departemen keuangan, Direktur Ritel untuk Prancis, Direktur Pelaksana Hermès Bijouterie (2006), kemudian di perusahaan Leather Goods-Saddlery (2008) dan kepala operasi (2011), sebelum diangkat menjadi CEO Hermès International pada 2013.
Mengutip New York Post, mesipun kekayaannya tak terbuka dan dilaporkan, keluarga Hermès-Dumas diperkirakan memiliki kekayan sebesar US$170,6 miliar.
Di bawah kepemimpinan Axel Dumas, Hermès masih sanggup mencatatkan pertumbuhan di tengah penurunan permintaan barang mewah dan ketidakpastian ekonomi.
Hermès menyampaikan laporan keuangan pada 2024 yang menunjukkan penjualan yang lebih baik dari perkiraan.
Grup barang mewah Prancis itu mencatatkan penjualan mencapai US$4,1 miliar selama kuartal keempat. Selain itu, Hermès memperoleh pendapatan sebesar US$15,9 miliar tahun lalu.
Sebagai respons dari berkah tersebut, karyawan Hermès bahkan bisaa mendapatkan bonus sebesar 4.500 euro atau sekitar US$4.723 atau hampir Rp80 juta. Saat ini, ada lebih dari 25.000 staf di Hermès.
Hal ini sesuai dengan komitmen Hermès sebagai pemberi kerja yang bertanggung jawab dan keinginannya untuk berbagi hasil pertumbuhan dengan semua orang yang berkontribusi setiap hari.
"Hermès akan memberikan bonus sebesar 4.500 euro kepada semua karyawannya di seluruh dunia pada awal tahun hingga akhir 2024," kata laporan tersebut.
Hermès telah memiliki kebiasaan memberikan bonus akhir tahun kepada karyawannya, tetapi jumlahnya terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Perusahaan menawarkan bonus sebesar 1.250 euro atau sekitar Rp22 juta setelah hasil keuangan pada 2020. Kemudian perusahaan memberikan bonus sebesar 3.000 euro atau sekitar Rp53 juta pada tahun berikutnya.